webnovel

Kehidupan sekolah Tohka

POV Ketiga

Mulai hari ini, Tohka memulai hari pertamanya di sekolah. Kamu dan Hiroto pun merasa senang karena akhirnya dia bisa bergaul layaknya manusia pada umumnya. Posisi bangku Tohka berada di barisan terakhir di samping Origami.

Awalnya saat mata mereka saling bertemu, atmosfer dingin mulai terjadi. Meskipun hanya terjadi beberapa saat saja, kamu bisa merasakan kebencian yang mendalam dari Tohka terhadap Origami. Tidak, Tohka sudah membenci Origami sejak dia menembak kamu hingga sekarat.

Pelajaran di periode pertama pun dimulai. Matematika, mata pelajaran yang biasanya menjadi neraka bagi kebanyakan siswa SMA. Tohka juga sebenarnya sangat membencinya, tapi demi bisa selalu dekat dengan kamu, dia rela untuk mempelajari semua yang dibutuhkan.

Di papan tulis, Tamae-sensei sedang menulis dua buah soal. Ada sebuah soal yang sudah Tohka kuasai. Yaitu

Diketahui suatu fungsi :

F(x) = -2x³ + 12x² – 20x + 8,5

Dengan menggunakan deret Taylor order satu. Perkiraan fungsi tersebut pada titik Xi+1 = 0,5 berdasar nilai fungsi pada titik xi = 0 adalah…

Tamae : "Siapa yang berkenan untuk menjawab pertanyaan ini?"

Tohka mengangkat tangannya.

Tohka : "Saya sensei!"

Tamae : "Silahkan Yatogami-san."

Tohka maju ke depan kelas dan mulai mengerjakan jawaban dari soal di papan tulis. Jawabannya adalah.. 1,5.

Tamae : "Benar sekali Yatogami-san! Silahkan duduk kembali."

Satu kelas pun berbisik mengenai pintarnya Tohka dalam mengerjakan soal tadi. Kamu tersenyum padanya dan dia merasa sangat senang meskipun kamu tidak memujinya secara langsung. Pelajaran pun dilanjutkan lagi dengan materi yang sama dan kuis dadakan sesuai prediksi.

Bagimu yang selalu bermain data di komputer, hal ini cukup mudah. Hanya beberapa menit, kamu sudah selesai mengerjakan semua soal dari gurumu. Setelah itu, kamu tidur.

<Time Skip oleh Chibi Tohka yang beradu tatap dengan Chibi Origami>

Waktu istirahat tiba. Kebetulan hari ini kamu membawa bekal dari rumah untuk kamu bagi bersama dengan Tohka. Namun saat ini, dia sedang berada di kelas memasak. Jadi kamu memutuskan untuk menunggu dia datang. Melihat keluar jendela, hujan masih turun dengan deras.

Hiroto : "<Hermit>."

N/K : "Siapa yang memberitahumu?"

Hiroto : "Jaeger. Tapi dia bilang kita bisa menyerahkan hal ini pada Ratatoskr."

N/K : "Begitukah? Jadi di mana lokasi kapal <Fraxinus> saat ini?"

Hiroto : "Masih di kota Tengu. Kemungkinan mereka ingin Tohka berada dalam pengawasan mereka."

N/K : "Aku akan mengurusnya. Prioritas kita saat ini adalah <Nightmare>, <Witch>, <Diva> dan juga <Berserk>."

Hiroto : "Apa sebegitu pentingnya dia bagi orang itu?"

N/K : "Kau bisa tanyakan sendiri pada orangnya. Jika Estraneo mulai bertindak, kita tidak bisa main-main lagi dalam bayangan dunia. Bermuda tahu betul risiko dari tindakan yang dia ambil. Ada kemungkinan perang cincin akan dimulai."

Hiroto : "Namimori ya? Jadi Vongola sudah akan memilih kandidat baru."

N/K : "Tidak diragukan lagi. Kita masih bisa bergerak bebas untuk saat ini, tapi waktu terus berjalan tanpa menunggu kita untuk mempersiapkan diri."

Hiroto : "Meskipun begitu, hal-hal tentang roh memang sangat sensitif jika kita membahasnya di dunia bawah. Ngomong-ngomong, di mana Tohka?"

N/K : "Kelas memasak. Dia harus banyak bergaul dengan anak seusianya. Jika dia terus bergaul dengan kita, kemungkinan dia akan menjadi tomboy."

