POV Tohka
Akhir pekan! Aku sangat senang ketika hari Sabtu dan juga Minggu tiba. Di hari seperti ini, kita bisa bersantai dan menghabiskan waktu dengan bebas. Tapi bukan berarti aku tidak belajar untuk sekolah. Hanya saja aku hanya ingin menikmatinya dengan santai.
Tapi sayangnya...
N/K : "Tohka, apa piring-piring sudah dicuci bersih?"
Tohka : "Tinggal sedikit lagi!"
N/K : "Kalau sudah rapikan tempat tidurmu dan jangan lupa pisahkan sampah organik dan anorganik! Kita hanya punya waktu dua jam lagi!"
Tohka : "Umu! Aku mengerti. Aku akan segera menyelesaikannya!"
N/K bilang hari ini kita akan dikunjungi oleh ibunya. N/K bilang bahwa ibu adalah orang yang melahirkan dia dan juga merawat dia sampai dia tumbuh sehat seperti sekarang. Tapi apa aku juga memiliki ibu? Mungkin itu bisa dipikirkan untuk lain hari.
Setelah mencuci piring, aku langsung meletakkan semuanya dengan rapi dan segera pergi ke kamarku. Ternyata kamarku sedikit berantakan. Ada bekas makanan ringan, kotak susu, majalah yang berserakan, baju yang belum dilipat... Baiklah aku tarik kembali hal itu. Kamarku sangat berantakan.
Pantas saja N/K memintaku untuk selalu merapikan kamar sebelum tidur. Aku menyesal karena tidak menuruti perkataannya.
Tohka : "Sampahnya aku ambil terlebih dahulu lalu...."
Aku meletakkan sampah plastik dan kertas di plastik yang berbeda. Setelah itu aku membersihkan kolong tempat tidur. Benar-benar berdebu.
Tohka : "Uhuk uhuk! Banyak sekali debunya... Uhuk uhuk!"
Aku segera mengumpulkan debunya dan kusatukan dengan sampah sebelumnya.
Tohka : "Untuk majalah sebaiknya aku letakkan di mana ya?"
Aku melihat ke lemari yang ada dan sepertinya cukup bagus untuk diletakkan di dekat rak buku pelajaran. Tapi aku harus menandainya agar tidak lupa. Setelah itu hanya tinggal melipat baju saja.
Tohka : "Pakaian dalam di kotak pertama, celana dalam dan juga bh harus diletakkan dengan rapi."
Aku melipat semua pakaianku dan akhirnya semuanya selesai. Aku melihat lagi apa yang kurang.
Tohka : "Hmm.. Oh iya aku harus membuka jendela kamarku!"
Aku pun membukanya dan angin sejuk mulai membelai tubuhku. Rasanya sejuk sekali. Aku pergi ke dalam dan rupanya rumah sudah bersih total. N/K pun baru keluar dari kamar mandi. Saat aku melihat perutnya.. jantungku berdegup sedikit kencang.
N/K : "Ayo cepat mandi. Kau belum mandi bukan?"
Tohka : "I-iya."
Aku pun pergi mandi dan rasanya segar. Setelah cukup banyak berkeringat memang sangat nyaman untuk mandi seperti ini. Setelah mandi aku langsung pergi ke kamarku dan ganti baju. Kini kami siap untuk kedatangan ibunya N/K.
Aku duduk di sofa sambil bersantai.
Tohka : "Ah~ Nikmatnya bersandar di sofa seperti ini."
N/K : "Nah~ Kalau kau berpakaian seperti itu kau jadi terlihat cantik bukan?"
Tohka : "Tidak. Ini biasa saja kok"
Aku memalingkan wajahku. Kenapa tiba-tiba dia memuji seperti itu?
N/K : "Tsundere.."
Aku memiringkan kepalaku. Tsundere itu apa? Saat memikirkan hal itu, bel rumah berbunyi.
DING DONG~
N/K : "Bersikap seperti biasa saja."
Tohka : "Umu!"
Aku dan N/K berjalan menuju pintu masuk dan membuka pintunya secara perlahan. Saat dibuka..
??? : "VOOOIIIIIIII!!! Sudah lama kita tidak bertemu- guhuk!"
Orang itu jatuh dan ditendang oleh seorang wanita. Dia menyeramkan. Apakah orang ini yang bernama ibu?
Ibu : "Jangan berteriak di dekat telingaku, Squalo."
Squalo : "Mohon ampunannya."
Dia bersujud kepada ibunya N/K.
Ibu : "Kau boleh pergi."
Squalo : "Pria rendahan ini akan segera pergi dari hadapan Anda."
