webnovel

Chapter 56 I'm About Your's

Tak lama kemudian, Tuan Beom menoleh dan tepat melirik di samping nya, ia segera menutup ponsel nya dengan jarinya dan menyimpan ponsel nya dengan keadaan tenang menatap orang yang ada yang rupanya kakek Shou.

Mereka saling melemparkan tatapan dingin. Hingga Kakek Shou mengawali pembicaraan.

"Ehem, darimana kau mendapatkan Shou?" tatap kakek Shou.

". . . Di supermarket, tempat nya bekerja."

"Haiz... Aku sudah peringatkan dia, agar dia tidak bekerja apalagi memaksa diri, sepertinya akan sulit memberitahunya... Aku membesarkan gadis itu sendirian dan ia berhasil menjadi perempuan yang sangat menarik, apalagi orang seperti mu tertarik padanya, jadi bisa katakan sebagai apa kau dengan nya?"

". . . Aku belum bisa mengatakan nya dengan langsung... Shou, dia gadis yang baik dan aku tertarik padanya, cukup sulit jika aku harus mendeskripsikan dengan bahasa ku sendiri."

"Jika itu memang kemauan kalian berdua, itu mungkin bukan suatu kelarangan untuk kalian berdua juga. Jagalah dia baik baik, jangan membuat nya menangis, apalagi dia di tinggalkan oleh seseorang yang menurutnya sangat baik dan mau perhatian padanya. Karena itu sudah terjadi di waktu kecil nya, dia di tinggalkan kedua orang tuanya yang tidak mengucap sepatah kata apapun padanya apalagi berpamitan, perkataan kesayangan bahkan tak pernah terdengar oleh gadis kecil itu...." kata kakek Shou.

Lalu Tuan Beom terdiam dan mengingat ketika ia pertama kali mengatakan kalimat. "Aku suka pada mu," wajah Shou benar benar tidak karuan, itu karena dia tak pernah mendengar kata itu pada orang yang menurutnya menarik.

"(Cinta akan seseorang memang lah di mulai dari pandangan mereka sendiri. Gadis yang baik akan di pandang nyaman bagi mereka yang dapat merasakan nya, yang harus nya aku khawatirkan.... Ini masalah kita bertiga, soal kediaman ini,)" Tuan Beom terdiam. Ia menutup mata pasrah dan menyerah saja.

Semetara itu Shou di dalam kediaman, ia melihat hari akan sore. "(Benar benar tidak banyak waktu yang kita habiskan di sini, aku benar benar sangat tidak bisa berpikir jernih, rasanya baru kemarin aku berlarian bersama kakek di sini hingga aku terjatuh menangis dan kakek lah yang memenangkan ku dengan sabar,)" ia terdiam dengan senyum kecil nya. Lalu menoleh ke lorong di samping nya, ia bahkan bisa membayangkan bahwa ketika dia kecil, ia berlarian pelan di kejar kakek nya.

"Kemarilah sayang hehe," Kakek nya mengejar dengan bermain.

Hingga Shou tertawa sambil berlari dan tiba tiba saja terjatuh menangis. "Hue.... Huhuhuhuhua!!" ia menangis dengan keras.

"Ah tenang Shou kecil, kakek ada di sini, kamu tidak terluka kan?" ia menatap dengan lembut lalu Shou mengangguk pelan dan mengusap air matanya sendiri.

"Itu baru cucu kakek," Kakek nya membelai rambut Shou.

Itulah ketika saat saat Shou mengingat masa kecil nya. Dia memiliki hubungan baik dan sangat dekat dengan kakek nya.

"(Aku tidak menyangka kakek adalah orang yang paling baik pertama untuk ku, kebanyakan dari mereka mendapatkan perlakuan kasih sayang dari orang tuanya, tapi mau bagaimana lagi, aku benar benar tak tahu harus apa dengan ini semua.... Orang tuaku sama sekali tak mau menganggap ku,)" pikir Shou.

Lalu tak lama kemudian kakek nya datang. "Shou," panggil nya membuat Shou menoleh dan memasang wajah tersenyum.

