Seoul, Korea Selatan, 16 Februari
"Hm~hm~ Ini benar benar hari yang cerah," gumam Shou, dia memasukan barang nya untuk ke kampus dan membawa tas ransel nya di punggung.
Ia kebetulan menatap Empa yang ada di bawahnya sedang mengeluhkan tubuh nya ke kaki Shou.
"Empa, aku akan kembali nanti malam, sampai jumpa," Shou mengelus nya lalu berjalan pergi.
Ketika keluar dari apartemen, Tuan Beom mengirim pesan di ponsel nya yang ia bawa di tangan.
-Shou, kau sudah bangun?-
"Ehehe... Anda benar benar selalu bertanya begini."
-Yup, aku sudah bangun dan akan ke kampus, bagaimana dengan Ahjussi?-
-Tidak yakin, hanya menunggu mu pulang kampus-
-Eh, tapi apa anda tak punya pekerjaan?-
-Mungkin ada, biarkan aku tahu kau pulang jam berapa-
-Mungkin setelah aku selesai bekerja, nanti malam-
-Baiklah, aku akan menjemput mu nanti-
"Haiz... Ahjussi benar benar membuat ku harus menerima semua kebaikan nya," gumam Shou sambil menghela napas panjang dan ia berjalan ke kampus.
Hingga sampai di sana, kebetulan ada seseorang yang ia kenal, yakni Jivani.
"(Itu Shou,)" ia menatap dari jauh, lalu berjalan mendekat.
Shou yang sedang fokus menatap ponsel nya itu menjadi terkejut ketika ada seseorang memegang pundak nya dari belakang secara tiba tiba.
"Ah!" ia langsung menoleh.
Karena teriakan terkejutnya itu membuat Jivani juga ikut terkejut.
Jivani panik dan segera membuat bahasa isyarat minta maaf.
"Ah, Jivani, aku pikir siapa... (Sepertinya aku terlalu terkejut membuatnya panik tadi,)" Shou menatap ramah.
Jivani terdiam, dia ikut tersenyum dan memanggil nama Shou. "Shou..."
Tapi Shou terkaku mendengar itu. "Ugh... Lebih baik kamu memakai bahasa isyarat saja.... (Suaranya benar benar berat, ini seperti dia habis menelan silet....)" tatap Shou.
Jivani terdiam dan memberikan isyarat minta maaf lagi.
"Ini baik baik saja, jadi.... Jivani, sudah lama tidak bertemu dengan mu, maafkan aku jarang mengobrol dengan mu kemarin dan kemarin nya, aku benar benar punya banyak masalah hehe," Shou menatap.
"(Ini baik baik saja,)" Jivani mengangguk. "Masalah? Apa kamu punya masalah?" tatap Jivani.
"E...Ya.... Sekedar masalah biasa saja kok ehehe, jangan khawatir itu semua sudah berlalu."
"(Ah begitu,)" Jivani mengangguk mengerti, lalu ia kembali terdiam ketika menatap Shou dan berpikir sesuatu. "(Jika dilihat lihat lebih jelas, Shou lebih cerah dari biasanya dan ini benar benar sangat menyenangkan melihatnya ceria lagi, dia sudah tidak sedih seperti saat itu... Aku penasaran dengan siapa dia melakukan kesenangan... Mungkin aku hanya harus bertanya.) Shou.... Kamu punya pacar?" Jivani menatap.
Hal itu membuat Shou terkejut mendengar itu tadi. "E... Apa maksud mu? Um...." Shou berwajah merah.
"Aku tahu itu, kamu punya pacar," Jivani melirik bercanda.
"Um.... Bagaimana dengan mu, kamu tidak mencari pacar?" Shou menatap.
". . . Aku tidak punya wanita yang aku sukai...."
"Oh... Semoga kamu dapat ya... Jangan sendirian," Shou menatap.
Jivani yang mendengar itu menjadi terdiam agak tersindir karena dia sekarang memegang leher belakang nya. "Shou, apa kau benar benar menjalankan hubungan dengan pacar mu?" Jivani menatap.
"Eh... Kenapa bertanya begitu? (Ada apa dengan pertanyaan itu? Kenapa dia bertanya begitu secara tiba tiba, padahal sebelumnya kita tak pernah membahas soal itu.)"
