Seoul, Korea Selatan, 15 Februari
Hari selanjutnya ini, Shou terbangun, ia membuka matanya dengan posisi memeluk seseorang di ranjang, menjadikan dada orang itu bantal nya dan kakinya naik satu di kaki orang itu, tangan orang itu juga memeluk Shou dengan satu tangan nya. Tak lain adalah Tuan Beom. Mereka masih terlihat tidur bersama dan itu membuat Shou tersenyum senang dan menatap Tuan Beom yang masih tertidur dengan posisi menghadap langit langit.
"(Hehe, Ahjussi masih tidur, ini pertama kalinya aku bangun duluan dari nya,)" pikir Shou, tapi tak di sangka sangka. Tuan Beom membuka mata membuat Shou terkejut.
Tuan Beom menoleh padanya dan seketika tangan nya mendorong Shou untuk tetap berbaring. "Kapan kau bangun?" tanya Tuan Beom dengan tanpa menatap nya.
"Aku hanya baru sebentar saja tadi," balas Shou.
"Um.... Ahjussi, apakah Ahjussi tidak ada pekerjaan hari ini?" tanya Shou.
". . . Tanggal berapa sekarang?"
"Ah ini hari jumat tanggal 15 Februari."
". . . Sepertinya tidak ada," balas Tuan Beom.
"Eh beneran.... Ahjussi tidak berbohong," Shou langsung bangun dan menatap dengan wajah penuh kemanisan itu.
"Yeah, bagaimana dengan mu, kenapa kau begitu senang?"
"Hehe justru ini semua membuat ku senang karena aku juga tidak ada acara hari ini, hari ini sudah jadwal tidak ada kampus dan ini bukan staff kerjaku hari ini, jadi aku bisa libur seharian," kata Shou.
"Itu bagus, kau ingin mulai dari mana?" Tuan Beom menatap.
"Eh mulai apa?"
"Memulai waktu bersama ini."
"(Astaga, Ahjussi mengatakan itu... Aku memang ingin bersama begini...). . .Um.... Sebenarnya... Aku sudah lama ingin menunjukan sesuatu pada Ahjussi," tatap Shou dengan wajah malu, ia lalu keluar dari ranjang membuat Tuan Beom bangun duduk menatap nya.
Shou masih duduk di samping ranjang lalu menoleh ke belakang tepat menatap ke Tuan Beom yang terdiam.
"Ahjussi, aku akan menunjukan nya ketika di apartemen ku, bagaimana jika sekarang mandi dulu?" Shou menatap.
"Mandi bersama?" Tuan Beom memegang perut Shou dan menariknya pelan memeluknya.
"Yeah.... Bersama, ini yang akan ku awali dengan hari kosong kita," kata Shou.
"Hm... Kau terlalu senang untuk hari ini," Tuan Beom tersenyum kecil lalu mencium bibir Shou.
Mereka mencium hingga Tuan Beom berdiri membawa Shou yang masih dengan posisi bibir menempel itu.
Tuan Beom berjalan ke kamar mandi dan menutup pintu di sana, lalu meletakan Shou di wastafel kaca itu, tempat menggosok gigi membuat Shou terdiam.
"Eh... Ahjussi.... Tempat ini akan roboh," Shou menatap takut.
"Itu tidak akan roboh, kau terlalu ringan," balas Tuan Beom sambil melepas bajunya membuat Shou berwajah merah.
"Apa yang kau tunggu, lepaskan baju mu," Tuan Beom melirik.
"Ah.... Um... Baik," Shou turun dari sana dan melepas bajunya.
Lalu Tuan Beom yang masih memakai celana panjang dan telanjang dada nya menjadi teringat sesuatu, ia melihat ke samping bak mandi. "Tunggulah sebentar, aku akan mengambil sabun," kata Tuan Beom, ia berjalan keluar dari kamar mandi itu membuat Shou terdiam.
Ia tampak melepas baju atasnya dan meletakan nya di sampiran, ia sekarang sudah telanjang dan menatap ke bak mandi.
Itu adalah air dingin. "(Yeah, aku suka air dingin juga...)" ia lalu memasukan kakinya duluan, tapi Tuan Beom membuka pintu membuat Shou menoleh dan itu tak di sangka sangka membuat nya terpeleset pada kaki yang masih di bawah. "Ah!!"
