webnovel

Tenka

(POV Ketiga)

N/K : "Apa maksudnya ini?!"

Di hadapanmu saat ini ada dua Tohka. Benar sekali. Dua Tohka yang sama persis namun dari segi sikap sangat berbeda. Tohka yang kamu tahu berada di sebelah kiri dan yang di sebelah kanan terlihat lebih serius, tegas, dan kurang peduli dengan apa yang orang lain pikirkan.

Tohka : "N/K, kamu sudah pulang? Selamat datang!"

N/K : "'Bagus sekali cara dia mengalihkan pertanyaanku.' Dia ini siapa?"

Tohka : "Umm.. bagaimana caranya untuk menjelaskan ini?"

Tohka berpikir keras sampai kepalanya mengeluarkan uap. Kamu memberikan makanan dan kinerja otaknya meningkat.

Tohka : "Ah! Aku tahu! Namanya adalah Tenka. Dia ini kakak perempuanku."

N/K : "Kakak?"

Tenka : "Apa orang ini yang kamu ceritakan padaku? Dia terlihat lemah."

N/K : "'Wah hinaannya sungguh tak mengenal tempat.' Jadi bagaimana bisa kau memiliki seorang kakak? Bisa kau jelaskan?"

Tohka : "Umu! Tolong author lakukan flashback!"

(Author : "Waw.. luar biasa. Setelah beberapa chapter dia mulai berani nembus tu tembok keempat."

Tohka : "Please~ kali ini aja. Aku janji akan nurut." Berkedip beberapa kali

Author : "Ampun dah. Oke siap-siap untuk flashback.")

<Flashback>

(POV Tohka)

Aku hari ini belajar seperti biasa di sekolah. Sayangnya N/K tidak bisa masuk hari ini. Padahal aku ingin makan siang bersama dengan bekal buatanku. Aku rindu sekali. Meskipun baru ditinggal beberapa jam tapi aku sudah rindu dengan sentuhannya.

Mukuro kebetulan sekolah tapi kenapa Hiroto tidak? Apa dia pergi dengan N/K?

Mukuro : "Dikau terlihat gelisah. Ada apa gerangan?"

Tohka : "Aku rindu pada N/K. Aku ingin kepalaku dielus..."

Mukuro : "Kesabaran membuat kesuksesan tercapai dengan sempurna. Dikau harap tenang."

Tohka : "Hiroto juga tidak masuk. Apa dia bersama N/K?"

Mukuro : "Sang kekasih tak berucap dan hanya pergi. Firasat berkata bahwa kekasih bersama dengan teman."

Aku menggembungkan pipiku dan makan bekal bersama dengan Mukuro. Saat kami akan mulai makan, Ai, Mai dan Mii datang pada kami.

Ai : "Tohka-chan, kami boleh makan bersamamu tidak?"

Tohka : "Boleh saja. Lebih ramai lebih baik."

Mai : "Terima kasih ya Tohka-chan. Kau selalu baik."

Mii : "Maniak."

Mukuro : "Mari kita mulai."

"Selamat makan!"

Kami pun makan bersama-sama. Rasanya menyenangkan punya banyak teman. Ai, Mai dan Mii merupakan teman yang sangat baik. Mereka selalu mengajakku berbicara bahkan sempat mengajakku untuk pergi ke karaoke.

Aku ingin tahu N/K sedang apa sekarang? Dia sudah makan belum? Aku terus memikirkan tentang N/K saat makan dan tahu-tahu bekalku sudah habis. Semuanya juga sudah selesai makan. Kalau ada N/K pasti jadi lebih menyenangkan.

'N/K, siapa itu?'

Tohka : "Apa?"

Ai : "Apanya yang apa Tohka-chan?"

Tohka : "Apa tadi kau mengatakan sesuatu?"

Mai : "Tidak."

Mii : "Menjijikkan."

Mukuro : "Mungkin dikau terlalu banyak melamun."

Tohka : "Benarkah? 'Tapi aku seperti mendengar sesuatu. Atau hanya perasaanku saja?'"

Aku merapikan kotak bekalku dan saat selesai..

Semua temanku terbaring lemas hingga pingsan kecuali aku dan Mukuro. Energi ini sepertinya aku tahu. Aku berdiri dari kursiku dan menggunakan api matahari. Sebuah suara terdengar dari speaker sekolah.

|Shido-san. Kamu dengar aku?|

Suara itu.. Kurumi?

|Kalau kamu mencariku, aku ada di atap. Kurasa sebaiknya kamu segera bergegas, lho.|

Bergegas? Maksudnya apa?

