Dia terus berusaha untuk meluluhkan perasaan manusia di depannya, yang benar-benar dia hargai sepanjang hidup.
"Dek, Kakak bisa jelasin! Kakak mohon, dengarkan Kakak dulu!" Ucapnya berusaha membujuk nya.
Namun hati nya belum luruh semuanya, baginya melihat ia menangis saja itu sudah suatu hal yang salah, Herrin tidak menjawab lagi perkataan Denzel dan kembali menutup pintunya.
Denzel mematung didepan pintu yang sudah kembali tertutup itu, ia mengacak-acak bagian atas kepalanya dengan kasar.
Kemudian ia merogoh kantong celananya, mengeluarkan ponsel dan mengirimi Kania sebuah pesan. "Sayang, aku tau kamu masih kaget akan kabar ini! Aku juga tidak mungkin langsung memintamu memaafkan apalagi melupakan kejadian ini, aku yakin kamu ingin waktu untuk berdamai dengan hatimu! Aku akan menunggu, aku juga ingin meminta maaf atas nama Ayahku."
在webnovel.com支援您喜歡的作者與譯者