Aku meminta Hayd dan Levian untuk mengumpulkan semua penduduk Aurus. Hanya dengan memberi mereka persediaan makanan untuk sebulan ke depan tidak menyelesaikan masalah ini.
Mereka akan kelaparan lagi, dan wilayah ini akan tetap tertinggal. Mereka membutuhkan cara untuk mempertahankan diri sendiri.
Seperti kata Alexander Graham Bell, “Sebelum apapun, persiapan adalah kunci menuju kesuksesan.”
Levian mengangguk saat melihatku. Sepertinya mereka semua sudah berkumpul di sini.
Aku keluar dengan badan tegap, dan tanpa ragu. Saat ini, mereka membutuhkan pemimpin yang terlihat kuat dan mengetahui jalan keluarnya.
Aku melihat wajah mereka yang penuh harap, wajah yang juga penuh khawatir akan nasib mereka.
“Aku adalah Akion Naal Sanktessy, putra kedua dari Baron Eihns Naal Sanktessy. Aku diperintahkan oleh ayahku untuk membantu wilayah Aurus dan menyelesaikan masalah di sini.”
Mereka memandangku tidak percaya.
“Seperti yang kalian tahu, wilayah Sanktessy bukanlah wilayah yang kaya dan makmur. Terlebih Aurus, wilayah yang sangat merasakan dampaknya!”
Aku diam sebentar hanya untuk melihat ekspresi mereka kembali. Mereka harus fokus terhadapku.
“Kepala Desa Aurus yang dipercaya Baron Sanktessy malah melakukan korupsi, mengambil upeti, dan yang terburuk adalah pengkhianatan,”
Aku menatap tajam ke arah mereka semua. Sudut mata mereka semua terlihat geram. Beberapa mengepalkan tangan dan menggigit bibir mereka.
“Selama ini, kurasa ayahku terlalu lunak pada para penjahat itu. Maka, aku mengambil tindakan tegas dengan memberikan mereka hukuman yang sepantasnya.” Aku melirik Levian.
“Bawa mereka masuk!"
Mereka keluar dengan kepala yang tertutup, tangan mereka diikat oleh tali. Penjaga membawa mereka dengan kasar, mereka diseret dengan paksa.
Tubuh gemetar mereka terlihat jelas, tapi aku tidak peduli.
Kulihat mereka seperti elang yang mengejar mangsa. Jika tatapanku adalah sebilah pedang, mereka pasti telah menjadi irisan daging sekarang.
Tubuh pengecut mereka diseret ke panggung pemenggalan.
Aku menatap dari ketinggian. Kubiarkan orang-orang berteriak mengutuk. Mereka pasti sadar, ajal mereka sudah dekat dan itu memberikan mereka rasa takut yang menyakitkan.
Leher-leher mereka sudah berada di tempat pemenggalan. Algojo telah siap di sampingnya.
Tutup kepala mereka dilepas dengan kasar. Air mata dari beberapa yang akan dipenggal sama sekali tidak membuatku goyah.
“Atas keinginan ayahku, penggal kepala mereka.” Aku menjadi Akion asli secara perlahan.
Lalu pedang tajam turun dengan kecepatan tinggi dan memenggal kepala mereka. Kepala mereka bergelinding dan darah muncrat dari Karotis.
Bahkan ketika kepala itu telah terlepas dari lehernya, mata mereka masih mengedip seakan menyesali perbuatan mereka.
Orang-orang berteriak gembira. Sumpah serapah masih terdengar. Dendam karena ditindas akhirnya terlepas. Si pelaku mendapatkan hal keji, tepat dimata mereka. Sehingga, rasa puas yang tertahan selama ini terlepas sebagai kalimat pengutuk dan selamat.
“Kalian harus mengingat ini dengan baik. Siapa pun yang berkhianat dan tiran, akan dihukum seperti ini!”
Mereka diam karena senyumanku terlihat tidak nyaman dimata mereka. Senyuman yang penuh dengan tekanan, bahwa aku orang yang berbahaya.
“Aku menunjuk Hayd Zerdy sebagai orangku di sini!” ucapku menunjuk Hayd dengan tangan kanan yang terbuka. Hayd berjalan mendekat, memperlihatkan wajahnya pada orang-orang.
Mereka berbisik.
“Tidak perlu kalian meragukan pilihanku!” Lirikkanku membuat mereka diam lagi.
“Hayd adalah seorang prajurit terhormat dan loyal. Perintahku pada Hayd adalah mutlak dan perintah Hayd pada kalian pun juga sama!”
Suasana mencekam, mereka pasti tahu mengenai rumorku, anak Baron Sanktessy yang kuat dan ditakuti. Wajah tajam ini mendukung rumor itu dan membuat mereka takut.
“Tentu kalian boleh mengeluarkan pendapat dan kritik. Di wilayahku, selalu akan ada tempat bagi mereka yang berkontribusi.” Wajahku melemas, kali ini aku tersenyum ramah.
Membuat ekspresi mereka juga berubah. Bukan gayaku untuk menggunakan kekuasaan otoriter mutlak. Tapi, otoriter akan selalu dibutuhkan dalam hal tertentu.
“Aurus membutuhkan kerjasama kita semua untuk keluar dari situasi seperti ini.”
Aku dengar pembicaraan beberapa dari mereka. Mereka menolak meyakiniku. Sejak ratusan tahun lalu, Aurus dan Sanktessy menjadi lebih buruk setiap tahunnya.
Kekaisaran bahkan lepas tangan. Satu-satunya yang mereka inginkan dari Sanktessy adalah aku. Seorang jenius dalam berpedang.
“Keraguan itu tidak penting. Jika kita diam seperti ini saja, maka Aurus dan wilayah Sanktessy akan benar-benar menghilang. Sebagai pemimpin kalian, aku lebih memilih mati di jalan yang kupilih dibandingkan menerima semua seperti ini dengan berdiam diri saja.”
“Aku akan bertani di Aurus.” Suaraku tenang, mata mereka bergetar. Ketidakpercayaan yang memang sudah seharusnya. Tetapi, ini bukan lelucon karena aku yakin ini bisa berhasil.
“Maaf, Tuan Akion ....” Hayd yang berdiri disampingku ragu.
“Katakan, Hayd,”
“Aurus adalah wilayah yang gersang. Bahkan kaktus saja kesulitan tumbuh di sini, Tuan Akion.”
Aku tahu Hayd mengingatkanku kembali bahwa bertani di sini adalah hal sia-sia.
“Aku paham itu!” Aku menyeringai, Hayd sedikit mundur. Dia terlihat paham bahwa aku mempunyai rencana yang diyakini bisa keluar dari situasi ini.
“Tetapi air di sini bisa digunakan, bukan?”
Wajah Hayd penuh tanda tanya, tapi dia mengangguk dengan cepat.
“Apa kalian tidak percaya padaku?”
Aku menunggu respon mereka. Sedetik, empat detik, belum ada jawaban yang kuharapkan. Lalu, sosok perempuan kecil yang kuketahui berteriak dengan lantang.
“Aku percaya padamu, Tuan Akion!”
Itu suara Agnes.
Lalu adik-adiknya yang lain mengikuti Agnes berteriak. Setelah itu, orang-orang berteriak percaya padaku.
Suara teriakan itu membuatku nyaman dan tenang untuk menjalankan rencana ini.
“Hayd, aku akan memberikanmu tugas!” Kuberikan dokumen pada Hayd. Dia mengangguk.
BERSAMBUNG•••