(Choon-hee POV)
Sekali lagi aku menyesap kopi hangat yang tadi di bawa oleh salah satu Pelayan, Kami masih duduk di atas Rooftop. Aku masih setia menemani Edwards memandang langit malam, sebenarnya aku tidak mengerti kenapa aku tetap merasa nyaman berada di atas sini. Walaupun hawa dingin Perlahan-lahan akan tetap menusuk masuk, tapi aku bertahan..
Memandang wajah Edwards dari samping, melihat bulu matanya Yang sedikit lentik, Hidungnya yang mancung dan bibirnya yang seksi. menjadikan Edwards seperti bintang paling cerah di antara bintang yang kami lihat malam ini.
Kami sebenarnya di berikan selimut tebal oleh pelayan, tapi Rasanya aku tetap ingin mendapatkan pelukan di dalam dada dekapan Edwards. Ishhh..! Aku sudah mulai melantur, Mungkin karena aku sudah terlalu mengantuk? Tapi, Biasanya jam segini aku masih sibuk mencari pelanggan. Kenapa malah sekarang mengantuk? Ah, ya aku tau.. karena suasana disini sangat sepi dan hening. Jadi pikiran terdalamku merasa ini sudah waktunya tidur.
"Kau tau? hanya kau wanita satu-satunya yang mau menemaniku begini, Sebelumnya tidak ada yang mau menghabiskan waktunya yang ku ajak tidak jelas begini.. Terimakasih Choon-hee." Kata kata Edwards membuatku langsung tersadar, tadinya aku sudah mau memejamkan mata.
"Hah? Ya.. Sama-sama." Jawabku seadanya, lebih baik menjawab daripada di kira bodoh kan?.
"Kenapa kau mau?." Tanya Edwards lagi, Aku yang sudah bingung ingin menjawab apa hanya bisa tersenyum kecil, ketika mata Edwards memandang diriku sekali lagi.
"Karena aku mau, Aku bekerja bukan untuk Sex saja. Prinsip aku bekerja sebagai wanita bayaran adalah melayani klien-ku. Jika memang Klien memintaku untuk menemaninya Mengobrol aku akan mengobrol, Jika klien memintaku untuk berdiam diri saja.. tentu tetap akan ku lakukan, memangnya kenapa tidak? Aku di bayar mahal darimu, kau berani membayar dua kali lipat dan bahkan kau memberikan bonus lainnya. Aku hanya perlu duduk dan diam saja, Menemani kau sesekali saat ingin berbicara. Terkadang memang sulit bagi kami (Wanita Bayaran), Jika tidak memuaskan klien di atas tempat tidur. Mungkin sebagian orang akan merasa bahwa lelaki yang menyewa kami hanya bermain-main saja, Meremehkan kami atau paling parahnya hanya ingin mencemooh kami. Itu kenapa jarang ada yang mau." Ucapku sedikit menjelaskan, Edwards terdiam dan mengerti apa yang aku katakan. Mungkin? Aku juga tidak tau, aku bukan psikologi yang bisa membaca pikirannya.
"Kau mempunyai pikiran yang sangat terbuka, apakah kau berpendidikan?." Tanya Edwards, kenapa dia tanya pendidikanku?
"Aku sebenarnya sudah lulus kuliah di bidang Arkeolog, Karena aku suka sekali melihat benda-benda asing. Tapi aku tidak mencari pekerjaan di bidang itu setelah lulus, aku terlalu nyaman mendapatkan uang secara instan dan mudah." Jawabku dengan jujur, Lagipula kenapa aku harus berbohong. Edwards bukan siapa siapa bagiku, aku tidak juga memiliki hubungan dekat. Jadi rasanya kalau jujur lebih baik, Tapi sepertinya sejak tadi aku memang selalu jujur.. Aku anak baik sekali ya, tidak pernah berbohong.
"Kurasa, jika kau punya jabatan yang bagus di bidang itu. Gajimu akan lebih tinggi Daripada melayani pria, Kau tidak tertarik?." Tanya Edwards lagi, aku lagi lagi terdiam. Kenapa Edwards selalu punya pertanyaan yang membuatku bingung? apakah sikapnya memang suka sekali Bertanya? Ck! Kesal sekali aku lama-lama.
