Seoul, Korea Selatan, 17 Februari
Shou membuka mata perlahan, dia menguap sambil mengusap matanya dan bangun duduk. Rambutnya berantakan, meskipun berantakan, dia masih terlihat begitu imut. Lalu melihat sekitar sambil memanggil pelan. "Ahjussi?..."
Tapi Tuan Beom tak ada di kamar nya. Lalu ia keluar dari tempat tidur dan masuk ke kamar mandi. "(Ahjussi... Apa dia pergi tadi malam... Itu berarti... Dia tidak tidur dengan ku...)" Shou agak kecewa. Dia lalu menatap bawah memegang perutnya. "(... Aku masih datang bulan... Pastinya dia tidak mau tidur dengan ku... Kenapa aku berpikir begini... Sudah jelas dia tidak mau mengganggu ku.)"
Lalu dia selesai mandi dan berjalan ke dapur. "(Sepertinya hari ini aku ingin memasak saja,)" pikirnya hingga ia memakai apron dan mulai membuat masakan, karena di lemari es banyak sekali bahan bahan makanan yang harus di buat.
Tak lama kemudian, Shou selesai. Dia menatap dengan senang makanan yang terlihat enak yang ia buat. "Ah, aku jadi lapar... Tapi... Aku ingin mengajak Ahjussi sarapan... Kira kira apakah dia sibuk?" ia menatap jam dinding yang menunjukan pukul setengah 7.
Tapi kemudian, ada yang mengetuk pintu apartemen Shou. "(Mengetuk pintu? Hanya Ahjussi yang melakukan itu,)" Shou langsung senang dan berjalan ke pintu, dia langsung membuka pintu.
Dan rupanya memang benar, itu adalah Tuan Beom. Dengan bentuk tubuh yang masih sama, sangat tinggi dan begitu dominan, tatapan datar menghiasi hal itu.
"Ahjussi! (Aku benar benar senang Ahjussi ada di sini... Sangat,)" Shou menatap senang. Tuan Beom hanya membalas dengan senyuman kecil.
"Ahjussi, kenapa tadi malam pergi?" Shou menatap kecewa.
Lalu Tuan Beom menundukan badan dan langsung menggendong Shou di dada membuat Shou terkejut. "Maaf Shou, tapi... Memang sudah seharusnya menyiapkan kepergian ku," tatap nya
". . . (Ah benar... Ahjussi akan pergi 2 hari lagi...)" Shou menjadi tambah memasang wajah kecewa membuat Tuan Beom terdiam.
Tapi ia mencium bawah mata Shou. "Aku mencium aroma yang harum di sini," kata dia.
"Ah, aku sedang menyiapkan sarapan, bagaimana jika Ahjussi sarapan bersama ku," Shou menatap.
"Tentu, jika itu membuat mu kembali senang begitu," balas Tuan Beom menutup pintu dan berjalan ke dapur sambil membawa Shou. Shou yang mendengar kalimat tadi menjadi berwajah sangat merah.
"Ahjussi... Apa ini baik baik saja jika anda kemari, apa anda tak punya pekerjaan?" Shou menatap.
Tuan Beom terdiam sebentar, ia mengingat sesuatu. Sebelumnya, pagi pagi buta dia memang ada di gedung pertemuan, ada Cha di sana.
"Hei, Beom Geunwo? Aku bicara padamu, kau harus menyelesaikan hal ini, Tuan Nakana sudah ada di sini, tapi entah kenapa dia malah kembali lagi ke Jepang," tatap Cha sambil mengikutinya.
". . . Itu lebih baik karena aku yang akan menyusulnya ke sana."
"Tapi bagaimana dengan hal ini, kau mau kemana, hei!" Cha berteriak, dia sendiri berhenti berjalan tapi Tuan Beom tidak mendengarkan dan berjalan dengan langkah kaki nya yang besar.
"Cih, dasar pria aneh..." Cha menatap kesal lalu dia berbalik dan berjalan kembali ke tempatnya tadi.
--
". . . Aku bisa menyelesaikan pekerjaan ku nanti," balas Tuan Beom pada Shou yang bertanya tadi.
"Kalau begitu, apa Ahjussi mau mengantar ku nanti? Ke kampus," Shou menatap.
