"Bagaimana dengan hari mu?" tanya Tuan Beom sambil mengemudi.
"Yeah, ini sangat baik, semuanya berjalan sangat baik dan begitu baik sekali..."
"Apakah hari ini sama seperti hari sebelum kau bertemu dengan ku, Shou?" tatap Tuan Beom.
Mendengar itu, Shou menjadi terdiam. "(Apa yang Ahjussi katakan...?) Um... Mungkin iya... Ta, tapi jangan salah paham dulu.... Um... Ini lebih seperti dikatakan dunia ku berpindah dan menjadi ke sudut pandang Ahjussi... Aku senang jika harus Ahjussi yang membuat ku tersenyum," tatap Shou dengan senyum manis dan wajah ceria nya.
Tuan Beom terdiam, dia malah menatap arah lain. "Kau mungkin harus lebih memilih sesuatu yang berharga untuk mu... Apakah pernah terlintas di pikiran mu bahwa... Ini semua bukan jaminan kau bisa bersama ku?" Tuan Beom menatap.
". . . Sebenarnya... Aku juga berpikir begitu, aku masih belum sepenuh nya percaya pada Ahjussi... Tapi, apakah Ahjussi ingat ketika Anda meninggalkan ku selama 20 hari itu, aku masih menunggu kabar anda dan memastikan bahwa anda akan tetap bertemu dengan ku, apakah di saat itu anda berpikir aku sudah melupakan Ahjussi?" Shou menatap.
". . . Tidak yakin... Aku berpikir, Shou menghubungi ku sangat banyak sebelum ponsel ku benar benar rusak, dan aku masih berharap kau menghubungi ku lagi, dari sana mungkin adalah awal dari kesalah pahaman, tidak... Ini kesalahan ku," kata Tuan Beom membuat Shou kembali terdiam.
"(Ahjussi benar benar menyangkut kan hal itu.... Dia masih saja ingat soal hal itu....) Ini tidak apa apa, aku mengerti itu, pekerjaan Ahjussi mungkin bisa saja membatasi ini," kata Shou.
"(Ini memang terlalu membatasi,)" Tuan Beom memasang wajah kesal.
Shou yang melihat itu, ia menatap wajah kesal Ahjussi. "(Rupanya Ahjussi juga kesal akan pekerjaan nya... Ini memang agak aneh... Setiap kali ponselnya berbunyi karena pekerjaan yang memanggil, dia pasti memasang wajah kesal dan mengangkat itu... Meskipun dia kesal, dia bahkan tetap mengangkat ponselnya... Apa ini karena ponsel itu berbunyi di saat posisi kita sedang berdua? Jika Ahjussi berpikir ponselnya mengganggu, dia seharusnya meninggalkan nya di tempat yang agak jauh agar dia tidak mendengar suaranya,)" pikir Shou.
Tapi tiba tiba Tuan Beom memanggilnya. "Shou."
"Ah, iya?" Shou langsung menatap.
"Kau tidak punya kegiatan apapun bukan malam ini?" Tuan Beom menatap.
"Um... Sepertinya begitu, apa ada sesuatu? (Rasanya memang agak lelah, ini mungkin karena aku masih datang bulan dan aku seharusnya mengganti pembalut sekarang... Pinggang ku juga agak pegal, tapi untungnya tidak sepegal bukan kemarin.) Apakah ada sesuatu?" Shou menatap, meskipun dia penasaran, tapi dia khawatir akan kondisi kewanitaan nya saat ini.
"Aku akan membawamu ke tempat... Lain..."
"Um... Hari ini masih sore, apa tidak apa apa?" Shou menatap.
"Ini baik baik saja, bagaimana dengan mu? Kau baik baik saja dengan waktu ini?"
"Um... Kupikir begitu," balas Shou.
Tak lama kemudian, mereka sampai di pelabuhan. Mobil mereka terparkir dekat banyak nya cargo. Pelabuhan itu tempat untuk cargo barang yang akan di kirim maupun di ambil dari berbeda pulau dengan menggunakan kapal, tidak ada kapal umum maupun pribadi di sini.
Hanya ada banyaknya kapal.
"Um... Ahjussi.... Anda membawaku kemari?" Shou menatap bingung. Dia menatap Tuan Beom yang berdiri agak jauh memandang langit di bagian lain pelabuhan itu. Tempat yang mereka pijak itu juga tidak terlihat ada siapapun.