"Aku hanya penasaran," tatap Jivani.
". . . Um mungkin iya, kami kadang bersama... (Meskipun Ahjussi akan sibuk nanti, dia berjanji akan terus mengabari ku.)"
"Kalau begitu, kenapa kamu tidak menikah?"
"Hah, apa?!" Shou terkejut.
"Me.... Menikah... Menikah... Maksud mu... Cincin... Gaun pernikahan!!?! Putih?!" Shou menatap dengan wajah merah.
"Ya, dengan begitu hubungan kalian akan terus berjalan tanpa ada apapun kendala..."
"Tapi... Aku masih ber kampus dan umurku masih 19 tahun."
"Aku tidak yakin itu akan menghalangi pernikahan, kau bisa menjalankan pernikahan dengan kampus sekalipun. Banyak juga yang begitu, mereka menikah sekaligus masih ada di kampus..."
"Huh, apakah itu benar?! Mereka menikah, tapi kenapa menikah?"
"Itu akan menjamin tanggung jawab, menikah tak hanya soal tanggung jawab tapi bagaimana cara mu menghabiskan waktu dengan pasangan dengan cara yang sah dan baik."
"Um... Itu memang benar, tapi aku tidak berpikir sampai pernikahan... Umurnya jauh dari umurku."
"Kenapa, apa ada sesuatu? Seberapa umur pacar mu?" Jivani menatap.
Shou kembali terdiam. "(Aku benar benar tidak bisa berpikir apapun, apa yang harus aku jawab nantinya, jika di pikir pikir umur Ahjussi dan aku berbeda sangat jauh, apakah pernikahan tidak akan membuat ini semua berubah...)" ia benar benar terdiam ragu dan belum menjawab pertanyaan Jivani yang masih menunggunya, tapi tiba tiba ada yang memanggilnya. "Shou!"
Membuat Shou menoleh dan rupanya itu Naya. "Ah, Naya!" Shou langsung membalas.
"Shou, kemarilah," Naya menatap dari jauh.
"Ah, tunggu.... Um... Jivani, aku harus ke sana... Ehehe," Shou menatap Jivani yang terdiam.
Lalu Jivani mengangguk. "Sampai jumpa di kelas nanti," tatap nya. Lalu Shou ikut mengangguk dan berjalan mendekat ke Naya. "(Akhirnya aku bisa lari dari pertanyaan Jivani.... Huf.... Ini tadi benar benar menegangkan.)"
"Shou, ya ampun.... Apakah ini Shou?" Naya menatap dekat dan langsung memegang kedua baju Shou.
"Um... Ada apa?"
"Lihat dirimu ini... Kenapa kau tambah seksi begini... Dada mu semakin besar dan kulit mu sangat menggoda, wajah mu sangat cerah dan rambutmu sangat halus.... Benar benar bukan Shou yang dulu aku kenal," Naya menatap.
"Apa?! Apakah perubahan ku sebanyak itu? (Aku kemarin memakai produk kecantikan yang di belikan Ahjussi padaku dan apakah efeknya sebanyak itu? Tapi, bagian dada nya.... Jelas bukan dari produk itu, itu mungkin karena Ahjussi sering menggigit dada ku,)" Shou menjadi pucat.
"Ya, perubahan mu sangat drastis, apakah ini karena pacar mu itu wah wah.... Dia benar benar sangat peduli padamu yah," tatap kembali Naya.
"Um... Apakah kamu berpikir aku dan dia cocok?" Shou menatap dengan ragu.
Di saat itu juga Naya terdiam. ". . . Kenapa kamu... Bertanya begitu?"
"Aku hanya dengar dari Jivani, dia berbicara soal pernikahan, dan apakah menurutmu hubungan ku dengan nya baik baik saja?"
"Maksud mu dengan pria besar itu? Tentunya kan, dia pacarmu dan kau bisa menganggap nya. Dia beruntung bisa mendapatkan mu yang limited edition ini."
"Tapi.... Jika dilihat lihat.... Umur kami berbeda jauh."
"Hm.... Yah, itu memang benar sih.... Umur kalian sangat jauh."
"Apa pandangan mu, dan menurutmu bagaimana kau menjelaskan argumen mu soal cinta yang beda usia?" Shou menatap.