". . . Baiklah... Tentu, mobilnya sudah ada,"
"Tidak, tidak," Shou langsung menyela membuat suasana terdiam. "Ma... Maksud ku... Aku ingin kita berjalan kaki, berjalan bersama hehe," Shou menatap.
". . . Kalau begitu, baiklah," Tuan Beom mengangguk pelan meskipun dengan wajah datarnya.
"(Akhirnya, aku benar benar sangat senang... Ahjussi mau berjalan bersama ku ke kampus...)" Shou berwajah sangat senang.
"Shou," Tuan Beom tiba tiba menjadi memanggil.
"Ya?" Shou menatap.
". . . Soal tadi malam, kau masih baik baik saja?" Tuan Beom menatap.
". . . Maksud anda... Soal pria kemarin yang mengaku sebagai aku putri nya?"
". . . Itu menang ayah mu."
"Tapi... Jika Ahjussi tahu bahwa dia ayah ku, kenapa tidak memberitahu ku dari dulu?" Shou mengatakan nya tanpa menoleh karena dia fokus pada makanan nya.
". . . Terlalu berisiko jika aku memberitahu mu tanpa melihat waktu, karena takdir sudah menentukan bahwa dia yang cocok memberitahu mu bahwa ayah mu masih ada, lihat saja penampilan nya, kau mungkin tak bisa berpikir ayah mu berakhir begitu," kata Tuan Beom.
"Yeah, aku tahu itu..." Shou hanya membalas begitu membuat Tuan Beom terdiam.
". . . Shou, katakan saja padaku, apa yang kau rasakan?" tatapnya.
Shou terdiam sebentar dan menoleh. "Ini baik baik saja... Selagi kediaman aman, aku juga tak akan peduli pada Ayah yang sekarang... Karena dari awal... Dia juga sudah tidak menginginkan ku... Jika aku bisa meminta sesuatu pada Ahjussi, aku mungkin ingin Anda menyelesaikan urusan dengan nya dan menjelaskan bahwa tak perlu masuk kediaman lagi," kata Shou, dia tadi menoleh dengan senyum lembut membuat Tuan Beom kembali terdiam.
Hingga ketika selesai makan. Shou mencuci piring dan Tuan Beom masih duduk di meja makan, dia melihat sekitar dan kebetulan melihat kucing Shou yang sedang tidur di sofa, bahkan dia sangat pulas sampai tak mau bangun.
"Shou..."
"Ya?" Shou langsung menoleh.
". . . Apa kau ingin memiliki bayi?" tanya Tuan Beom, seketika Shou terkejut, karena hal itu membuatnya tak sengaja menyenggol selang kran membuat air kran membesar dan langsung mengenai nya. "Ahh!" dia terkejut dan mencoba mematikan kran hingga pada akhirnya dia sendiri basah.
Tuan Beom terdiam melihat itu.
". . . (Apa yang baru saja terjadi...?! Ahjussi mengatakan kata itu dan itu membuat ku salah tingkah begini?!!) Ap... Apa maksud Ahjussi!" Shou langsung berteriak ke belakang tapi ia terkejut karena Tuan Beom ada di belakang nya tepat dan langsung memojok Shou membuat Shou terdiam kaku dengan baju yang basah.
"Shou, katakan padaku.... Apa kau suka bayi?" Tuan Beom menatap, dia mengancam dengan wajah datarnya.
"(Ap... Apa yang harus aku lakukan...)" Shou benar benar gemetar.
Lalu tiba tiba ia merasakan tangan Tuan Beom memegang punggung nya membuat nya terkejut.
Seketika Tuan Beom memegang kedua punggung Shou dan mengangkatnya ke atas membuat Shou terpaku.
Tuan Beom seperti mengangkat bayi saja, lalu dia berjalan ke kamar mandi dan menarik semua baju Shou hingga lepas.
"A!! Apa yang anda lakukan!?" Shou menutupi dada nya.
"Baju mu basah bukan, kau tidak mungkin memakainya hingga ke kampus."
"Ahh, ya tidak begini juga, anda hari keluar! Aku benar benar malu!"
"Shou, bagian mana memang nya yang belum aku lihat dari mu," Tuan Beom menatap, seketika Shou terkejut kaku.
Tapi ia menggeleng. "Ini tetap saja... Anda harus menunggu di luar!" Shou berteriak.