Pria bernama Squalo ini langsung pergi dan menghilang dari pandangan kami. Saat pergi, wanita ini langsung memeluk N/K tapi N/K malah menghindar.
Ibu : "Huuh~ padahal ibu sangat rindu padamu. Hmpf!"
N/K : "Ya ya.. masuklah. Tohka, tolong siapkan teh hijau."
Tohka : "U-umu."
Aku pun melakukan apa yang diminta oleh N/K. Aku segera menyiapkan teh hijau dan menyajikannya untuk kami bertiga. Kami duduk berhadapan dengan ibunya N/K. Pertanyaannya.. kenapa?
N/K : "Tohka, perkenalkan dirimu pada ibuku."
Tohka : "Baiklah. Perkenalkan, nama saya Yatogami Tohka. Senang bertemu dengan ibunya N/K!"
Yumina : "Wah wah anak yang sopan dan juga periang~ Namaku adalah Yumina N/B. Senang bertemu denganmu juga. Kau boleh memanggilku dengan panggilan ibu."
Tohka : "Umu!"
Aku melihat ibu meminum teh buatanku. Semoga saja dia menyukainya.
Yumina : "N/K, di mana kau menemukan gadis ini?"
N/K : "Dia <Princess>, seorang roh yang kuberikan identitas sebagai Yatogami Tohka."
Yumina : "Begitu.. Jadi kau menolak hal itu dengan menjaga <Princess>?"
Aku melihat N/K diam. Dia tidak pernah terlihat seperti ini. Lalu hal apa yang sebenarnya mereka bicarakan?
Tohka : "Maafkan aku tapi, apa yang sebenarnya kalian bicarakan?"
N/K : "Tohka... Aku sebenarnya sudah dijodohkan."
POV Ketiga
Tohka : "Dijodohkan?"
Yumina : "Itu artinya N/K akan menikah dengan seseorang."
Tohka : "Me-me-menikah? Dengan siapa?"
N/K : "Kau tidak perlu tahu. Yang penting aku menolak keras perjodohan ini. Ibu bisa menawarkan hal ini kepada kakak. Aku akan memilih jalanku sendiri."
Yumina : "Sudah ibu duga hal ini pasti akan terjadi. Baguslah."
N/K : "Hah?"
Kamu seketika menjadi bingung dengan ucapan ibumu.
N/K : "Maksud ibu?"
Yumina : "Seperti yang kamu dengar. Ibu lebih senang kamu sukses dengan caramu sendiri. Kamu berhasil membuat Bermuda berhutang banyak hanya kepadamu. Itu bukan suatu pencapaian yang main-main. Juga, kamu sepertinya sudah mengalami yang namanya jatuh cinta. Benar bukan?"
N/K : "Iya..."
Yumina : "Mansinya anak ibu kalau sedang malu-malu! Tohka, kau mau jadi menantu ibu tidak? Nanti ibu akan-"
N/K : "Tunggu dulu! Jangan tiba-tiba membicarakan hal seperti ini kepadanya. Dia masih belum mengerti."
Tohka : "Menantu itu apa?"
Yumina : "Menantu itu adalah orang yang-"
N/K : "Jangan kau rebut kepolosan miliknya!"
Tohka : "N/K, aku tidak mengerti."
N/K : "Tenang saja Tohka. Kau tidak perlu mengerti untuk saat ini."
Yumina : "Ara ara~ Jadi kamu ingin mengajari Tohka hal-hal seperti itu sendiri? Anak ibu rupanya sudah jadi nakal. Tapi tenang saja, ibu tidak akan menghalangi kamu."
N/K : "Jangan membuat ini terdengar seperti nasehat dari si kakek tua itu!"
Mereka pun saling berbincang dan juga tertawa. Kamu hampir saja kelelahan akibat tingkah ibumu yang mencoba untuk menghilangkan kepolosan yang Tohka miliki. Tapi kamu cukup senang karena ibumu tidak membawa masalah keluarga dalam kehidupan Tohka.
Ibu kamu sebenarnya adalah orang yang sangat terkenal dan ditakuti oleh banyak orang. Tapi pada keluarganya dia selalu bersikap lemah lembut. Ibumu juga tahu fakta soal distorsi ruang yang belakangan ini sering terjadi. Jadi sebenarnya kamu tidak akan terkejut dengan hal seperti ini.
<Time Skip oleh Chibi Yumina berusaha mengajari Chibi Tohka tentang kewanitaan secara diam-diam>
POV Kamu
Hari ini tidak begitu buruk. Ibu sudah mengatakan bahwa pertunangan tidak akan dipaksakan padaku. Tentu saja aku bersyukur. Tapi aku tahu betul bahwa orang itu tidak akan tinggal diam. Dia pasti akan mendatangiku suatu hari nanti.