Apa ini ulahnya hingga semua temanku terbaring seperti ini? Tidak bisa kubiarkan.

|Oh dan untuk Yatogami-san, kuharap kamu juga hadir ke atas sini. Ada yang ingin berbicara denganmu.|

Ada yang ingin berbicara denganku? Aku melihat apa gadis itu ada di kelas atau tidak. Rupanya gadis itu bekerja sama dengan Kurumi.

Tohka : "Mukuro!"

Mukuro : "Daku paham."

'Orang yang aneh.'

Ada yang berbicara lagi. Tapi di mana?

'Orang yang berbicara? Maksudmu aku?'

Tohka : "Siapa di situ?!"

Mukuro : "Ada apa Tohka?"

Tohka : "Ada suara aneh yang berbicara padaku. Suaranya sedikit mirip denganku tapi aku tidak tahu datangnya dari mana."

'Tidak perlu panik. Aku ada di dalam pikiranmu.'

Tohka : 'Pikiranku? Maksudnya kamu ada di dalam otakku? Apa yang N/K akan bilang nanti?'

'Benar sekali. Dan siapa itu N/K?'

Tohka : 'N/K itu orang yang membantuku untuk bisa hidup di dunia ini. Dia sangat kuat tapi sekarang dia harus melakukan sesuatu. Apa kau ingin bertemu dengannya?'

'Kau bilang dia itu kuat. Terdengar menarik. Baiklah, tapi bagaimana jika kita pergi ke tempat yang dikatakan oleh orang itu. Kalau tidak salah.. atap?'

Tohka : 'Benar. Oh iya, kau punya nama tidak?'

'Nama? Aku tidak perlu itu.'

Tohka : 'Lalu aku harus memanggilmu dengan sebutan apa?'

'Uhh... Baiklah terserah padamu.'

Tohka : 'Kalau begitu..... Tenka! Karena namaku Tohka, aku memberikan nama Tenka agar kau terdengar seperti kakakku.'

Tenka : 'Tenka... Tidak buruk. Sekarang ayo kita pergi. Aku ingin melihat kau bertarung.'

Tohka : "'Baiklah!' Ayo Mukuro!"

Mukuro : "Siap."

Aku langsung berlari menuju atap sekolah. Mukuro mengikuti dari belakang. Aku berlari hingga bertemu dengan Origami. N/K bilang aku tidak boleh bermusuhan dengan dia.

Tenka : 'Apa dia musuh?'

Tohka : 'Dulu iya. Tapi sekarang tidak.'

Origami : "Jangan menghalangi. Aku harus menyelamatkan Shido."

Tohka : "Aku tidak akan menghalangi. Kau bisa pergi duluan."

Origami seperti kaget namun dia berlari menuju atap sekolah. Kami mengikuti dia dari belakang. Tak lama kemudian kami sampai di atap sekolah. Aku melihat si Yae dengan enam orang asing di belakangnya. Siapa mereka itu?

Yae : "Akhirnya kau sampai juga, Yatogami Tohka. Tidak, <Princess>."

Tohka : "Apa yang kau inginkan?"

Yae : "Tidak banyak. Aku hanya ingin.. kematianmu agar aku dan N/K bisa bersama selamanya. Hahaha!"

Kurumi : "Ara Ara~ rupanya kau cukup gila."

Yae : "Oh maaf, tapi aku bukan cermin untuk wajahmu itu."

Tenka : 'Aku tidak menyukai dia. Api apa itu yang keluar dari tangannya?'

Tohka : 'Itu api kabut. N/K bilang, dia bisa membuat ilusi dengan menggunakan api itu.'

Tenka : 'Apa ilusinya bisa jadi kenyataan?'

Tohka : 'Iya. Aku bahkan pernah tertipu. Tapi sekarang tidak akan lagi karena aku punya ini.'

Aku mengeluarkan dua buah pil berwarna kuning bergaris merah.

Tenka : 'Ini terlalu kecil. Mana bisa melukai merupakan dengan bola sekecil ini.'

Tohka : 'Uhh.. sudah lihat saja!'

Aku memakan dua pil ini sekaligus. Aku merasakan kekuatanku bertambah. Badanku mulai bersinar mengeluarkan api kuning. Dan juga ada aku satu lagi dengan api merah.

Eh? Aku yang satu lagi?

Tohka : "Kau siapa?"

