webnovel

Heartbeat Symphony

作者: HanifahSD
现代言情
已完結 · 83.3K 流覽
  • 285 章
    內容
  • 5.0
    20 評分
  • NO.200+
    鼎力相助
摘要

Untuk pertama kali dalam hidup, irama detak jantung Evan jadi terdengar tak biasa saat dirinya memandang Lia—gadis cantik bak bunga Camellia yang mekar bersamaan. Bertemu dengannya adalah sebuah keajaiban menarik tak terlupakan. Begitu juga dengan Lia. Detak jantung Evan yang bergetar hingga terasa dalam dadanya adalah bagaikan candu yang selalu mengusik ketenangan hati dan pikiran. Yang juga, telah dengan seketika memaksa untuk ingin selalu berada di dekatnya. Namun sayangnya, kisah mereka tak bisa sepenuhnya mulus sesuai harapan. Banyak huru-hara yang terjadi setelah cinta hadir diantara mereka. Penolakan, pengkhianatan, perpecahan dan remuknya hati hingga pecah berkeping saat cinta dipaksa pergi, adalah sebuah keniscayaan yang harus dijalani demi memperjuangkan kepingan cinta mereka. Dari sekian banyaknya cobaan yang datang menghampiri, akankah Lia dan Evan tetap mampu menggenggam jantung hati masing-masing, agar tetap terus berdetak hanya untuk mereka seorang? Atau alih-alih, jantung itu malah akan berpindah menjadi detak bagi orang lain?

標籤
3 標籤
Chapter 1Kambuh!

"HAAACHII! HAAACHIIIH!!"

"Hadeh ... tunggu sini, Van. Aku beli obat dulu. Udah tau punya alergi, pake acara lupa bawa obat segala!"

Evan sama sekali tidak menanggapi ocehan dari Angga. Dia malah mengibas-ngibaskan tangan layaknya orang sedang mengusir lalat. Jika memungkinkan, ingin rasanya memaki Angga yang sedari tadi hanya bisa mengomel saja. Namun jangankan berbicara; karena bahkan hanya untuk berusaha bangkit dari duduknya saja, Evan sudah tak memiliki daya sama sekali.

Angga berdecak kesal, lalu dengan setengah berlari meninggalkan Evan untuk mencari apotek terdekat. Maklum saja, mereka adalah merupakan pendatang yang baru pertama kali ini menginjakkan kaki di daerah tersebut.

'SIAL!'

Evan mengumpat dalam hati, saat bersin-bersin yang dialaminya tak juga kunjung mereda. Dan bukan hanya itu saja, sebab rasa kurang nyaman yang kini mulai menjalar ke seluruh tubuh, dengan seketika saja telah membuat matanya mulai berair sebagai akibat terus menerus bersin.

'ANGGA SIALAN!'

Kembali Evan mengumpat dalam hati, sambil menutup hidung serta mulutnya yang tak mau berhenti melampiaskan hasrat berhembusnya sensasi gatal. Dan kinipun, akhirnya dia jadi benar-benar menyesali keputusannya. Yakni, ketika mengiyakan ajakan Angga untuk pergi mencari rumah makan yang menyediakan sajian khas dari daerah tersebut.

Andai saja Evan tak menuruti ide bodoh yang tercetus dari sahabatnya itu. Mungkin, dia tidak akan bertabrakan dengan seseorang yang sedang membawa satu bouquet bunga berukuran besar, sehingga menyebabkan alerginya menjadi kambuh!

Saat itu, mendadaklah Evan jadi terus menerus bersin. Hingga kegiatannya yang janggal telah mengundang perhatian Lia. Di mana, gadis tersebut baru saja memarkirkan motornya di depan salah satu florist yang ada di komplek pertokoan yang ada di sana.

"Pak, ini bunganya. Coba di cek dulu, saya tinggal sebentar ya," kata Lia sambil menyerahkan beberapa ikat bunga krisan potong kepada pemilik florist, lalu setengah berlari dia menghampiri Evan.

"Hacciihhh!! Hacciihhh!!" Entah sudah berapa kali Evan terus bersin hingga tubuhnya terasa sakit dan lelah.