Melihat keluar jendela, cuaca saat ini hujan deras. Tapi tiba-tiba berhenti dan langit seketika menjadi cerah. Hanya ada satu hal yang pasti mengenai kejadian ini. Shido sudah menyegel <Hermit>. Kalau tidak salah <Hermit> itu roh yang berbentuk loli kan?
Mataku melebar dan aku mengirim pesan pada Hiroto. Tenang saja Shido, FBI akan segera menjemput kamu. Aku hanya menyeringai dan ibu menepuk pundakku.
Ibu : "Apa kau tidak mau berbicara dengan ayahmu?"
N/K : "Jika ayah tidak membahas hal itu. Dengan senang hati."
Ibu : "Ayahmu memang memiliki watak seperti itu. Dia memang agak keras tapi dia selalu memikirkan apa yang terbaik untuk kamu saat ini. Kalau bisa ayahmu ingin kamu yang menjadi penerus dalam keluarga kita. Tapi ibu tidak akan memaksamu untuk hal itu."
N/K : "Aku ingin menjalani hidup seperti orang normal. Meskipun kenyataannya sangat sulit. Tapi.."
Aku melihat Tohka yang saat ini sedang memasak.
N/K : "Aku menemukan matahari yang bersinar terang di hidupku. Senyuman di wajahnya selalu membuatku bersemangat dalam menjalani hidup. Seorang putri yang datang dari matahari."
Ibu : "Apa dia memiliki api seperti kita?"
N/K : "Api badai dan api matahari. Dua-duanya sama kuat dan seimbang. Bermuda dengan senang hati membiarkan kami menggunakan tempat latihannya."
Ibu memelukku dengan lembut. Kali ini aku membiarkan dia melakukannya. Kehangatan ini yang selalu merawat aku sedari kecil sampai saat ini. Rasanya tidak pernah berubah.
Ibu : "Jaga dirimu baik-baik dan juga gadis ini. Kamu benar soal dia yang masih perlu melihat indahnya dunia ini. Ibu memberikan restu untuk kalian."
N/K : "Terima kasih ibu."
Tohka : "N/K, bagaimana cara membuat saus mayones?"
N/K : "Gunakan telur dan minyak yang ada di situ. Aku akan membantumu tenang saja."
Ibu : "Apa ibu boleh ikut membantu kalian?"
N/K dan Tohka : "Tentu saja!"
Kami pun memasak beberapa masakan yang akan kamu makan bersama. Ibu saat ini membuat salad untuk kita semua. Keahliannya dalam memotong sayuran tidak bisa diremehkan. Tohka juga berusaha dengan keras untuk membuat mayones.
Aku sendiri membuat beberapa potong ayam katsu dan sup jagung.
N/K : "Jangan terlalu lama ketika mengaduknya."
Tohka : "Tapi ini kurang kental."
N/K : "Kau memangnya mau membuat slime? Tidak perlu seperti itu."
Tohka : "Tapi aku ingin sedikit lebih kental."
N/K : "Tidak perlu Tohka."
Dia menggembungkan pipinya. Aku pun mencolek sedikit mayones dan menempelkan di hidung Tohka. Dia membuat ekspresi wajah yang sangat lucu saat itu juga.
Tohka : "Mou~ N/K!"
N/K : "Hahaha!"
Ibu : "Sudah sudah, jangan bermain dengan makanan. Kalian terlihat seperti pasangan suami istri saja."
Mendengar hal itu aku hampir saja menjatuhkan daging ayam ke dalam sabun. Tohka berhenti mengaduk mayones buatannya. Kami tertunduk malu. Setelah beberapa saat kami pun melanjutkan untuk memasak.
<Time Skip oleh Chibi N/K sedang memotret momen kebersamaan Chibi Tohka dan Chibi Yumina>
Langit mulai menunjukkan rasa lelahnya. Matahari perlu waktu untuk beristirahat agar bisa bersinar terang di esok hari. Burung-burung kembali ke sarangnya untuk berkumpul dengan keluarga mereka. Dan pertemuan hari ini harus diakhiri dengan perpisahan.
Aku dan Tohka saat ini sedang mengantarkan ibu menuju stasiun kereta terdekat. Kami memutuskan untuk berjalan kaki menuju stasiun karena Tohka terlihat masih ingin berbicara dengan ibuku. Dia terlihat sangat dekat dengannya.
