Tuan Beom pergi ke tempat pertemuan dimana di sana sudah ada Nona Cha yang menunggu dengan duduk di salah satu kursi.
Ruangan itu seperti ruangan rapat dengan meja bundar lurus dan banyak nya kursi.
Di sana tak ada orang selain Nona Cha yang duduk di bagian kursi tinggal di sana.
Tampak Tuan Beom membuka pintu dan Nona Cha sudah menatap ke arahnya. Dia masih saja memasang tatapan yang sama, senyum kecil dengan mata sipitnya.
".... 'Oh Ahjussi' apakah anda baru saja menemui wanita? Jahat sekali anda, aku adalah gadis mu di sini....." ia mengejek Tuan Beom dengan suara bercanda.
Tuan Beom hanya menatap datar masih berdiri di tempatnya.
"Haha.... Kau benar benar pria tua tanpa humor, beruntung sekali aku, kau benar benar mau kesini hanya untuk mendengar informasi yang baru saja aku dapatkan, jika bukan karena informasi soal ini kau mungkin tidak akan tertarik untuk datang," kata Cha, dia berdiri dan mengambil sesuatu dari meja nya itu.
Dia menunjukan suatu berkas dokumen dan mengulurkan nya pada Tuan Beom dengan satu tangan nya.
Tuan Beom mengambil file itu dan membukanya, file itu bertuliskan kediaman Chin.
"?" Tuan Beom menatap Cha dengan bingung.
"Kediaman itu... Rupanya milik seseorang yang menyuruh mu mengambil alih... Di berkas dokumen itu ada nama generasi pertama sampai kedua kediaman itu, nama nya tercantum semua," kata Cha.
Tuan Beom membalik kertas dokumen itu dan tampak ada nama nama dari generasi pertama hingga kedua atau saat ini kediaman Chin.
Generasi pertama di pegang oleh kakek Shou, kakek Shou yang waktu itu pernah di kunjungi Shou bersama Tuan Beom di kediaman langsung, di sana juga tercatat istri dari kakek Shou yang sudah meninggal.
Lalu generasi kedua adalah ayah Shou sendiri, dia merupakan putra tunggal jadi satu satunya penerus hanya dia. Lalu istri dari ayah Shou, tapi aneh nya, istri generasi kedua itu adalah ibu tiri Shou, dan generasi yang akan datang di pegang oleh Shou sendiri.
Tuan Beom terdiam. Dia menatap dua nama yang keluar dari garis pertemuan generasi. Yakni nama ibu Shou yang asli dan juga, anak dari ibu tiri Shou.
Jika kurang paham, akan di jelaskan begini...
Kakek Shou bernama Chin Hye = Memiliki putra yang bernama Chin Nakana, dia memiliki dua istri dan masing masing istrinya memiliki satu keturunan.
Jadi di sini yang tertulis dalam nama itu adalah istri pertama Chin Nakana yang telah mati bersama keturunan nya, sementara istri kedua atau ibu Shou sendiri tidak tertulis dalam keluarga itu, lalu penerus ketiga yang akan datang adalah Shou sendiri.
"Dari mana kau mendapatkan informasi seperti ini?" Tuan Beom menatap.
"Aku bertanya pada Chin Hye sendiri, dan pastinya ada yang aneh dengan nama generasi kedua bukan," Cha menatap.
Generasi kedua itu sudah jelas bertuliskan Chin Nakana. Dan di sini kita sudah tahu siapa itu Tuan Nakana. Yeah, Tuan Nakana pernah muncul dalam satu episode yakni dia berjabat tangan dengan Tuan Beom dan meminta Tuan Beom mengambil banyak kediaman yang dia minta, dia berpenampilan sangat tinggi sebagai Direktur, sudah jelas dia menikmati hidupnya tanpa memikirkan kediaman maupun putrinya, Shou.