"Kemarilah," kata Tuan Beom. Lalu Shou berjalan mendekat dan ikut melihat ke laut.
"Wah.... Apakah itu...." Shou menjadi memasang wajah terkesan, itu karena air laut yang bergerak menjadi memancarkan cahaya biru. Pantulan itu juga terjadi di bulan.
Air itu menjadi bercahaya, mungkin karena partikel partikel hidup yang ada di sana.
"Itu sangat indah... Kenapa tidak jadi tempat wisata saja," Shou menatap masih terkesan.
Tuan Beom yang mendengar Shou terkesan menjadi tersenyum kecil sendiri sambil mengambil koreknya.
"Ahjussi..." Shou memanggil ketika Tuan Beom sudah selesai menyalakan rokoknya dan ada di bibirnya sekarang.
"Um.... Kenapa Ahjussi tahu pemandangan yang seperti ini? Apakah Ahjussi memang suka melihat pemandangan yang begini atau... Hanya sebatas membawaku untuk ikut melihat?"
Mendengar hal itu, Tuan Beom terdiam sejenak. Rokoknya masih ada di bibirnya dan perlahan akan rapuh diterpa angin.
Lalu tangan nya mengambil rokok itu dan ia menghela napas rokoknya. ". . . Ini bukan sesuatu yang tidak biasa.... Banyak gadis seperti mu yang suka hal ini," kata Tuan Beom. Itu adalah kalimat keduanya setelah dia mengatakan Shou sama seperti yang dilihatnya pada seumuran Shou di kawasan apartemen.
Di saat itu juga Shou terdiam kaku dan menurunkan senyumnya. ". . . Banyak.... Gadis... Seperti ku...?"
Tuan Beom menatap ke arahnya dan kini dia melihat Shou mengepal tangan dengan gemetar. "Apa ini.... Artinya, Ahjussi juga bertemu dengan banyak gadis itu... Apakah ini artinya Ahjussi jalan bersama mereka?!" Shou menatap, dia menengadah dengan kesal.
Dia benar benar merubah suaranya dengan tiba tiba. Hal itu membuat Tuan Beom terdiam mendengar itu.
"Ahjussi... Anda boleh bersama dengan orang lain, itupun karena aku tidak tahu Anda sedang apa, dengan siapa dan bersama siapa... Tapi, apakah anda perlu membicarakan mereka di depan ku ini? Sudah banyak asumsi bahwa anda memang banyak sekali berhubungan dengan wanita, tapi... Anda bilang gadis sepertiku, memang tidak ada yang lain nya tapi kenapa Anda bilang begitu...." tatap Shou, mendadak air mata mengalir.
"Hiks.... Aku benar benar tak tahu lagi.... Aku benar benar kembali seperti dulu.... Hampir tidak mempercayai Anda sama sekali.... Maafkan aku.... Hiks.... Sikap ku memang sangat sulit dimengerti.... Maafkan aku," Shou terisak, dia mengusap air matanya dengan acakan.
Bahkan Tuan Beom masih terdiam. "(Alasan seperti itu.... Sebenarnya, hanya kujadikan bahan alasan yang tidak sama sekali benar... Aku tahu apa yang di cari Shou... Itu karena pemikiran ku sendiri, aku tak pernah membawa wanita menikmati hal berdua seperti ini... Tapi sepertinya alasan ku salah menjadikan kalimat gadis untuknya... Aku memang belum pernah bertemu dengan seorang gadis dan alasan ku sudah jelas salah,)" pikir Tuan Beom. Jadi di sini, ketika dia menjawab pertanyaan Shou soal kenapa dia tahu pemandangan yang seperti itu.
Dia menjawab hal yang tidak benar, dia tahu sendiri apa yang disukai Shou hanya saja dia tak mau bilang begitu, entah karena apa.
"Shou... Aku yang minta maaf," kata Tuan Beom.
Tapi Shou membuang wajah, dia masih mengalirkan air mata dan Tuan Beom hanya melihat pipi Shou teraliri air mata itu.
"Aku mengatakan hal salah..." tatap Tuan Beom.
". . . Yeah.... Anda selalu salah," Shou menatap tajam dan itu membuat Tuan Beom agak terdiam kaku.