Ini merupakan hal yang wajar karena Tohka tidak memiliki ingatan tentang dirinya memiliki keluarga. Dia hanya tiba-tiba muncul dan hanya itu saja yang dia tahu. Tohka juga perlu merasakan pengalaman seperti ini.
Di tengah jalan kami melihat Shido yang saat ini sedang bersama seorang gadis kecil berambut biru dan dia mengenakan boneka kelinci di tangan kirinya.
Shido : "N/K, Tohka. Kalian berdua sedang apa?"
N/K : "Mengantar ibuku ke stasiun."
Shido : "Ah jadi Anda ibunya N/K. Salam kenal, saya teman sekelasnya. Itsuka Shido."
Ibu : "Kau ini.. Takamiya?"
Shido : "Siapa?"
Ibu : "Tidak. Mungkin hanya perasaanku saja. Senang bertemu denganmu juga. Aku Yumina N/K, ibu dari N/K. Siapa gadis kecil yang manis ini?"
Seketika boneka di tangannya berbicara.
Yoshinon : "Halo~ Kakak yang cantik. Namaku adalah Yoshinon dan ini Yoshino! Salam kenal."
Yoshino : "Sa-salam kenal."
Ibu : "Aduh~ dipanggil kakak oleh anak manis sepertimu membuatku ingin sekali memelukmu."
Mendengar hal ini aku langsung mengambil ponsel dari saku bajuku.
N/K : "Halo polisi. Saya ingin melaporkan bahwa-"
Ibu : "Tunggu dulu ibu hanya bercanda!"
N/K : "Ah rupanya hanya ringtone."
Ibu langsung mencubit pipiku dengan gemasnya. Saat dilepas rasanya luar biasa.... SAKIT!
N/K : "Aw.. Baiklah Shido, Yoshino dan juga Yoshinon sampai jumpa lagi."
Shido : "A-ah baiklah. Sampai bertemu lagi di sekolah."
Kami pun berpisah dan kamu melanjutkan perjalanan menuju stasiun. Tak lama kami pun sampai dan menunggu kereta untuk datang. Tadi ibu mengatakan nama Takamiya. Hmm...
N/K : "Tohka, bisakah kau membeli beberapa minuman kaleng untuk kita?"
Tohka : "Tapi aku tidak punya uang."
Aku segera merogoh saku celana dan memberikan dia beberapa uang koin.
Tohka : "Kau ingin minum apa?"
N/K : "Latte. Tidak perlu terburu-buru."
Tohka : "Umu. Tunggu di sini ya!"
Tohka pun pergi menuju mesin minuman terdekat. Aku pun melihat mata ibuku dan dia pun menghela nafas.
N/K : "Takamiya, apa nama itu ada hubungannya dengan <Phantom>?"
Ibu : "Sejujurnya ibu sendiri juga kurang tahu. Tapi kau bisa dibilang seperti itu. Tim penyelidik juga sudah menyimpulkan bahwa hal ini ada hubungannya dengan kejadian lima tahun lalu. Ada empat roh yang saat itu berada di TKP. <Efreet>, <Phantom>, <Nightmare> dan satu roh lagi yang tiba-tiba menghilang dari langit."
N/K : "Maksud ibu itu.. <Bride>?"
Ibu : "Apa Bermuda yang memberitahukan hal itu?"
N/K : "Hanya asumsi sementara. Tapi sepertinya dia datang dari masa depan."
Ibu : "Kita bicarakan hal ini lain waktu. Mataharimu sudah kembali."
Aku melihat Tohka yang membawa tiga kaleng minuman. Satu untukku, satu untuknya dan satu lagi untuk ibuku. Ibu mengusap kepala Tohka dan dia merasa senang dengan usapan tangan ibu. Tak dirasa kereta datang dan ibu memeluk kami sebelum akhirnya masuk ke dalam gerbong.
Kami berdua melambaikan tangan dan kereta perlahan mulai berjalan. Aku bisa melihat mata Tohka yang sudah terlihat mengantuk. Dia sudah menghabiskan waktu dengan bahagia. Aku pun mengusap kepalanya dan kami pun pulang ke rumah.
<Di tempat lain>
POV Ketiga
Terlihat seorang gadis muda yang sangat cantik duduk di hadapan seorang pria. Dia membungkuk dan menunggu.
Pria? : "Pastikan kau dapat menaklukkan hati bocah itu. Kau mencintai dia bukan?"
Gadis? : "Tentu saja ayah. Aku mencintai dia lebih dari siapapun."
Pria? : "Kalau begitu, segera laksanakan tugasmu sebagai seorang istri. Yae."
Yae : "Aku Kokonoe Yae, akan melakukan segalanya untuk mengerjakan tugas sebagai seorang istri."