Tuan Beom kembali membisu, dia masih mempelajari nama nama itu. "(Jika Shou adalah generasi ketiga yang akan datang, seharusnya ibu atau istri dari Chin Nakana adalah ibu Shou sendiri bukan istri pertama Chin Nakana, apa ini mungkin karena istri pertama adalah istri yang sah dinikahkan oleh kediaman, tapi berhubung istrinya tidak ada, apalagi istri kedua nya juga telah tiada, dia tidak merubah nama istrinya dan keturunan nya... Saudara Shou telah mati, dan kini tanggung jawab ada di nama Shou sendiri...) Jika kediaman bukan generasi kedua yang memegang, lalu kenapa generasi pertama yang memegang dan kenapa harus ada nama seperti ini?" Tuan Beom menatap kesal, dia melemparkan dokumen itu ke meja.
"Tapi di sini, masalahnya adalah Direktur Nakana sendiri.... Kau mungkin berpikir bahwa Shou hanyalah gadis yang berasal dari kediaman yang bahkan mirip dengan kediaman biasa lain, tapi di sini, dia putri seorang Direktur yang paling berpengaruh di Jepang bahkan hampir setara dengan kita yang paling berpengaruh di Korea ini, jika sampai Direktur Nakana bilang dia tidak memiliki putri, dia sudah melewati batas keserakahan nya... Direktur Nakana memang terlihat tidak memiliki hubungan apapun dengan kediaman tapi tingkah dan bisnis yang dia lakukan...
Dia meminta mu tiba tiba dengan mengambil banyak kediaman yang telah dia tandai, dan juga, dia bicara khusus soal kediaman Chin, itu berarti dia memang punya hubungan nya dengan ini... Kau harus bersiap siap mendengarkan pengakuan nya selama 3 tahun di Jepang... Jika ini repot, tak perlu mencintai gadis itu," kata Nona Cha, dia berjalan ke meja dan membuka dokumen itu di halaman ketiga. Di sana adalah foto kediaman itu.
"Ada saat di mana kediaman ini bisa menjadi penting dalam generasinya, kediaman ini di sebut sebagai rumah sakura," tambahnya membuat Tuan Beom terdiam mengingat Shou.
"(..... Dia selalu beraroma sakura...)"
"Kau mungkin juga akan tahu, soal... Gadis sakura, bagaimana bisa pohon sakura terus saja mekar tanpa melihat musim dan di Korea ini, sangat jarang, tidak jelas lagi yang membawanya adalah seorang gadis sakura."
"Gadis sakura?"
"Beom Geunwo, kau mungkin belum sepenuhnya tahu soal Shou itu ya.... CK, CK, CK.... Untung nya aku bertanya pada kakek nya sendiri... Sudahlah, itu saja yang mau aku sampaikan, tapi itu juga bukan dari pekerjaan kita, eh... Tuan Nakana juga bagian dari pekerjaan jadi kediaman yang dia incar dan tidak jadi dia dapatkan itu akan menjadi masalah dalam pekerjaan mu, aku akan mengurus pekerjaan ku sendiri, semoga berhasil," kata Cha, dia melewati Tuan Beom dan keluar dari ruangan itu.
Tuan beom terdiam, ia lalu menghela napas panjang.
"Ha... Ini semakin tidak dimengerti," bagaimana tidak, Tuan Beom suka pada Shou dan tidak sampai masalah seperti ini yang dibawanya, bahkan Shou berhubungan sekali dengan pekerjaan nya hanya karena Tuan Nakana.
Tak lama kemudian, Tuan Beom merokok dengan berdiri di balkon sebuah gedung tinggi. Dia menyalakan rokoknya dengan korek pemberian Shou yang saat ini masih dia pegang, rokoknya pun rokok yang sering dia beli yakni 'Black Marlboro'.
"(Gadis sakura? Kenapa aku baru sadar sekarang? Dari awal bertemu, aku tertarik karena dia memang sangat manis, dan ketika pertama kali di dekatnya, aroma nya sakura, dari dulu aku penasaran, aroma itu belum aku kenali sama sekali hingga aku tahu ketika berada di kediaman itu... Kupikir itu hanya mitos, tapi... Takdir dan kepercayaan telah merubah gadis itu menjadi berani melawan kenyataan nya sendiri, aroma sakura akan selalu melekat pada tubuh nya yang artinya, dia tidak akan bisa merasakan sakit dunia,)" pikir Tuan Beom, dia masih memikirkan kediaman Chin.