Hingga tak lama kemudian, Shou keluar dari kamar nya. "Ha... (Itu tadi benar benar sangat menegangkan,)" ia menghela napas panjang lalu melihat Tuan Beom yang duduk di sofa dengan Kucing Shou, yakni Empa duduk di satu kaki Tuan Beom. Mereka saling menatap.
"(Sepertinya Empa memang suka padanya,)" pikir Shou lalu dia mendekat.
"Ahjussi... Aku... Sudah siap," Shou menatap.
". . . Baiklah, kalau begitu bisa kita berangkat?" Tuan Beom menatap lalu Shou mengangguk.
Tak lama kemudian, tepatnya di jalan yang tidak terlalu ramai. Shou berjalan mengikuti Tuan Beom yang melihat sekitar, tapi ia menoleh ke Shou dan berhenti berjalan. "Apa yang kau lakukan?" tatapnya.
Shou terdiam bingung. "E... Berjalan?"
Tuan Beom terdiam membuat Shou juga terdiam, benar benar situasi yang aneh.
"Um.... Apa Ahjussi menginginkan sesuatu?" Shou menatap bingung.
Lalu Tuan Beom mengulur tangan. "Pegang tangan ku ketika kau berjalan, agar jalan kita sepadan, ini bukan seperti aku memimpin jalan," kata Tuan Beom.
Shou langsung kembali berwajah merah, dan dengan gemetar akan menerima tangan Tuan Beom tapi suasana tiba tiba terhenti ketika ada suara bayi yang sangat keras membuat mereka berdua menoleh ke sisi lain.
Tepatnya sekarang wanita sedang kesusahan menggendong bayi yang rewel. Shou terdiam menatap itu tapi di sini, Tuan Beom menatap tangan Shou yang dari tadi belum menyentuh tangan nya.
Hingga akhirnya dia terdiam karena Shou menarik tangan nya tak jadi memegang tangan Tuan Beom karena dia berjalan ke bayi itu. "Shou?" Tuan Beom terdiam di tinggal.
Shou berjalan ke wanita itu, dia menatap bayi itu. Bayi itu masih menangis tapi ia terdiam dan tangisan nya menjadi pelan ketika melihat Shou.
Shou terkejut karena bayi itu menatapnya lama. "Eh...?" Semua orang yang ada di sana terdiam.
"Wah, terima kasih, kamu membuat nya berhenti menangis," tatap wanita itu.
"Ah... Em... Halo..." Shou menyapa bayi itu.
Tuan Beom yang melihatnya dari jauh menjadi terdiam menatap itu. Dia seperti tak percaya bahwa Shou menenangkan bayi itu hanya menatap wajahnya.
"Gugu..." bayi itu mengulurkan kedua tangan membuat Shou bingung.
"Ah, seperti nya dia ingin di bawa olehmu, apa kamu tidak keberatan?" wanita itu menatap.
"Eh, benarkah? Bisa bisa!! Aku ingin membawanya," Shou langsung bersemangat dan menggendong bayi itu.
"Ah.... Lucu banget..." Shou menatap gemas.
Dia lalu menoleh ke Tuan Beom yang ada di kejauhan. "Ahjussi!" dia langsung memanggil. "Lihat ini, aku punya bayi!" Shou menatap senang.
Tuan Beom masih terdiam dengan wajah datar.
"Gugu..." Bayi itu menatap Shou dengan manis.
"Anu, apa ini bayi anda?" Shou menatap wanita itu.
"Oh bukan, ini bayi kakak ku, dia memintaku untuk menjaga nya, aku agak sangat kerepotan," kata wanita itu.
"Ah begitu, pasti sangat melelahkan," Shou menatap bayi itu, tapi mendadak bayi itu tertawa melihat wajah Shou membuat Shou terkejut berwajah merah.
"Hehe... Kita baru saja bertemu, kenapa kamu begitu menyukai ku," Shou menatap.
Sementara Tuan Beom terdiam. Dia menatap Shou dengan tatapan datar tapi juga masih dengan perasaan tidak percaya.
Lalu dia melihat sesuatu di rambut Shou. Bayangan ataupun imajinasi bahwa di rambut Shou banyak kelopak sakura mendarat di rambutnya, itu hanya bayangan nya semata bahwa dia menganggap nya sesuatu.
"(Aku benar benar melihat gadis Sakura yang sebenarnya...)"