---

Tanpa berkata apapun, Lia langsung berlutut di samping Evan dan mengeluarkan sapu tangan dari dalam tasnya. Dengan sepenuh lembut, dia menyelipkan benda itu di tangan Evan sehingga bisa langsung dipakai untuk menutup hidung yang terus menerus bersin.

Bersamaan dengan itu, Angga telah kembali setelah membeli obat alergi di apotek yang ada di seputaran mereka. Dia juga langsung berlutut di dekat Evan. Sejenak, Angga menoleh ke arah Lia yang juga kini menatapnya. Seketika dia tahu, bahwa Lia lah yang sudah memberi sapu tangan kepada Evan dan menemani sahabatnya selama dirinya membeli obat.

"Thanks," ucap Angga singkat sambil tersenyum.

Namun belum juga Angga kembali berbicara, dering telpon milik Lia berbunyi. Dia hanya mengangguk, lalu memberi isyarat kepada si pemuda untuk pergi. Tanpa menunggu tanggapan dari Angga, setengah berlari Lia kembali ke florist untuk mengambil uang hasil penjualan bunga potongnya tadi.

"Maaf jadi nunggu ya, Pak."

"Nggak papa, Mbak. Kirain Mbak Lia lupa, makanya saya telpon. Selain itu, habis ini saya juga mau pergi."

"Hehe, iya Pak. Makasih ya."

"Sama-sama, Mbak Lia. Habis dari mana?"

"Itu, kesana sebentar. Ada yang alergi serbuk bunga sepertinya. Bersin-bersin terus, Pak."

"Ohhh ... udah tahu alergi, kenapa nggak pakai masker kalo kesini?" sahut si Bapak sambil menggelengkan kepala merasa heran.

Lia hanya tersenyum sambil mengedikkan bahu, lalu memutuskan untuk pamit karena harus mengantar pesanan bunga potong kepada florist yang lain.

***

"Langsung pulang!" ucap Evan dengan nada kesal, masih sambil menutup hidunganya dengan sapu tangan.

"Yah, kan belum makan, Van!" protes Angga tak terima.

"Bodo amat!"

"Ih tega banget. Aku laper," rengek Angga yang seketika membuat Evan merasa mual.

"Ya sudah, tepikan mobilnya."

Angga menurut saja dengan apa yang diperintahkan Evan. Dalam hati, dia sudah sangat senang karena sebentar lagi akan makan karena perutnya sudah keroncongan. Namun, agaknya ekspektasi Angga harus musnah, saat dengan garangnya Evan memintanya keluar dari mobil.

"Gue udah baikan dan bisa stir sendiri. Kalo lo mau makan, silakan turun dan makan sendiri." Dingin sangat dingin Evan berkata demikian yang seketika saja membuat bulu roma Angga meremang.

Dia sudah tahu; jika Evan sampai mengubah dialek menjadi Gue dan Lo, itu berarti jika sahabatnya sudah merasa benar-benar marah.

"Eh, ya nggak gitu juga, Van. Kita makan bareng." Angga masih mencoba berkilah dan membujuk Evan meskipun dia tahu bahwa usahanya akan sia-sia saja.

"Turun sekarang." Demikian ucap Evan sambil menunjuk ke arah pintu sebagai isyarat untuk meminta Angga keluar dari mobil saat itu juga.

"Evan ..."

"Turun dan renungin kesalahan lo hari ini. Cepet!" bentak Evan emosi yang seketika membuat Angga meloncak karena terkejut.

"Pak Stevan Harshil, tapi please ... saya ..." Angga merubah kalimatnya menjadi jauh lebih sopan yang semakin membuat Evan merasa jijik.

"Satu ..." tanpa memperdulikan rengekan sang sahabat, Evan mulai menghitung agar Angga segera keluar dari mobilnya.

"Van ... tega lo ya, jangan gitu ..."

"Dua ... buruan, Angga! Kalo nggak, gue pecat lo sekarang!"

"Ta ... tapi ..."

"Ti ..."

"Anjir lo ya, Van. Tega lo! Iya-iya, gue turun sekarang juga. Lagian, kenapa juga lo mau gue ajakin nyari makanan khas daerah sini. Kalo nggak mau kan tinggal bilang," sewot Angga berkata demikian sambil mendorong pintu mobil untuk keluar.

"Udah salah, masih aja ngeles kayak bajay. Buruan keluar! Lama-lama hipertensi juga, gue ngadepin lo!"

