"Terima kasih atas kemurahan hati Anda, Yang Mulia. Saya sungguh sangat tersentuh mendengarnya," Arsia menanggapi dengan satir.
"Kalau begitu sebagai permintaan maaf karena sudah bersikap tidak peka, aku akan menemanimu berbicara dengan kedua orang tuamu. Bagaimana? Apakah kau menerimanya?" Salim menawarkan. Wajahnya tampak geli karena satir Arsia.
"Permintaan maaf macam apa itu?" Arsia mencibir.
"Bukankah lebih baik bila kita berbicara berdua? Oh, atau kalau kau ingin mengabari orang tuamu seorang diri aku juga tidak masalah," Salim menanggapi. Kali ini air mukanya dia buat serius.
"Tentu saja kau harus setor wajah!" sahut Arsia dengan wajahnya yang tertekuk.
"Bukankah tadi kau menolak permintaan maafku?" goda Salim.
"Jadi kau ingin permintaan maafmu diterima atau tidak?" sungut Arsia.
Salim tertawa renyah. "Tentu saja. Aku tidak akan bisa tenang bila belum kau maafkan," ucapnya.
"Berhentilah mengolokku, Yang Mulia," Arsia protes.
在webnovel.com支援您喜歡的作者與譯者