"Hm.... Aku pernah melihat pasangan yang seperti ini ketika aku berjalan dengan pacarku, aku mendengar pembicaraan mereka dan di sini, obrolan mereka tidak nyambung sama sekali, semisal si pria nya berbicara soal pekerjaan dan cewek nya malah bicara soal cinta, begitu mungkin aku bisa menggambarkan.... Itu tidak salah, karena mungkin semuanya bisa di pandang dalam segi sudut kenyamanan masing masing," kata Naya.
Lalu Shou terdiam. "(Itu memang benar, aku dan Ahjussi... Obrolan kita kadang kadang tidak nyambung sama sekali dan aku tahu apakah itu tanda tanya.) Lalu apa yang terjadi dengan pasangan itu? Apakah mereka masih tetap melanjutkan obrolan mereka?" tatap Shou.
"Yup, yang paling membuat ku kagum, mereka menerima keadaan, cewek nya memaklumi pria nya yang bicara tidak nyambung, hingga pada akhirnya mereka malah sentuh sentuhan mesra dan tertawa bersama," kata Naya sekali lagi.
Seketika Shou terkejut mendengar itu. "(Kupikir tak akan ada adegan yang begitu, ternyata mereka benar benar membuat suasana kembali nyaman, jika di pikir pikir aku dan Ahjussi pernah begitu juga... Ahjussi hanya membuat suasana tidak nyambung menjadi menjadikan suasana nya nyaman... Dia mencium ku dan memanggil nama ku beberapa kali dengan suaranya yang masih terngiang ngiang di kepalaku,)" pikir nya dengan diam.
"Shou, apa ini sudah cukup menutupi kekhawatiran mu akan hubungan mu?" Naya menatap.
"Um... Apakah menurutmu aku harus menikah dengan nya?"
"Jika kau mau yah silahkan."
"Tapi aku takut dia tidak mau melakukan nya dengan ku, lagipula dia akan meninggalkan ku," kata Shou.
Mendengar itu Naya terkejut dan langsung memegang pundak Shou. "Apa maksud mu? Dia meninggalkan mu?! Untuk orang lain?!!" ia menatap panik. Dia mengira perkataan Shou soal Tuan Beom meninggalkan Shou itu hanya untuk orang lain, padahal tidak.
"E.... Dia pergi karena pekerjaan..."
"Oh, pekerjaan.... (Aku sempat berpikiran lain tadi, haiz... Jika sampai pikiran ku benar, Shou akan kecewa lagi.... Tidak akan kubiarkan gadis kampus paling manis ini kecewa lagi....) Jadi, Berapa lama dia pergi?"
"3 tahun lama nya," kata Shou.
Seketika Naya tambah terkejut. "Ha.... Astaga, itu benar benar sangat lama.... Kamu lulus pun dia tidak akan tahu kamu kerja di mana."
"Dia tahu, dia akan tahu karena kami akan sering bertukar chat."
"Itupun juga jika dia punya waktu tanpa pekerjaan," kata Naya, lalu Shou terdiam.
"(Ahjussi melakukan pekerjaan selama 3 tahun di Jepang, tapi apakah dia akan melakukan nya tanpa berhenti, tidak mungkin bukan, paling tidak aku akan bilang kapan Ahjussi bisa luang dan kita bisa mengobrol bersama.)"
"Shou..... Aku juga agak ragu," kata Naya.
"Eh.... Apa maksud mu?"
"Maksud ku.... Mungkin bisa saja karena pekerjaan, dia bisa meninggalkan mu," kata Naya.
Shou kembali terkejut dan melihat sekitar dengan wajah kecewa. "Dari awal aku memang sudah curiga dengan pekerjaan nya, tapi mau bagaimana lagi.... Aku tak akan menganggap ini masalah dan akan fokus pada masalah ku yang ini.... (Yakni soal kediaman itu.... Aku benar benar tidak tahu apa yang terjadi, ini antara aku akan bekerja setelah lulus atau malah memegang kediaman.... Salah satu jawaban kediaman adalah ayah ku, aku tidak tahu dia masih hidup atau tidak ini benar benar kejam,)" pikir mya dengan sedih. Shou hanya tidak tahu bahwa Tuan Nakana masih ada di Jepang dan tidak tahu bahwa ayah nya itu telah menjadi direktur paling berpengaruh di Jepang.