Shou kembali melirik ke air laut. "(Kenapa aku bersikap begini pada nya.... Aku malah membuat nya semakin tidak suka aku.... Ahjussi akan kesal pada sikap ku yang aku buat ini, sikap ku ini memang juga tidak aku percayai,)" ia kecewa pada dirinya sendiri.
"Shou... Jika aku melakukan kesalahan dalam hal ini, beritahu aku kesalahan ku dimana... Aku belum pernah melakukan hal ini sebelumnya...." kata Tuan Beom.
"(Kenapa bilang begitu.... Bukankah Ahjussi tahu letak kesalahan Anda... Tapi mungkin... Ahjussi tidak tahu lebih detail bagaimana caranya menghilangkan kesalahan nya.) Anda tidak pernah melakukan nya? Lalu kenapa Anda tadi bilang melihat gadis gadis-
"Itu hanyalah perumpamaan, ketika kau dulu bertanya pada ku apakah kau cengeng, aku menjawab banyak yang seumuran mu wajar menangis... Aku hanya melihat mereka, bukan berarti aku memperlakukan sama seperti mu.... Dan sekarang, tidak perlu aku beri tahu lebih lanjut soal ini bukan," Tuan Beom menatap.
"Tapi aku benar benar tidak percaya..." Shou menatap dengan keras kepala.
Tuan Beom kembali terdiam. "Kau gadis yang harus membuat ku belajar lebih dalam soal dan tentang mu.... Ini bukan berarti kau harus sama seperti yang aku pikirkan, kau berbeda dari yang lain nya, lebih istimewa dari pada bunga sakura yang turun di kepalamu... Perkataan ku tadi benar benar salah, aku tidak akan mengulanginya..."
". . . Meskipun begitu... Apakah Ahjussi memang benar pernah melakukan hubungan dengan wanita?" Shou menatap.
Tuan Beom menjadi terdiam, dia menjatuhkan rokoknya dan menginjaknya. "Lebih baik kita pulang," dia berjalan duluan membuat Shou terdiam.
Shou terkejut ketika Tuan Beom berjalan. "Anu..... Ahjussi!" ia memanggil membuat Tuan Beom terdiam dan menoleh sedikit.
". . . Maafkan aku.... Apakah anda marah?" Shou menatap.
Tapi Tuan Beom malah melanjutkan jalan nya membuat Shou kecewa. "(Apa yang telah aku katakan.... Ternyata memang benar.... Perkataan ku dengan Ahjussi memang tidak pernah sekalipun nyambung di saat yang begini.)"
Tuan Beom membuka pintu tapi ia terdiam dan melihat di depan, Shou bahkan masih berdiri di tempatnya.
Dia menatap bawah dengan rambut terurai nya yang tertera angin kencang dari tadi, kedua tangan nya meremas baju bawahnya.
Tuan Beom menatap sekitar. "(Aku melakukan sesuatu yang telah membuat nya bersikap begitu... Terkadang, aku lebih suka jika dia harus terpaksa bersifat seperti itu....)" ia memilih menutup pintunya dan kembali berjalan ke Shou yang masih terdiam.
Shou mendengar tepakan kaki Tuan Beom dan menoleh. Ia menengadah dan di saat itu juga Tuan Beom memegang kepala Shou. "Jika kau masih ragu dalam hal ini... Kau bisa memintaku melakukan apapun agar aku tahu bagaimana harus membuat mu tersenyum," kata Tuan Beom dengan wajah datarnya membuat Shou masih terdiam.
"(Kenapa Anda tidak pergi saja.... Kenapa Anda tidak tinggalkan aku saja.... Anda benar benar memilih untuk kembali ke sini dan membujuk ku dengan cara yang seperti itu....)" Shou menggigit lidahnya sendiri dan kembali terisak.
"Hiks.... Maafkan aku."
". . . Sekarang kau mulai membuat ku terlihat seperti pria yang brengsek karena membuat mu menangis," tatap Tuan Beom, ia membungkukan badan nya dan memegang pinggang Shou, ia mencium bibir Shou dan di saat itu juga menggendong Shou dengan satu tangan nya.
"Ah.... Ahjussi.... Turunkan aku," Shou menatap panik dengan air matanya yang masih mengalir kemana mana.