"Apa yang kamu lakukan di sini? Kamu sedang melihat foto kita?" Kakek nya menatap foto yang sama.

Foto yang di isikan dia dan Shou yang masih kecil.

"Shou, aku tahu, kamu tidak punya foto seperti ini bersama kedua orang tua mu, tapi aku juga tahu bahwa kedua orang tua mu juga tak punya foto mereka sendiri, hanya sibuk mengurus kehidupan mereka sendiri sendiri, suatu hari nanti mungkin kamu bisa punya foto mu sendiri bersama pasangan mu, aku nantikan itu," tatap Kakek nya.

"Ya, aku akan membuat foto seperti itu sebanyak banyak nya," balas Shou dengan semangat.

"(Aku memang tak punya foto bersama keluarga ku, penuh kehampaan tanpa kenangan saja,)" Shou kembali teringat, ia masih merasakan sakitnya tak punya kenangan keluarga.

Lalu ia melihat Tuan Beom berjalan mendekat ke penginapan dari jendela. Shou langsung berjalan ke depan. "Ahjussi, apa Anda sudah selesai melihat lihat dari tadi, anda bahkan belum masuk dari tadi," tatap Shou.

"Aku sudah melihat di sini dan apakah kita akan menginap?" Tuan Beom menatap. Ia juga menatap langit yang hampir gelap.

"Ya," Shou mengangguk. Lalu Tuan Beom terdiam dan menghela napas panjang.

"Apa ada masalah Ahjussi?" Shou menatap khawatir.

"Tidak ada."

--

Setelah itu Tuan Beom masuk ke sana dan mengikuti Shou, sambil melihat sekitar dan di saat itu juga, ia tidak sadar bahwa pintu di kediaman itu benar benar pendek untuk nya, alhasil wajah nya terkena pintu atas itu membuat nya tertabrak dan memegang kening nya.

Shou menoleh dan terkejut. "Ahjussi, apa Anda baik baik saja?" ia menatap dengan panik.

"Ini... Baik baik saja," Tuan Beom membalas.

"Maaf, seperti nya tubuh Anda terlalu besar di kediaman ini, apakah kita sebaiknya pulang?"

"Tidak perlu, kau ingin menginap di sini aku juga akan melakukan nya," balas Tuan Beom.

Shou yang mendengar itu menjadi berwajah merah lalu berjalan duluan membuat Tuan Beom terdiam menatap nya pergi.

Tuan Beom melihat sekitar sambil menundukan kepalanya agar tidak terbentur lagi, melihat banyak sekali bingkai foto kecil yang di pajang di dinding maupun di rak, meja dan yang lain nya, hanya berisikan Shou, dan kakek nya.

Tuan Beom terdiam di antara foto Shou, tampak Shou sangat manis ketika masih kecil.

Pose Shou saat itu sedang duduk di teras rumah dengan gaun yang cantik berwarna putih, gaun untuk gadis kecil, senyum nya sangat manis, rambut nya terkelabang depan membuat nya semakin cantik.

Tuan Beom tersenyum kecil, ia mengambil ponsel nya dan membuka kamera ponsel nya, tapi kebetulan kakek Shou datang.

"Shou," ia awalnya bermaksud memanggil Shou hingga bertemu Tuan Beom, mereka saling menatap.

Lalu Shou datang. "Ah, Ahjussi, apa yang anda lakukan di sini, kemarilah, aku tunjukkan kamar nanti," Shou memegang tangan Tuan Beom lalu mereka berjalan pergi meninggalkan kakek Shou yang terdiam menatap mereka pergi menaiki tangga, lalu ia menoleh ke foto Shou yang akan di foto Tuan Beom lewat ponsel nya. "(Ini memang yang terbaik dari semuanya,)" ia tersenyum kecil sambil memegang bingkai itu.

Tak lama kemudian Shou membuka kasur gulung di bawah, ada dua kasur di sana. Mereka sudah masuk di ruangan kamar luas di lantai dua kediaman itu.