Tuan Beom terdiam bermata besar, ia juga akan percuma menyelamatkan Shou karena jaraknya jauh.
Alhasil Shou jatuh ke bawah tapi untungnya kepalanya tidak tebentur. "Aw..... Ah.... Ini sakit," ia bangun duduk memegang pinggang nya.
Lalu Tuan Beom mendekat dan berlutut menatap. "Kau baik baik saja... Tidak ada luka?" tatap nya dengan datar. Ia mengulur tangan.
"Ah, iya, aku baik baik saja..... Aku hanya ceroboh tadi," kata Shou.
Lalu ketika mereka berdiri, tiba tiba Shou merasakan sakit di pinggulnya.
"(Hng.... Ini sangat sakit, rasanya kaki ku tidak bisa menyangga nya, tapi aku harus menahan ini,)" Shou gemetar, tapi ia mencoba menahan itu dan terlihat baik baik saja di depan Tuan Beom.
Tapi satu hal yang ia tak tahu bahwa Tuan Beom mengetahui nya, Shou sedang menyembunyikan sakit nya.
"Kemarilah," Tuan Beom memeluk Shou dan masuk ke bak mandi.
"Eh Ahjussi, anda masih menggunakan celana Anda?!" Shou menatap terkejut, Tuan Beom tidak telanjang sepenuh nya, dia malah menggunakan celana panjang nya dan membiarkan nya basah di telan air di bak mandi itu dengan memangku Shou yang telanjang.
"Ahjussi..." Shou menatap, kali ini posisi nya benar benar berhadapan.
Tangan Tuan Beom tiba tiba terasa ketika memegang pinggul Shou membuat Shou terkejut.
"Ahjussi...."
"Shou, katakan sekarang jika ini sakit," kata Tuan Beom mendekat berbisik padanya.
"Eh... Eh.... Apa yang anda maksud?!" Shou benar benar berwajah merah.
Lalu Tangan Tuan Beom mengambil sabun cair yang ada di botol nya di sana. Shou menatap itu adalah sabun cair yang beraroma wangi lemon.
". . Ahjussi baru membeli itu?"
"Kenapa? Kau tidak suka?"
"Um... Bukan nya aku bilang begitu, tapi Ahjussi bukan nya memakai sabun batang?"
"Ini bukan hanya untuk ku, tapi untuk mu... Sabun yang beraroma sakura telah habis, mereka menyarankan ini untuk ku ketika aku membelinya," kata Tuan Beom.
"(Ah, kupikir Ahjussi tidak tahu sabun yang selalu aku pakai, tapi lemon juga akan enak aroma nya.) Baiklah..." Shou mengangguk.
Lalu Tuan Beom mengeluarkan sabun itu dan meletakan nya di tangan nya, ia mengusap bahu Shou dengan tangan besar nya.
"Hm... Ahjussi...." Shou berwajah merah, ia benar benar malu ketika Tuan Beom terus mengelus dan mengelus tubuh Shou termasuk bagian dada Shou.
"(Hng....) Ah.... Ahjussi.... Hentikan, aku ingin sendiri..." Shou menatap dengan mata berkaca.
"Yeah, aku ingin melakukan ini saja," kata Tuan Beom dengan senyum kecilnya lalu mencium leher Shou membuat Shou gemetar menutup mulutnya.
Di sana, kalung Shou juga masih di leher Shou terkena sabun itu.
"Hng.... Ahjussi, kalau begitu, aku juga ingin...." Shou langsung menatap.
"Ingin?"
"Aku ingin mengusapkan nya juga di tubuh Ahjussi," tatap Shou dengan ragu.
". . . Kalau begitu lakukan saja," Tuan Beom mengambil tangan Shou dan memberikan sabun cair itu.
Sabun itu mengalir di tangan Shou, Shou memegang leher Tuan Beom dan mereka saling menatap.
"(Ini.... Ini pertama kalinya.... Aku mengusap Ahjussi dengan sabun lembut ini,)" pikirnya dengan malu lalu mengusap bagian atas Tuan Beom saja, tapi sesuatu membuat nya tidak nyaman yakni Tuan Beom terus saja menatap nya membuat Shou gemetar canggung dengan itu.