Sementara itu Shou duduk di sofa. "Ha.... Sangat lelah, aku sudah menata semua barang nya," ia menghela napas panjang dan ketika dia duduk di sofa, Empa ikut melompat dan duduk di sana. Dia benar benar kucing yang lekat dengan Shou, itu memang karena Shou yang merawat nya hingga beberapa bulan.
Tak hanya itu, dia berjalan di pangkuan Shou dan tidur di sana. "Pvrrr...." ia merasa nyaman di dekat Shou.
"Hahaha, Empa.... Apa kau suka tidur di pangkuan ku, sepertinya kau akan keseringan tidur dan memberikan banyak bulu mu di celana ku hehe," Shou mengelus nya. Kucing itu tampak senang di elus Shou.
Shou terdiam, dia lalu menatap Empa dengan serius. "Aku bertanya tanya, kamu ini laki laki atau perempuan, dokter bilang kamu laki laki, bagaimana dokter itu melihat mu laki laki atau perempuan?" Shou mengangkat ekor Empa dan seketika melihat sesuatu yang membuat nya tahu dan sekarang dia terdiam kaku. "O... Oh... I... Itu ya...."
"Hahaha, ternyata begitu mudah membedakan mana laki laki dan perempuan..."
"Meong!!" Kucing nya juga mencoba menjawab seperti mengeong pada Shou dengan suara keras nya.
Tapi Shou terdiam menurunkan senyumnya, ia mulai khawatir lalu kembali menghela napas panjang. "(Bukan sesuatu yang tidak penting lagi yang aku khawatirkan, tapi..... Aku benar benar tidak mau Ahjussi pergi selama itu, apakah ini benar benar dia akan pergi ke Jepang selama 3 tahun, sebenarnya apa yang dikerjakan Direktur seperti dia.... Meskipun aku masih menyimpan kartu bisnis nya, dan tahu pekerjaan nya tapi aku tidak tahu bisnis yang dijalan kan nya itu...Ilegal atau tidak, mau bagaimana lagi... Aku benar benar tak tahu harus apa.)"
Tapi tiba tiba, ponsel Shou berbunyi membuat nya menoleh dari meja sofa.
"Siapa itu?" ia menatap lalu menatap ke Empa yang tertidur nyaman di pangkuan nya membuat Shou benar benar gemas, ia mencoba meraih ponsel nya itu tanpa harus membuat Empa terganggu. Hingga akhirnya ia berhasil mengambilnya.
"Oh...." ia menatap itu dari Kakek nya.
"Kakek, wah, apa kakek mau aku kunjungi lagi hehe," gumam nya, ia lalu mengangkat panggilan itu.
"Shou, ini kamu?" tanya Kakek nya dari telepon.
"Ya kakek, ada apa?"
". . . Shou, bisa kita bicara hanya berdua?"
". . . Um, tentu, kebetulan aku sedang sendiri di sini," kata Shou.
"Soal kediaman ini, tak ada pilihan lain selain kamu yang memegang nya."
"Apa? Tapi...."
"Aku tahu itu Shou, lihatlah umur kakek, umur kakek tidak akan ada beberapa tahun lagi, kematian pun tidak akan ada yang tahu, jadi jika terjadi sesuatu pada kakek mu ini, bersiaplah memegang tanggung jawab kediaman..."
"(Aku benar benar tidak mau kakek mengatakan kalimat itu lagi, aku sudah dibuat takut dari awal... Ini semua terlalu berat.) Kakek... Aku benar benar takut... Aku tak akan bisa memegang kediaman itu, apalagi aku adalah perempuan."
"Dalam perjanjian generasi, apa kau masih ingat kenapa saudara mu mati bunuh diri?"
". . . Ada apa?"
"Karena dia hanya ingin kamu yang menjadi penerus nya, melihat dari kecil kau sudah di benci oleh orang tua mu, dia berniat memberikan kehormatan tanggung jawab kediaman padamu.... Selama ini dialah yang membantu takdir mu," kata Kakek nya membuat Shou terdiam.
"(Dia membantu takdirku? Takdir ku selama ini lebih sakit dari pada dunia... Ini mulai membuat ku pusing memikirkan masalah yang seperti ini.)"