"Ruangan ini cukup besar dan kita berdua bisa tidur di sini, jika Ahjussi tidak suka tidur berdua di sini, ada satu kamar lagi," kata Shou.

Tuan Beom masih berdiri melihat sekitar di kamar itu.

"Apakah dulu, kau juga tidur dengan kekosongan begini?"

"Eh.... Um.. Jika di pikir pikir, kakek sudah membuat kan ku kamar sendiri, mungkin di tempat lain, apa Ahjussi ingin melihat nya, ayo, aku tunjukkan," Shou membuka pintu geser itu lalu keluar dari ruangan itu di ikuti Tuan Beom.

Di depan ruangan itu rupanya ada pintu geser lagi, di sana seperti lorong luas saja. Lalu Shou membuka pintu geser ruangan itu, tampak di sana lampu di nyalakan dan seketika terlihat apa yang di butuhkan kamar gadis lengkap, ada ranjang kecil berwarna kue, lemari kecil untuk baju mungil dan meja belajar di sana.

Tuan Beom terdiam melihat sekitar.

"Wah, ternyata kakek tidak membuang ini semua... Aku benar benar senang," Shou tersenyum senang, ia lalu membuka lemari baju itu dan tampak ada beberapa baju mungil tergantung di sana.

"Wah, baju baju ini masih di sini," Shou menatap baju baju itu.

". . . Apakah kau dulu masih sekecil itu?" tatap Tuan Beom.

"Ya, aku memang kecil hehe, dan baju baju ini masih sangat bagus, itu karena kakek membuat nya di sela sela waktu luang nya, buatan kakek memang lah bagus."

"Kenapa tidak membeli saja?"

"Aku tidak suka, membeli tidak sesuai dengan model dan kesukaan kita, jadi kakek memutuskan membuat baju yang aku inginkan," balas Shou.

Lalu Tuan Beom terdiam kembali melihat sekitar dengan wajah datarnya.

"Oh, apa Ahjussi ingin melihat sesuatu," Shou menatap membuat Tuan Beom menatap nya.

Tak lama kemudian, mereka berjalan di teras kediaman dan berjalan ke bagian belakang kediaman, kebetulan di sana sudah malam dan gelap.

Tapi mata Tuan Beom menjadi menatap sesuatu yang bercahaya merah muda. Di sana ada pagar bambu melingkar menutupi sebuah tempat pemandian air panas yang sangat kelihatan tidak terlalu besar, tak hanya itu, di atas pemandian itu ada pohon bunga sakura yang terus menjatuhkan bunga sakura nya, menjatuhkan di setiap air pemandian air panas itu dan terlihat sangat cantik di sana.

"Pohon sakura?" tatap Tuan Beom.

"Ya, pohon sakura, ini suatu ciri khas kediaman kami, kami memiliki pohon sakura tanpa musim, di sebut begitu karena pohon sakura ini terus berbunga setiap hari tanpa adanya kekeringan, musim hujan, panas dan yang lain nya tak akan menghentikan pohon itu," kata Shou. Ia menatap pohon itu juga, bahkan pecahan bunga sakura itu juga terbang ke arah mereka, meskipun terlihat berantakan di tanah maupun di manapun, itu akan menambah kesan cantik halaman pemandian itu. Ada bambu yang menutupi tempat itu.

"Apa Ahjussi ingin mandi di sana?" Shou menatap.

"Kelihatan nya seperti pemandian yang di buat tidak sederhana."

"Yeah, kakek membuat nya sendiri, dengan bebatuan besar dan air panas nya akan mengalir terus menerus," kata Shou.

". . . Kalau begitu," Tuan Beom tiba tiba memegang pinggang Shou membuat Shou menoleh padanya.

"Mandi bersama ku," tatap nya. Seketika Shou benar benar berwajah merah.

"(A.... Apa yang Ahjussi katakan, oh tidak.... Aku akan pingsan jika aku begini di air panas itu,)" Shou berwajah merah sampai meledak.