Sambil masih menutup hidungnya yang masih terasa gatal, Evan mendorong Angga agar segera keluar dari mobilnya.

"Van ... jangan gini dong." Angga malah kembali merengek saat Evan hendak menutup pintu mobil.

"Bodo amat! Gue nggak ngurusin temen sialan kaya lo! Sana, cari makan sendiri!"

Blam!!!

Pintu mobil tertutup dengan rapat. Bergegas Evan berpindah ke kursi driver. Lalu tanpa memperdulikan teriakan Angga dari luar, dia kembali melajukan mobilnya dengan kecepatan tinggi.

"Ya Tuhan, dosa apa saya sampai harus punya sahabat gila seperti Angga," gumam Evan lirih sambil mengusap dadanya sendiri.

Evan terus melajukan mobilnya menuju rumah yang menjadi tempat singgah selama beberapa waktu di daerah itu. Dia sama sekali sudah tidak tahan dan ingin segera sampai. Alergi akibat serbuk bunga memang telah membuatnya benar-benar menjadi tak enak badan. Sebab itulah, ia ingin segera sampai agar bisa membaringkan tubuhnya yang terasa tak nyaman.

***

Dddrrrttt ... drrrrtttt ...

Getar ponsel yang terasa dari dalam sakunya, membuat Angga memutuskan untuk berhenti sejenak untuk memeriksa siapa gerangan yang menelpon. Dia berharap bahwa Evanlah yang menelpon dan dengan baiknya akan menjemput dirinya untuk kembali pulang.

Angan yang terlalu berlebihan itu seketika kembali runtuh, ketika Angga melihat nama yang muncul di layar telpon bukanlah Evan, melainkan Jhonatan—Papa dari Evan.

'Haduh mampus!'

"Ha ... halo, selamat siang Om Jhonatan," sapa Angga sedikit terbata.

"Siang, Ngga. Kalian sudah sampai?"

"Su ... sudah, Om. Kami tiba sebelum fajar tadi. Apakah ... apakah Evan belum memberitahu Om Jho?"

"Ohhh, belum." Singkat jawaban dari Jhonatan, namun terdengar nada sedih dari kalimatnya.

"Maafkan saya, Om. Seharunya, saya juga memberitahu Om Jho kalau kami sudah sampai."

"Seharusnya. Aku ingin bicara dengan Evan."

Angga mengurut keningnya ketika mendengar permintaan itu. Untuk beberapa saat, dia terdiam sambil memikirkan alasan apa yang hendak disampaikan kepada Jhonatan. Tak mungkinlah rasanya, bila Angga mengatakan apa yang belum lama terjadi diantara mereka. Bisa-bisa, dia benar-benar dipecat dan Evan harus segera pulang saat itu juga.

"Erlangga Rahagi, apa kau masih di sana?"

"Oh siap, Om. Masih!" seru Angga spontan ketika nama lengkapnya telah disebut oleh Jhonatan.

"Jadi bagaimana?"

"Apanya, Om?"

Terdengar helaan napas dari seberang telpon sebagai bentuk kesabaran yang tengah diuji.

"Stevan Harshil Hemachandra, aku ingin bicara dengannya." Jhonatan kembali mengulang perintahnya dan seketika membuat Angga kembali tersadar.

"Oh iya, siap Om. Evan ... Evan sedang berada di toilet. Kami baru saja selesai makan siang. Nanti akan saya sampaikan kepadanya kalau Om menelpon," jawab Angga dengan tempo bicara yang cukup cepat, membuat Jhonatan sempat mengerutkan kening karena merasa heran.

"Baiklah, segera ya."

"Baik, Om. Siap laksanakan!"

Panggilanpun berakhir yang menyisakan rasa frustrasi bagi Angga.

Diacaknya rambut di kepala dengan kasar, lalu kembali menatap layar ponsel untuk menghubungi Evan. Namun meski berulang kali mencoba melakukan panggilan telpon, sama sekali tidak ada jawaban sehingga membuatnya merasa sedikit khawatir.

Akhirnya, Angga memutuskan untuk tidak jadi makan siang di rumah makan khas daerah tersebut dan memilih untuk membungkusnya saja. Tentu saja ia tak hanya membeli untuk dirinya sendiri saja, tapi juga untuk Evan. Kemudian setelah menyelesaikan pembayaran, dengan tergesa ia bergegas untuk kembali pulang. Dirinya merasa khawatir dengan kondisi sang sahabat yang tak juga bisa dihubungi.