Hiroto : "Kau tetap menjadikan dia sebagai pacarmu. Apa kau yakin?"

N/K : "Tak perlu dipertanyakan lagi. Dia adalah matahari yang kuperlukan. Kau juga sudah menemukan langitmu bukan?"

Hiroto : "Petir hijau di langit malam. Yah aku memang sudah jatuh cinta padanya. Dia memang masih belajar, tapi aku yakin dia akan mengerti ketika saatnya tiba."

Kamu dan Hiroto pun berbincang tentang beberapa hal dan Shido hanya bisa melihat keakraban kalian berdua dari jauh. Dia merasa sedikit... kesepian. Lalu bagaimana dengan Tohka?

POV Tohka

Aku sedang bersama teman-teman baruku di kelas memasak. Aku ingin memberikan kue untuk N/K. Semoga saja dia menyukainya. Ada tiga orang yang saat ini sedang membantu aku membuat kue. Mereka bertiga adalah Ai, Mai dan Mii. Mereka terlihat sangat baik.

Ai : "Hei, Yatogami-san. Benarkah kamu berpacaran dengan N/K?"

Tohka : "Tentu saja. Memangnya ada apa?"

Mai : "Kau yakin dia tidak memaksamu? Dia seperti bukan N/K yang kami kenal."

Mii : "Menjijikan."

Tohka : "Aku yakin. N/K... Orang pertama yang melihat aku sebagai diriku sendiri. Dia memang punya banyak kekurangan, tapi.."

Ai : "Tapi apa?"

Tohka : "Dia bilang kalau akulah yang dia butuhkan dalam kekurangan dirinya itu. N/K selalu bersikap apa adanya. Aku pun lebih nyaman untuk mengungkap apa yang kupikirkan."

Mai : "Ada benarnya sih."

Mii : "Menjijikan."

Aku pun mulai mencetak adonan dengan bantuan mereka. Lalu adonan kuenya kumasukkan ke dalam oven untuk dipanggang. Padahal kan aku bisa memakai apiku. Tapi sayangnya N/K dan Hiroto melarang aku untuk menggunakannya. Dia bilang semua orang di sekolah ini manusia normal.

Tapi ada benarnya juga. Aku tidak bisa merepotkan N/K lagi. Saat-saat seperti ini rupanya cukup menyenangkan.

Ai : "Yatogami-san, bisakah kami memanggilmu Tohka-chan?"

Tohka : "Aku tidak keberatan."

Ai : "Terima kasih Tohka-chan!"

Mereka bertiga pun memelukku. Rasanya memang berbeda saat N/L memelukku, tapi sensasi ini cukup nyaman.

Mai : "Mulai hari ini kita berteman!"

Mii : "Maniak."

Teman.. N/K, apa jadinya jika aku tidak bertemu denganmu? Aku tidak yakin apakah hal yang sama akan terjadi jika hari itu aku tidak muncul di rumahmu.

<Time Skip oleh Chibi Tohka yang tersenyum sendiri melihat hasil kue buatannya>

Aku membawa kue buatanku ke kelas dan melihat ada seorang gadis kecil berambut merah yang berjalan di lorong. Kami hanya berpapasan dan tidak menyapa. Tapi aku tahu sensasi ini, apa dia juga seorang roh? Mungkin aku berpikir terlalu banyak.

Aku berjalan ke kelas dan melihat N/K sedang melihat hujan di luar jendela. Aku mendekati N/K dan menggigit telinganya.

N/K : "HA!"

Dia terjatuh dari bangkunya. Aku hanya tergelak dan membantu dia bangun.

N/K : "Ya ampun Tohka. Bagaimana jika aku terkena serangan jantung?"

Tohka : "Aku akan selalu membuat jantungmu berdetak kok. Lihat ini kue buatanku!"

N/K : "Ho~? Kamu membuat kue? Yakin tidak hangus?"

Aku menggembungkan pipiku dan dia mencubitnya. Tangan ini.. Kenapa aku tidak pernah bosan merasakan tangannya. Seakan, tangan ini hanya diciptakan hanya untukku seorang.

N/K : "Baiklah akan kumakan."

Dia mengambil satu dan memakannya. Dia mengunyah kue buatanku dengan perlahan sambil menutup mata. Apa enak untuk dia makan? Tidak hangus kan? Keraguan mulai muncul di benakku.