"Tidak tertarik, aku terlalu bodoh.. Kau tau? aku sudah lulus dua tahun yang lalu, Aku rasa semua kecerdasanku selama belajar sudah hilang. Hanya tersisa cara merayu pria saja." Aku berkata dengan nada datar, Memeluk kedua kakiku sendiri dan memandang Langit..
Aku tidak bisa berlama-lama memandang Edwards, Bisa gila aku! Wajahnya sangat tampan dan aroma yang dia keluarkan begitu kuat.
"Lalu? kenapa kau mau kuliah dan bersekolah sampai tinggi?." Sekali lagi Edwards bertanya, Sekarang aku tau. Aku di bayar untuk menjadi sesi tanya jawab, dan Pertanyaannya semuanya adalah hal pribadiku. Edwards ini sebenarnya Intel atau apa? Kenapa dia ingin tau banget? jika tidak ku jawab, bisa-bisa aku di buang ke lantai paling bawah. Jika ku jawab? Tidak ada ruginya sih, Hanya kesal saja.
Sudahlah! jawab saja..
"Karena aku mau merasakan menjadi manusia pada umumnya, Bersekolah, mempunyai banyak teman, merasakan kesibukan, Merasakan di beri tugas dan pusing.. Aku ingin bisa menjadi manusia yang bahagia di luar sana, Aku juga mau memberikan kebahagiaan pada ibuku. Dia ingin anaknya bisa sukses dan pergi jauh dari Dunia malam ini. Tapi sayangnya aku tidak bisa pergi dari dunia malam, aku terlalu terbiasa.." Aku mendadak sedih jika sudah mengingat ibu, Kenapa rasanya selalu seperti terhantam ribuan jarum?
"Kau membagi waktu dengan baik? yang aku tau kau bekerja di malam hari, Bagaimana bisa kau sekolah di pagi hari?." Edwards meminum kopinya, aku mengikuti gerakannya yang sama.
"selama sekolah dan kuliah, aku hanya melayani dua tamu tiap malam. Aku mencari tamu paling kaya, agar mendapatkan bonus. Palingan aku hanya bekerja sampai jam 3 pagi, setelahnya aku pulang dan tidur selama 2-4 jam... Tergantung jadwal kuliahku saat itu. Jika tidak ada dosen, aku akan tidur di kelas walaupun hanya satu jam. Jika ada, ya aku Belajar.." Jawabku seadanya.
"Kau sudah mandiri sejak sekolah, aku cukup senang mengenal wanita sepertimu. Ku kira kau hanya mengandalkan kecantikan dan keseksian tubuhmu untuk menarik lawan jenis, tapi kurasa saat ini kau sudah menarikku karena ceritamu. Maukah kau berteman denganku?." Edwards mengulurkan tangannya padaku, sambil tersenyum dia memintaku untuk menjadi temannya.
Teman? Edwards Salvador Douglas mau menjadi temanku? Apakah aku sedang bermimpi? ASTAGA Tuhan! Kau menjatuhkan banyak bintang-bintang malam ini, Dan kau jatuhkan satu bintang paling terang di dalam genggaman tanganku.
"Kau tidak mau?." Tanya Edwards, aku langsung menggelengkan kepala. Namun langsung Mengangguk juga.
"Aku mau, Kita berteman!." Kataku yang sudah sangat antusias, Aku menjabat tangannya. Tangan besar yang sangat halus, ah! Merasakan telapak tangannya saja membuatku merinding!
"Kita berteman, Jangan panggil aku Tuan Edwards atau Edwards.. Panggil saja Aku Ed. Oke?." Permintaan Edwards langsung aku terima Dengan baik.
"Terimakasih Ed, Panggil aku Choon saja.. Kenapa kau mau berteman denganku?." Satu pertanyaan bodoh sudah aku lontarkan dengan cepat, aku tidak bisa menarik sama sekali Pertanyaan itu. dan aku menyesal kenapa mulutku sangat lihai sekali.
"Karena itu kau, Jika orang lain... Mungkin aku tidak akan mau." Jawaban yang sangat sederhana, tapi cukup Membuatku tenang. setidaknya Edwards tidak mengatakan hal hal yang akan mencemooh diriku..
Ya, Sebenarnya selama ini. Edwards tidak pernah sama sekali mencemooh diriku ataupun menghinaku. dia terlalu baik dan sempurna'!