Rasa sakit itu memenuhi relung hatinya, entah apa yang ada di pikiran nya sekarang.
Denzel hanya menyunggingkan senyum, dan mengangguk. Hidungnya yang merah dan matanya yang sembab, menampilkan sosok kesepian yang selama ini siapapun tidak tau, Sera, ia mengira lelaki itu kuat dan bijaksana, namun ia sangat bijaksana dimana bisa membuat orang lain tertawa di saat luka hatinya menggerogoti dari dalam ia kini melihatnya didepan mata sendiri.
"Aku tidak pernah ke makam Ayahku," Ucap Sharon kemudian, sebari melirik kearah luar jendela, dan menatap pusara ibu Denzel.
"Kenapa?" tanya nya lirih, dan berusaha mendengar dengan baik keluhan pacarnya itu.
"Aku merasa bersalah, jika saja aku tidak memaksa makan diluar saat ulangtahun ku, aku tidak akan kehilangan Ayah , aku merasa bersalah pada nya atas itu!" nya mendongakkan kepalanya, menahan agar air matanya tidak jatuh lagi.
在webnovel.com支援您喜歡的作者與譯者