N/K : "Enak. Rasa ini.. Rasa ini sungguh tak wajar~ Namun ku ingin tetap bersama dia~ Untuk selamanya oh~ Author~"

(Author : "Bagus.. Ancur lagi tu tembok keempat. Semennya salah gitu? Kuat amat ni karakter dah."

N/K : "Iya iya maaf.")

N/K : "Rasanya enak. Alangkah baiknya jika kamu menambah sedikit gula."

Tohka : "Jadi nanti aku hanya perlu menambahkan sedikit gula dari yang sudah kupakai?"

N/K : "Mm. Bisa?"

Tohka : "Umu!"

Aku sangat senang karena dia menyukai kue buatanku! Tapi aku harus menambah gulanya. Tunggu dulu, apa aku sudah menambah gula ke dalam adonannya ya? Biarlah. Aku meletakkan kembali celemek yang kupakai dan kembali untuk makan siang dengan N/K.

Saat itu, Hiroto mendapatkan kue entah dari siapa. Jadi aku mengabaikannya dan membagi kue buatanku.

Hiroto : "Untukku? Baik sekali! Kucoba ya?"

Dia memakan kue buatanku. Sebagai seorang teman, berbagi adalah hal yang indah. Saat dia memakan kue buatanku, dia membuat ekspresi yang sama dengan N/K.

Hiroto : "... Wow.. N/K, apa kau sudah mencobanya?"

N/K : "Sudah."

Hiroto : "Tolong tambahan lagi gulanya ya? Sudah pas kok rasanya. Bagaimana jika semua orang di kelas juga kamu bagi?"

Tohka : "Baikah."

Hiroto rupanya memiliki pikiran yang sama denganku. Apa mungkin dia baru saja membaca pikiranku? Aku membaginya tapi semua orang bilang mereka sudah kenyang. Yang tersisa tinggal anak berambut biru yang duduk di bangku samping jendela. Namanya... Aku lupa.

Tohka : "Hei, maukah kamu mencoba kue buatanku?"

N/K : "Terima saja Shido!"

Hiroto : "Benar Itsuka, tidak baik menolak pemberian dari orang lain."

Jadi namanya Shido. Tapi terlihat tidak cocok dengan wajahnya.

Shido : "Haah.. baiklah. Terima kasih Yatogami-san."

Tohka : "Umu. Terima kasih kembali."

Dia memakannya dengan perlahan dan..

Shido : "AS- UGH!" dia jatuh ke lantai

Apa karena terlalu enak dia jadi jatuh ke lantai? Anak yang aneh. Oh iya aku belum memakan bekal milikku!

POV Kamu

Aku melihat Shido yang memakan kue buatan Tohka. Saat dia ingin mengatakan yang sejujurnya, aku langsung mengeluarkan api kabut dan melempar kepala Shido dengan kapur. Dia pun jatuh ke lantai. Dasar manusia tidak berperasaan. Tohka masih belum terbiasa dengan reaksi seperti itu.

Ya benar, kue buatan Tohka itu rasanya sangat asin. Aku sudah terbiasa menahan ekspresi wajahku karena ada seseorang yang dengan sengaja ingin melihat aku menderita. Hiroto juga sudah menjadi korban orang tersebut. Jadi aku tidak heran.

Hiroto : "Hampir saja. Bayangkan jika Itsuka benar-benar mengatakan hal itu pada Tohka."

N/K : "Oh dia sudah pasti akan kubuat menderita."

Hiroto : "Oh ya, untuk kemampuannya di bidang olahraga bagaimana?"

N/K : "Tanpa api matahari dan badai, dia hanya manusia biasa. Aku sudah mengujinya dengan Bermuda. Kasusnya berbeda jauh dengan <Zodiac>. Dia sudah terpisah secara total dari Sephira Kristal miliknya."

Hiroto : "Kita akan melakukannya di gedung olahraga hari ini. Siap?"

N/K : "Bersiaplah untuk kalah."

Hiroto : "Jangan harap. Aku yang akan mengalahkanmu."

N/K : "Kita lihat saja nanti."

<Time Skip oleh Chibi Shido yang disumbat mulutnya dengan kue asin oleh Chibi N/K>

POV Ketiga

Di periode terakhir ini, pelajaran yang tersisa adalah olahraga. Kamu sudah memberikan Tohka satu setel seragam olahraga untuk Tohka. Jadi dia bisa ikut dalam kegiatan bersama dengan siswi lain. Di sisi lain kamu dan dan semua murid laki-laki sedang..