***

你也許也喜歡

MI VOLAS VIN (I Want You)

Patuhi syarat membaca. 1. Mengandung muatan dewasa (21+) yang belum cukup umur dilarang membaca. 2. Follow akun author / IG @dee.Meliana 3. Kasih like/vote dan komentar yang sopan dan membangun. G: Dark Romance. Dilarang mengcopy paste tulisan ini dalam bentuk apapun!!! Tindakan plagiatan akan saya proses secara hukum. BLURB: ========== Kasih dan pengakuan. Cinta dan nafsu. Gairah dan hasrat. Semua itu adalah bagian penuh pesona dalam setiap kisah yang terjalin dalam kehidupan manusia. Pria, wanita, tua, muda, kaya, miskin, semua lapisan golongan dalam bebagai macam warna mata dan kulit menginginkannya. Keinginan yang tanpa batas untuk memiliki berujung pada obsesi. Obsesi berujung pada kegilaan. Kau bisa melakukan apapun saat menjadi gila. MI VOLAS VIN Bahasa Esperanto yang berarti 'aku menginginkanmu'. Ucapan singkat itu lah yang selalu Leonardo bisikkan pada telinga Jasmine. Obsesi Kegilaan dan Hasrat Membuat Leonardo menginginkan wanita bernama Jasmine lebih dari apapun dan bagaimana pun caranya. Lelaki berbahaya namun tampan dan penuh gairah diperhadapkan dengan wanita biasa yang menyimpan sejuta pesona. Mampukah Leonardo melumpuhkan Jasmine? "Sampai tetes darah terakhir yang mengalir melalui pembuluh darahmu adalah milikku. Mi volas vin, Jasmine!" Leonardo berbisik panas pada telinga Jasmine, membuat tubuh Jasmine bergetar karena sensasinya. "Tidak, ini adalah hal yang salah, Leon!" seru Jasmine. (Mengandung unsur maju mundur atau plot twist, baca dengan penuh penghayatan ya Darling!) Cover bukan milik saya. (Cover is not mine, credit belong to owner) Terima kasih. Selamat membaca, Belle Ame.

BELLEAME · 现代言情
5.0
529 Chs

Kelahiran Kembali di Tahun 80an: Istri Sarjana yang Imut

Tertipu untuk menikah, dieksploitasi seumur hidup sebagai pengasuh tanpa bayaran, dan akhirnya dipukuli hingga mati oleh ibu angkatnya di depan tempat tidur ayah angkatnya yang sedang sakit, kehidupan menyedihkan Shen Mianmian berakhir. Ketika dia membuka matanya lagi, dia menemukan dirinya kembali pada usia lima belas tahun. Shen Mianmian berjanji untuk melarikan diri dari takdir masa lalunya, menghukum sepupu dan ibu angkat yang jahat, namun secara tidak sengaja bersinar terlalu terang dalam prosesnya. Siswa yang sebelumnya berada di urutan ketiga dari belakang di sekolah tiba-tiba naik ke puncak, menjadi kandidat yang diperebutkan oleh perguruan tinggi bergengsi, menyebabkan sensasi di antara semua guru dan murid... Sementara yang lain sibuk belajar, Shen Mianmian sibuk memulai bisnis kecil untuk menghasilkan uang... Sementara yang lain mempersiapkan ujian masuk perguruan tinggi, Shen Mianmian membeli dua bangunan berhantu yang paling terkenal di Beijing sekaligus... menjadi keanehan di mata semua orang, mereka mengejeknya bahwa walaupun dia punya keberuntungan untuk membelinya, dia mungkin tidak punya nyawa untuk tinggal di dalamnya. Sementara yang lain lulus dan sibuk mencari pekerjaan, properti berhantu yang dibeli Shen Mianmian diambil oleh pemerintah, membuatnya mendapatkan sejumlah besar kompensasi penggusuran. Orang-orang yang dulu mengejeknya tidak bisa tidak menampar diri mereka sendiri dua kali... bertanya-tanya di mana-mana apakah ada rumah berhantu yang dijual. Shen Mianmian, yang awalnya butuh meminjam uang untuk biaya kuliah, menggunakan dana penggusuran dan memanfaatkan keuntungan kelahiran kembali untuk membeli sebidang tanah yang cocok dan membangun gedung sewaan, bertransformasi menjadi pemilik tanah terkaya dan paling makmur di Beijing... Suatu hari, Shen Mianmian, yang membawa tas penuh kunci dan baru saja mengumpulkan sewa, ditarik pergi ke Kantor Urusan Sipil. "Shen Mianmian, sudah waktunya bagi kamu untuk membayar apa yang kamu hutangkan padaku."