Tenka : "Tenka. Apa kau lupa?"

Tohka : "Tapi kau bilang kamu ada di otakku!"

Tenka : "Entahlah... Yang pasti. Aku ingin bertarung sampai puas."

Yae : "Dua <Princess>? Tidak masalah. Semua penjagaku lebih kuat daripada kalian berdua menyatukan keku-"

Tenka : "[Nahemah]"

Satu tebasan yang mengakhiri hidup keenam orang di belakang Yae. Mereka semua sudah.

.

.

.

.

..mati.

Tohka : "Kenapa?"

Tenka : "Kenapa? Bukannya sudah jelas? Dia ingin kau mati jadi aku mengalahkan anak buahnya terlebih dulu."

Tohka : "Tapi kenapa harus membunuh? N/K tidak pernah mengajari aku untuk membunuh. Itu salah."

Tenka : "Cih. Terserah padamu. Kau mungkin sudah menjadi lemah karena diajari olehnya."

Tohka : "Itu tidak benar! Menjadi kuat bukan soal kekuatan. Tapi bagaimana tujuanmu untuk melindungi seseorang. Itu yang menjadikan seseorang kuat. Karena itu-"

Tenka : "Buktikan."

Tohka : "Hah?"

Tenka : "Buktikan jika yang kau katakan itu benar. Aku akan menarik semua kata-kataku tadi."

Baiklah jika itu yang kau mau. N/K selalu jujur padaku. Jika dia punya rahasia, dia tidak akan mengatakannya dan bukan berbohong. Karena itulah aku..

Tohka : "[Sandalphon : Halvanhelev Version X] bersiaplah."

Yae : "Kau... Kau akan membayar untuk semua ini!"

Dia membuka bajunya dan ada sebuah kotak di dadanya. Dia memasukkan apinya ke dalam kotak itu dan tubuhnya bersinar terang. Aku membuka mata dan dia berubah menjadi monster.

Yae : "HAHAHAHA!! TIDAK ADA YANG BISA MENGHENTIKAN DIRIKU SEKARANG! N/K HANYALAH MILIKKU!"

Tohka : "Kau salah."

Yae : "Hah?"

Tohka : "N/K bukanlah milikmu. Tapi N/K.."

Aku mengarahkan pedangku ke atas. Api matahari dan badai mulai berkumpul di pedangku.

Tohka : "Dimiliki oleh orang yang peduli padanya.. tanpa melukai orang yang dia sayangi! [Crescent Judgement]"

Aku menebas tubuhnya dan dia pun terkena serangan itu. Dia belum kalah dan aku juga belum selesai. Karena ada satu hal yang spesial dari [Crescent Judgement]. Tapi aku harus meminta bantuan pada Mukuro.

Tohka : "Mukuro!"

Mukuro : "Dimengerti. [Michael : Rataibu]"

Sebuah lubang terbuka dan menghisap Yae yang masih berwujud seperti monster. Dia perlahan terhisap masuk ke lubang tersebut.

Yae : "Tidak.. tidak mungkin. Semuanya rencanaku tidak mungkin gagal. Aku harus bisa hidup bersama dengan N/K. Aku harus! Dia harus jadi milikku! Jika aku tidak bisa memiliki N/K, maka kau juga tidak boleh!"

Dia mencoba untuk meraih diriku. Tapi sayangi dia tidak akan pernah bisa. Tidak peduli apa yang kau lakukan, kau tidak akan pernah bisa untuk melakukannya. Karena, [Crescent Judgement] membuat target berubah menjadi batu secara perlahan.

Tapi aku tidak membunuhnya. Aku hanya ingin dia pergi jauh dari kami.

Prok prok prok

Aku mendengar suara tepuk tangan. Orang yang melakukannya adalah Tenka.

Tenka : "Kau sudah membuktikan dirimu. Aku tarik kembali semua hal buruk tentang N/K."

Tohka : "Benarkah?"

Tenka : "Ya. Nah sekarang-"

Aku memeluk Tenka dengan bahagia. Dia terlihat kaget saat aku melakukannya. Tapi dia memelukku juga.

Mukuro : "Tolong lakukan nanti saja. Kita masih mempunyai urusan dengan si mata arloji."

Mata arloji?

Oh benar! Kita harus mengalahkan Kurumi.

Aku melihat Kurumi yang sedang melawan roh api. Siapa dia? Aku baru melihatnya.

