Suasana rumah yang sunyi sepi, menambah rasa kesepian dalam diri Anton menjadi amat terasa. Sebelum masuk dan membuka pintu rumah, Anton menghela napas dan menatap sedih bangunan rumah yang memiliki banyak kenangan bersama kedua orang tuanya. Ya ... Rumah yang sedang ia tatap itu adalah rumahnya yang disita oleh ayah mertuanya.
"Siaaaaal!" Desis Anton. Ia pun melangkahkan kakinya hingga berdiri tepat di depan pintu. Tangannya yang sebelah kanan, memegang kunci. Anton siap masuk ke dalam rumahnya yang sudah tak terasa sebagai rumah itu.
KREK
Tangannya menarik ke bawah gagang pintu. Namun ketika Anton hendak membuka pintu, tiba-tiba suara ponsel terdengar dari dalam saku celana miliknya.
Tertera nama Sang ibu yang menelepon Anton di sepertiga malam itu. "Ada apa Ibu meneleponku malam-malam begini?" Gumam Anton.
在webnovel.com支援您喜歡的作者與譯者