Yin Family's Sixth Child · 现代言情
分數不夠
573 Chs

Terima Aku Apa Adanya (21+)

Charlos adalah CEO Golden Group yang tampan dan sukses di usia muda. Siapa sangka jika ia pernah mengalami masa lalu yang menyakitkan saat ia ditinggal menikah oleh kekasihnya. Hal itu membuatnya sakit hati. Di tengah kesedihannya, ia dekat dengan seorang pemain saxophone, bernama Reva. Charlos jatuh cinta pada Reva, tapi tidak ada seorang pun yang setuju dengan hubungan mereka. Hingga suatu hari, Charlos bertemu dengan Rissa dari perkenalan di sebuah acara latihan drama di gereja. Rissa adalah seorang wanita cantik dengan suara yang merdu. Rissa tanpa sengaja mengetahui hubungan Charlos dengan Reva. Hanya Rissa, satu-satunya yang mendukung hubungan di antara Charlos dan Reva, tanpa mengetahui siapa Reva yang sebenarnya. Seiring berjalannya waktu, Charlos dan Rissa jadi semakin dekat. Cinta perlahan tumbuh di antara mereka. Reva tidak terima jika Charlos akhirnya direbut oleh wanita lain sehingga ia melakukan hal keji untuk bisa mendapatkan cinta Charlos kembali. Siapakah sesungguhnya orang yang Charlos cintai? Dapatkah Rissa menerima Charlos apa adanya dengan segala kekurangan dan kelebihan yang ia miliki? Sebuah kisah romantis, sebuah jebakan yang sanggup membuatmu menganga tak percaya, sebuah balas dendam, percobaan pembunuhan, dan hal-hal tak terduga lainnya. Temukan jawabannya di sini! *** Terima kasih untuk kalian yg sudah berbaik hati mau membaca. Untung mendukung author, kalian bisa menekan tombol power stone, komen sebanyak-banyaknya. Follow jg IG saya : santi_sunz9 Siapa tahu saya akan bagi2 koin gratis atau giveaway. Dengan senang hati saya ingin sekali bisa mengenal para readers yang setia. Happy reading! 21+ KHUSUS DEWASA!! HANYA DI WEBNOVEL! Di dalam cerita ini banyak mengandung unsur dewasa. Bagi pembaca di bawah usia 21 dimohon untuk tidak membacanya. Karya lainnya: -Milly's First Love (spin off Terima Aku Apa Adanya) -The Look Of Love (sekuel Milly's First Love) -Farmakologi Cinta -Baron, The Greatest Animagus -Menikahi Barista Ganteng (sekuel Terima Aku Apa Adanya)

Santi_Sunz · 现代言情
4.9
360 Chs

Tuan CEO, Istri Anda adalah BOSS Tersembunyi!