Kurumi : "[Aleph]"

Dia menembakkan peluru pada roh api itu. Itu pasti jebakan yang artinya aku bisa menggunakannya. Aku berlari dengan cepat menuju ke arah peluru itu akan melesat dan peluru itu mengenai tubuhku.

Aku terasa semakin cepat.

Kurumi : "Apa? Rupanya Yatogami-san tahu banyak tentang kekuatanku."

Roh : "<Princess>?"

Shido : "Yatogami, apa yang kau lakukan?"

Shido terlalu berisik. Aku mengarahkan pedangku pada Kurumi.

Tohka : "[Halvanhelev : Arrow]"

Bemtuk pedangku berubah menjadi busur. Aku menggunakan api matahari untuk membuat panahnya.

Tohka : "Kurumi, berhenti menyakiti orang-orang di sekolah! Kalau tidak aku akan menembakmu."

Kurumi : "Ara~ Tohka-chan berani juga rupanya. Pantas saja pacarmu tidak pernah melihat wanita lain."

Tohka : "Kurumi!"

Kurumi : "Langkahi dulu mayatku! Tunjukkan padaku kekuatan dari seorang putri!"

Tohka : "Sesuai dengan keinginanmu."

Aku berpindah tempat tepat di belakangnya. Dia tidak menyadari kalau aku siap menembakkan panahku ini. N/K bilang kalau sisa hidupnya masih banyak maka Kurumi akan tetap hidup. Jadi..

Tohka : "Selamat tinggal untuk sekarang... Kurumi."

BOOOOM!!!!

<Present>

(POV Ketiga)

Tohka : "Itulah yang terjadi. Setelah itu, Tenka membantu aku untuk menggendong teman-teman yang pingsan ke kelas mereka. Setelah itu kami pulang. Tenka boleh tinggal di sini kan?"

Dia mengeluarkan tatapan manis bagaikan anak kucing yang sedang meminta kasih sayang. Kamu menggaruk kepalamu.

N/K : "'Tidak ada gunanya memperpanjang masalah ini.' Jadi.. Tenka."

Tenka : "Ada apa manusia?"

N/K : "Buka pakaianmu."

Tenka memiringkan kepalanya. Tanpa pikir panjang dia melakukan apa yang kamu suruh. Kamu mulai mengukur tubuhnya dari atas sampai bawah.

N/K : "Tohka, kemari."

Tohka : "Ada apa?"

N/K : "Karena ukuran tubuh kalian berdua sama, tolong pinjamkan dulu pakaianmu. Nanti kita akan berbelanja beberapa pakaian bersama."

Tohka : "Umu! Ayo Tenka!"

Tohka menarik Tenka untuk memakai pakaian miliknya. Kamu hanya pasrah karena sudah banyak hal yang sudah kamu lalui. Kamu berjalan masuk menuju kamarmu dan tidak sengaja menendang sesuatu. Kamu melihat benda yang kamu tendang.

N/K : "Sephira Crystal lagi? Berapa banyak lagi kristal yang akan kutemukan sebenarnya? Yah.. biarlah."

Kamu meletakkan kristal milik Mayuri ke dalam Earth Box Weapon milikmu dan kristal yang kamu tendang kamu masukkan ke dalam Storm Box Weapon milik Tohka. Setelah itu kamu pergi tidur.

Namun sementara itu...

<Markas pusat Deus Ex Machina>

Dua orang terlihat sedang berada di ruangan yang terlihat seperti kantor. Mereka adalah Isaac Westcott dan Ellen Mira Mathers.

Isaac : "Apa isi laporannya?"

Ellen : "<Judgement> dan <Material A> hilang tanpa jejak. Tidak ada sidik jari yang tertinggal serta tidak ada rekaman mengenai penyusup tersebut. Namun beberapa dari mereka menghadapi <Hakuryuukou> dan <Phenex>."

Isaac : "Oh? Kaisar naga putih dan burung api legendaris berhasil masuk ke salah satu markas yang kita miliki. Aku jadi semakin tertarik. Dan apa ada kabar mengenai <Princess>?"

Ellen : "Berdasarkan Intel yang sudah terkumpul, dia bersekolah di SMA Raizen. Namun setelah pengamatan lebih lanjut, dipastikan dia bukanlah <Princess>. Adapun alias yang mereka gunakan adalah Yatogami Tohka."

Isaac : "Teruskan pekerjaanmu. Kita pasti akan mencapai tujuan kita, cepat atau lambat."

Ellen : "Baik, Ike."