"Um.... Ahjussi, Anda tidak bisa melihat ku begitu," Shou menatap memerah.
". . . Kenapa.... (Ini lebih baik dari pada memandang kertas yang hanya berisi kekosongan saja,)" Tuan Beom lalu memeluk Shou membuat terdiam.
"Shou...." panggilnya.
". . .I.... Iya.....?"
"Apakah kau ingin bersama ku?" tanya Tuan Beom.
Shou kembali terdiam, ia lalu meletakan tangan nya memeluk leher Tuan Beom. "Ingin... Selalu...." balasnya.
Tak lama kemudian, Tuan Beom berdiri di belakang sofa dengan mengeringkan rambut Shou dan Shou duduk di sofa. "(Ini rasanya sungguh nyaman,)" Shou menutup mata, mereka sudah memakai baju masing masing.
Lalu Tuan Beom selesai mengeringkan rambut Shou dan meletakan pengering rambut itu di meja sofa. "Kau bilang, ada yang ingin kau tunjukan," tatap nya dengan datar.
Lalu Shou baru teringat. "Ah iya, kalau begitu ayo," Shou berjalan duluan. Mereka berjalan ke apartemen Shou dan di sana sudah di sambut oleh Empa.
"Meong..." dia mencegah Shou, lalu Shou menggendong nya. "Ah Empa, maaf ya, aku tidak tidur di sini malam tadi....." tatap nya lalu ia menoleh ke Tuan Beom yang terdiam menatap nya. "Um.... Ahjussi, bisa Anda duduk di sofa dulu, aku akan mengambilkan barang yang ingin aku tunjukkan," kata Shou.
Setelah itu, Tuan Beom duduk di sofa, ia menatap dengan tatapan datarnya. Lalu kucing Shou datang duduk di bawahnya sambil menengadah menatap nya. "Meong...."
Tuan Beom menatap bawah, ia mengulurkan tangan nya membuat Empa meletakan kepalanya di tangan Tuan Beom, mulai menyukai Tuan Beom di sana karena kucing itu sudah mendengkur lembut.
Tak lama kemudian, Shou datang membawa kotak pakaian.
Ia meletakan nya di meja dan duduk di hadapan Tuan Beom di sofa satunya. "Um.... Ahjussi, Nona Cha dulu memberikan pakaian ini padaku, aku tidak tahu apa maksud nya dan aku benar benar sangat kurang tahu soal memakai pakaian yang seperti ini... Aku belum memakai nya saat itu..." tatap Shou dengan wajah merah.
". . .Kenapa tidak kau coba sekarang?"
"Um... Warnanya sangat merah dan warna dari pakaian itu kelihatan sangat mahal... Aku jadi takut menggunakan nya."
"Kenapa harus takut, itu adalah pemberian, bukan kau yang beli, aku ingin kau memakainya dan biarkan aku melihat nya," kata Tuan Beom dengan senyum kecilnya membuat Shou terdiam menelan ludah.
Ia lalu mengambil kembali kotak itu dan berdiri. "K... K... Kalau begitu, tunggulah di sini.... Aku mungkin agak lama," tatap nya, ia lalu langsung berjalan ke kamar.
Tuan Beom lalu bersender di sofa itu dan teringat sesuatu. Sebelumnya Nona Cha pernah bilang padanya ketika mereka berdua bertemu.
"Aku memberikan sesuatu yang cantik pada gadis itu, mungkin kau bisa memintanya memakainya dan biarkan kau melihat kecantikan nya bukan keimutan nya lagi... Gadis yang imut akan menjadi wanita yang cantik."
"(Aku tidak bisa memahami itu,)" pikir Tuan Beom sambil menutup mata, sementara kucing Empa masih di bawah menengadah menatap nya.
Beberapa menit kemudian, Shou terdengar memanggil. "Um.... Ahjussi.... Seperti nya.... Aku tidak jadi menunjukan nya padamu," panggilnya dari kamar membuat Tuan Beom membuka mata dari sandaran nya tadi.
"Apa maksud mu, kau harus membiarkan aku melihat nya," Tuan Beom berdiri dan berjalan ke kamar yang tertutup itu.
"Uh.... Aku tidak yakin soal ini..." suara Shou terdengar lagi, lalu Tuan Beom membukanya perlahan.