Lima tahun lalu, Qiao Nian dikhianati oleh kakaknya, Qiao Xin. Setelah menghabiskan satu malam dengan seorang pria asing, Qiao Nian hamil. Dia tidak tahu siapa ayah dari anak tersebut, dan akhirnya melahirkan seorang bayi yang lahir mati. Di bawah tipu daya ibu dan kakaknya, Qiao Nian kehilangan sahamnya di Grup Qiao dan dikirim ke rumah sakit jiwa. Lima tahun kemudian, adiknya, Qiao Xin, akan menikah dengan Putra Muda Kedua dari Keluarga Gu. Dia dikabarkan sangat buruk rupa. Pada hari ia lahir, dokter meramalkan bahwa ia tidak akan hidup lewat usia dua puluh tahun. Ibunya tidak tega melihat Qiao Xin menikah dengan orang seperti itu dan teringat pada Qiao Nian yang masih terkunci di rumah sakit jiwa. Dalam semalam, Qiao Nian dikeluarkan dari rumah sakit untuk menggantikan Qiao Xin dalam pernikahannya dengan Keluarga Gu. Ibunya berkata, "Baguslah jika Qiao Nian, yang tidak berguna ini, bisa menggantikan Xin'er untuk menjadi janda hidup di Keluarga Gu. Jika Xin'er yang menikah ke keluarga itu, aku akan patah hati." Qiao Xin berkata, "Ibu, jangan berkata begitu tentang Kakak. Kalau bukan karena dia, aku tidak tahu harus berbuat apa. Aku hanya khawatir kalau Kakak tidak akan setuju." Ayahnya berkata, "Xin'er, kamu terlalu baik hati. Sudah lupa kah bagaimana Qiao Nian menfitnahmu lima tahun yang lalu? Dia tidak tahu mengendalikan diri. Dia hamil sebelum menikah dan bahkan melahirkan anak yang masih mati. Sudah cukup baik kita membiarkannya menikah dengan seseorang dari Keluarga Gu yang terpandang! Hak apa yang dia miliki untuk memilih?" Qiao Nian mengejek. Saat itu, konspirasi terhadapnya hanya berhasil karena kombinasi faktor yang aneh, membuatnya menderita. Dia akan membalas semuanya! Semua orang berpikir bahwa tindakannya berasal dari kombinasi mentalitas orang kalah dan penyakit jiwa, namun sedikit yang mereka tahu bahwa pernikahan ini akan menjadi union yang kuat seimpak Mars menabrak Bumi! Dengan mengambil keuntungan dari keterampilannya yang brilian di bidang kedokteran, Qiao Nian membuat berbagai orang sampah dan penjahat menelan kata-kata mereka sendiri. Dalam sekejap mata, berbagai identitasnya mengejutkan dunia saat masing-masing terungkap. Ternyata dia kaya raya sampai bisa menyaingi sebuah negara! Kemudian, Tuan Muda Kedua Gu meletakkan sepasang klon mini Qiao Nian di depannya. Dihadapkan dengan dua anak yang menyerupai dirinya dan Gu Zhou, Qiao Nian berkedip dengan terkejut. "Kapan aku melahirkan anak-anakmu?"

JQK · 现代言情
分數不夠
690 Chs

WANITA-MALAM

Demi mendapatkan banyak uang, Ariela terpaksa memilih jalur cepat sebagai wanita malam. Ariela sendiri merupakan wanita yang sangat terkenal di club malam mewah yang berada di kota Manhattan ini. Ia terpaksa bekerja di tempat ini demi menyembuhkan penyakit ibunya yang sangat membutuhkan biaya banyak. Suatu malam, seorang pria yang cukup misterius itu meminta wanita yang dilihatnya untuk tidur bersama dengannya. Wanita itu adalah Ariela—wanita yang sangat professional dalam pekerjaannya. Pria ini terkenal sudah banyak meniduri wanita. Dan dia tidak suka tidur dengan wanita yang sama. Rey—pria yang sudah tidur dengan Ariela itu merasa ketagihan. Baru kali ini ia ingin tidur dengan wanita yang sama. Ia tidak merasa rugi membayar Ariela dengan harga yang fantastis. “Layani aku setiap malam. Dan aku akan memberikan kamu satu juta dollar untuk sekali main, jika dalam satu malam kita bercinta tiga kali. Maka kau akan menerima tiga juta dollar. Pindahlah ke rumahku, bagaimana?” tawar Rey saat melihat wanita yang memiliki tubuh seksi itu sedang memakai pakaiannya. “Aku akan memikirkannya,” jawab Ariela dengan tenang. Walau ia bekerja sebagai wanita malam, tetap dirinya masih memiliki harga diri. Ia tidak mungkin tinggal di tempat pria asing. “Menarik, baru kali ini ada orang yang ingin berpikir lebih dulu untuk mendapatkan tawaran yang fantastis,” ucap Rey di dalam hatinya. Follow ig author @natalia_theresyana87

Natalia_Theresyana · 现代言情
5.0
275 Chs
目錄
1

評分

  • 全部評分
  • 寫作品質
  • 更新穩定度
  • 故事發展
  • 人物形象設計
  • 世界背景
評論
點贊
最新

鼎力相助