Pada 1900, sebuah kapal yang sedang mengangkut penyelam menemui badai di pertengahan jalan dan berlindung di Pulau Antikythera di Laut Aegea. Saat menyelam di lepas pantai pulau itu mereka menemukan sebuah kapal karam berusia 2.000 tahun yang diperkirakan tenggelam pada 60 atau 70 SM.
Di dalamnya, para penyelam telah menemukan perhiasan, tembikar, koin, dan patung-patung yang terbuat dari perunggu dan marmer. Selain itu terdapat 82 potongan perangkat perunggu berkarat di dalam.
Artefak itu kemudian dibawa ke National Museum of Archaeology di Athena untuk dibersihkan dan dianalisis. Namun artefak yang terbuat dari perunggu terlalu rapuh untuk dipelajari dengan tangan.
Pada 1951 seorang fisikawan dan profesor di Yale Univeristy, Derek J de Solla Harga, mulai mempelajari artefak perunggu tersebut. Ia menggunakan teknologi paling canggih pada masa itu, yakni Sinar-X, untuk menemukan asal-usul dan kegunaannya. Namun jawaban tak kunjung ditemukan.