Shido : "Ampun!"

Mengejar Shido dengan yang menjadi kambing hitam hari ini. Bukan karena disengaja, tapi Origami mengajak Shido ke loker ganti baju untuk siswi. Dari sanalah semuanya di mulai. Gosip tersebar di kelas hingga mereka setuju untuk menumbalkan Shido di pelajaran olahraga.

Kamu dan Hiroto hanya melakukan pemanasan saja. Tohka juga melakukan hal serupa dengan semua siswi di kelasmu. Kegiatan yang para siswi lakukan adalah kelenturan tubuh. Nah, untuk kategori seperti ini Tohka itu lemah.

Jadi setiap kali dia melakukan latihan kelenturan, tubuhnya akan terasa sakit. Kamu pun membiarkan dia seperti itu karena kesalahannya sendiri. Dan tak terasa, waktu olahraga berakhir dan kalian membereskan semua alat olahraga yang ada. Sisanya tinggal kamu dan Tohka saja.

Tohka : "N/K, ini disimpan di mana?"

N/K : "Letakkan di sudut dekat matras."

Tohka : "Baiklah."

Tohka pun meletakkan alat olahraga pada tempat yang seharusnya. Kamu pun berkongsi untuk memeriksa apakah ada barang yang tertinggal atau tidak. Saat itu juga..

BAM

Pintu gudang tertutup dan dikunci dari luar. Tohka panik karena lampu tiba-tiba mati.

Tohka : "N/K, kamu di mana?"

N/K : "Gunakan apimu Tohka."

Tohka : "Kau benar!"

Kamu menggunakan api langit dan Tohka menggunakan api matahari dalam skala kecil untuk memberikan penerangan sementara. Kalian berdua pun duduk di matras dengan Tohka memeluk lenganmu. Kamu bisa merasakan sensasi kenyal yang datang dari Tohka.

Tohka : "N/K, bagaimana cara kita agar bisa keluar?"

N/K : "Aku tadinya ingin menggunakan api malam, tapi kita harus menunggu sampai bangunan ini kosong terlebih dahulu."

Tohka : "Apa tidak bisa kita pulang sekarang?"

N/K : "Aku tidak bisa terus bergantung pada api malamku Tohka. Sabar saja ya?"

Tohka mengangguk dan kepalanya bersandar di pundakmu. Kamu memeluk Tohka agar dia tidak ketakutan. Tohka merasa aman saat dia berada di dekatmu, dia ingin kamu hanya menjadi miliknya seorang. Tentu saja tidak secara berlebihan.

N/K : "Bagaimana rasanya bersekolah? Apa kau menikmatinya?"

Tohka : "Umu. Aku punya teman baru dan juga belajar banyak hal. Manusia ternyata tidak semuanya jahat. Aku pun sudah mulai terbiasa dengan kehidupan sekolah ini."

N/K : "Baguslah kalau begitu. Masih banyak hal yang perlu kamu ketahui tentang dunia ini."

Tohka : "N/K, apa kamu akan selalu bersamaku?"

N/K : "Tentu saja Tohka. Siapa lagi yang akan mengawasimu jika bukan aku?"

Tohka : "N/K..."

Tohka melihat matamu dan perlahan memejamkan matanya. Kamu mengerti apa yang dia inginkan, kamu melakukan hal yang serupa. Sedikit demi sedikit wajah kalian semakin dekat, kalian bisa merasakan nafas satu sama lain.

Jantung kalian mulai berdetak kencang, pikiran kalian sudah pergi entah kemana, yang kalian inginkan hanya satu. Saat bibir kalian akan bersentuhan, pintu terbuka menampakkan Hiroto yang sedang memegang jaring untuk pembatas.

Hiroto : "Ah... Sepertinya aku mengganggu kalian ya?"

N/K dan Tohka : ಠ_ಠ

Hiroto : "Baiklah aku minta maaf."

Kamu pun menghela nafas dan berdiri bersama Tohka. Kalian pulang dengan perasaan kecewa. Tapi Tohka merasa bahagia meskipun dia sedikit tidak puas. Lagipula Tohka bisa melanjutkan semua hal tadi saat sampai di rumah. Setidaknya itu yang dia pikir.

chapter baru! silahkan bertanya ataupun komentar jika ingin!

Suci_Disastracreators' thoughts