"Aku ingin menyimpan senyuman itu lebih lama lagi."
-Arlano Khail-
-----------------------------------------------------------------
Arlan terus saja memandangi foto profil seseorang yang kontaknya baru saja disimpan di handphone miliknya.
Tak henti hentinya ia menyunggingkan senyuman melihat potret gadis manis yang berada disana.
Bukk!
Kepala Arlan refleks terdorong kebelakang akibat dari penghapus yang baru saja mengenai kepalanya.
Dilihatnya penghapus yang saat ini berada di atas mejanya.Tangannya meraba kepala atasnya yang baru saja terkena benda sial ini. Hitam.
"Siapa yang berani ngelempar gue woi!"
Arlan berkacak pinggang,tak terima ada yang berani beraninya melemparnya seperti ini.
"Saya yang berani melempar kamu"
Bu Chika menyilangkan tangannya di depan Arlan.
Mampus gue.
"Ada masalah?" Dibetulkannya letak kacamata yang bertengger dengan manis di wajahnya.
Sementara itu,seluruh penjuru kelas -kecuali Arga- nampak dengan susah payah menyembunyikan tawanya yang sepertinya akan meledak sebentar lagi.
"Ehh ibuk..gapapa kok buk,tadi saya fikir si bego ini yang ngelempar saya,makanya saya marah " Dengan cengiran Arlan menjawab.
Andra yang menjadi pelampiasan hanya menampilkan senyum bodohnya kepada bu Chika.
Sekarang Andra dan Arlan tampak seperti orang bodoh yang tentu saja tengah menampilkan 'kebodohannya' di hadapan Bu Chika.
"Kalo ibu yang ngelempar mah gamasalah,malah saya seneng kok diginiin.ya ga ndra?"
Arlan masih menampilkan cengirannya seraya mengusap usapkan penghapus ke muka nya dan juga kemuka Andra.
Andra yang menerima perlakuan Arlan melolot kearah temannya itu,namun tetap menampilkan cengirannya juga kearah bu Chika.
Jangan tanya seberapa hitam muka mereka sekarang.
"BUAHAHAHAHA!"
Ledakan tawa tak dapat lagi di tahan oleh seisi kelas,tak terkecuali Bu Chika.Padahal awalnya dia ingin memarahi habis habisan murid badungnya yang satu ini.
Sementara Arga? Entah sudah berapa kali mengusap mukanya melihat sahabatnya yang seperti itu.
Terkadang Arga berfikir,kenapa dia bisa punya sahabat seperti mereka?
--
Suara cekikikan murid murid terdengar disepanjang koridor yang dilewati oleh ketiga cowok cowok ini.
"Woy lan! Gara gara lo nih!" Andra berbisik di balik buku yang saat ini berperan sebagai penutup mukanya.
"Bacot lo!"
Arlan juga tengah melakukan hal yang sama seperti apa yang dilakukan oleh Andra.
Sepanjang perjalanan Arga dibuat malu oleh kedua temannya ini.
Entah kenapa perjalanan ke arah kamar mandi menjadi perjalanan yang panjang untuk mereka kali ini.
"Gue keperpus aja"
Baru saja Arga ingin berbalik ingin kearah perpus,kedua temannya menarik ujung kemeja cowok itu.
"Sini aja dong Ga,gaada yang nutupin kita tau! Masak lo ga kasian sih liat kita begini" Ucap Arlan berbisik.
"Ini kan gara gara lo cumi!"
Andra heran,bisa bisanya Arlan tadi sampai berfikir untuk memoleskan wajah tampannya dan wajah Arlan jadi hitam begini.Kesambet apaan tuh anak?
"Yee,itu namanya taktik!"
"Taktik apaan bikin muka kita comeng begini,taktik jadi badut?"
Arga memutar bola matanya jengah,
Segera ia berputar.Rasanya ingin ditinggalkannya saja 2 curut ini.Hingga ujung kemejanya kembali ditarik oleh mereka berdua.
"Eitss Ga,bentar aja! Ga solid lo ah!"
Arlan mendengus disela bisikannya.
"Buruan makanya!"
Kedua temannya hanya mengacungkan jempol dibalik buku mereka.
Sementara itu disisi lain,Renatha yang melihat Arga segera memburu kearah cowok itu.
"Hai" Disapa nya Arga dengan senyuman termanisnya.Jika saja ada cowok lain yang melihat senyuman Renatha,maka dipastikan mereka akan jatuh hati padanya detik itu juga.
Tapi sayangnya didepannya kini berdiri seorang Arga,pria yang pertahanannya sekeras batu karang.
"Apa?"
"Minggu depan ada acara ga?"
Arga menaikkan sebelah alisnya
"Kenapa emang?"
"Kemaren gue dikasih tiket konser sama papa gue.Nanggung nih ada satu lagi.Mmmm lo mau ga nonton bareng gue?"
Renatha menatap Arga penuh harap.Pasti Arga tak akan menolak permintaannya yang satu ini.Secara ini merupakan konser band favorit Arga.
"Sori,gue ada acara minggu depan"
Tanpa mempedulikan Renatha,Arga menjurus melewati Renatha yang mematung ditempatnya.
Melihat Arga yang tibatiba pergi,Arlan dan Andra pun langsung berlari mengejar nya.
"Woy Arga tungguin!"
Renatha kembali melongo ditempatnya.
Oh? Begini lo sekarang?!
Cih
Gadis itu menyilangkan tangannya,senyuman licik terangkat di sudut bibirnya.
Lo sendiri yang milih jalan ini ya, Arga sayang
--
Alunan musik bergaya klasik kini memenuhi ruangan ber cat merah muda itu,
Disisi ranjang tengah terbaring seorang gadis manis yang juga mengenakan blus senada,merah muda.
Gadis itu baru saja menyelesaikan buku yang dibacanya 2 hari yang lalu.Kepalanya celingukan kesana kemari,bingung apa yang akan dilakukan untuk mengusir kebosanan.
Ditutupnya buku itu kemukanya,namun tanpa sengaja perban bekas luka nya tersenggol hingga membuat gadis itu meringis.
"Duhh,gue sampe lupa kepala gue luka.."
Diusap usapnya kepalanya.Bayangan cowok yang menemaninya saat ia bangun di rumah Arga tiba tiba memenuhi kepalanya.
"Arlann..."
Gadis itu mengetuk ngetukkan dagunya,mencoba untuk berfikir siapa senenarnya cowok lucu itu.
Arumi sontak bangun lalu menyilangkan kedua kakinya ditempat tidur.Ia baru ingat bahwa tadi Arlan bersama dengan Arga dan temannya yang satu lagi.
Apa Arlan salah satu cowok yang terkenal disekolahnya?
Iya! Tak salah lagi! Arlan pasti salah satu cowok yang -entah bagaimana- sering diperbincangkan di sekolah Angkasa.
Berarti Arlan salah satu sahabat nya si songong Arga itu dong?
Tring!
Dering handphone nya menyadarkan gadis itu dari lamunan.
Susah payah diraihnya handphone yang berada diatas meja mungil disamping tempat tidurnya itu.
"Siapa sih?"
Kembali diubahnya posisinya,kini ia kembali terbaring di atas kasur mungil nya.Segera ia membuka capslock handphone nya,saat itu juga nomor yang asing bagi Arumi muncul di layar.
08××××××××
Hai,gadis amnesia:) 15:29
Hah? Apa coba maksudnya?
Sejenak Arumi mematung ditempatnya,mencoba mencari maksud dari si pengirim pesan.
Tiba tiba matanya membulat.Ingatannya kembali pada kejadian pagi tadi.
Arlan?
Secepat kilat jarinya mengetikkan sebuah pesan
Arlan? 15:32
Arumi berfikir sejenak,dia kan sahabatnya kak Arga.Berarti dia kakak tingkat dong?
Issh ga sopan banget sih gue
Ditepuknya kepalanya.Lalu dengan cepat kembali mengirimkan pesan.
Kak Arlan? 15:35
√√ Read
Wah langsung di read!
Gadis ini menyunggingkan senyumnya.Tanpa sadar ia berharap bahwa ini memang lah Kak Arlan.Cowok lucu yang menghiburnya pagi tadi.
08××××××××
Wah,emang ga amnesia ternyata hehe 15:36
Beneran kak Arlan..
Panjang umur banget tuh cowok
Kan udah Arum bilang,kak. 15:36√√
Kak Arlan dapet kontak Arum darimana? 15:37√√
08××××××××××
Dari temen kamu,Lia ya? Namanya. 15:37
Arumi mengangkat alisnya heran,darimana dia bisa kenal teman temannya? Baru saja ia ingin menanyakan hal itu pada Arlan,namun ia memilih untuk mengurungkannya niatnya.
Ah ntar aja deh nanyanya kalo ketemu Lia.
Ohh gitu 15:38 √√
Kak Arlan
Gimana keadaannya? 15:39
Baik kok kak :) 15:39 √√
Kak Arlan
Setengah jam lagi kakak jenguk kamu.
Udah janjian sih sama temen temen kamu,hehe.
See ya! ;) 15:42
Mata Arumi membulat penuh,gadis itu segera duduk diatas kasurnya kembali.
Hah?!
Dia berlari kearah kaca,kemudian syok sendiri melihat penampilannya.
Udah kaya zombie aja muka gue
Gadis itu langsung mengambil langkah seribu kearah kamar mandi.
--
"Kok ga dibales ya,chat gue?" Arlan menopangkan kepalanya.
"Cewek keberapa tuh?"
Suara serak seorang cewek membuat Arlan harus menolehkan wajahnya kearah sang pemilik suara.
"Berisik lo,ah"
Laras menyilangkan kakinya diatas sofa,menyempatkan diri memukul puncak kepala Arlan,adik satu satunya.
Arlan merutuk kesal,kemudian memilih untuk pergi meninggalkan kakak nya yang cerewet ini.
"Lohh,mau kemana?"
Arlan menghentikan langkahnya,memalingkan wajahnya kebelakang.
"Bukan urusan lo,Larasssss"
"Awas aja kalo lo berani mainin cewek lagi!"
Arlan yang baru saja menaiki tangga,menyunggingkan senyumnya sekilas tanpa menoleh kearah Laras.
"Do'ain aja ini yang terakhir"
Dilangkahkan nya kembali kakinya kearah kamar,hendak bersiap siap kerumah Arumi.
Baru saja Arlan hendak memilih baju,handphone nya kembali berdering.
Arumi
Oke kak,Ditunggu ya :) 15:55
Segaris senyuman terukir diwajah tampannya.
Kemudian dilanjutkannya aktifitasnya kembali untuk melilih baju,kali ini ditambah dengan senandung kecil.
Sementara itu dilantai bawah,Laras hanya memutar bola matanya malas,tak percaya akan kata kata adiknya itu.Segera ia menyalakan TV.Daripada capek melihat tingkah sang adik,lebih baik ia menonton acara kartun kesukaannya.