Sekarang hari hari yang di jalani Jaka lebih berwarna dengan hadirnya sosok Ratih. Jaka yang selalu melamun saat bekerja karena masalah yang di hadapi nya di keluarga. sekarang terlihat lebih ceria, bersemangat, dan lebih banyak senyum. Sampai ketika Jaka sedang merapihkan barang dia sampai tersenyum sendiri mengingat ia berhasil mengajak Ratih pergi makan malam bersama. Tetapi saat sedang terbawa khayalannya tiba tiba Basir datang dan mengagetkannya. karena terkejut Jaka langsung memarahi Basir sembari menanyakan.
"Ada apa ganggu ganggu aja?"
Dengan nada menggoda Basir mengatakan.
"Kerja sembari mengkhayalkan Ratih"
Jaka pun kembali tersenyum senyum sendiri. akhirnya Basir pun melanjutkan pekerjaannya setelah Jaka memarahi. Tidak lama setelahnya Jaka secara tidak sengaja melihat Ratih sedang berbicara dengan Odin. Jaka langsung menghampiri mereka. Jaka pun menanyakan kepada Odin.
"Ada keperluan apa? tiba tiba datang ke sini"
Dengan wajah yang sedikit sok cool dan dengan sikap yang merasa paling ganteng karena ada Ratih. Odin mengatakan.
"Disuruh oleh pak Bekti untuk meminjam salah satu karyawan di tempat lu"
Untuk bekerja mengisi kekosongan yang di tempat Odin. Karena salah satu karyawan Odin sakit sehingga tidak bisa masuk. mendengar Odin berbicara atas permintaan pak Bekti. Jaka tidak bisa melarang tetapi, karena Jaka sedang senang dengan kehadiran Ratih. Jaka menyuruh Basir atau Rani sebagai gantinya. Rupahnya disini Odin sadar kalau Jaka suka dengan Ratih. Dengan wajah jahatnya Odin mengatakan.
"Perlu penggantinya wanita bukan laki laki"
Jaka pun menyuruh Rani. Odin semakin yakin kalau Jaka menyukai Ratih. Karena tau Jaka suka dengan Ratih. Odin sengaja meminta kepada Jaka kalau dia maunya Ratih. dengan wajah yang seperti terpojok Jaka tidak bisa mengizinkan jika Ratih yang di pinjamkan.
Odin pun masih belum menerima. akhirnya Odin menanyakan alasannya kenapa tidak boleh meminjam Ratih untuk mengisi kekosongan di tempatnya. Karena Jaka tidak bisa langsung mengungkapkan isi hatinya. akhirnya dia tidak bisa menjawab. Dan Jaka menyuruh Odin untuk menanyakan langsung saja ke Ratih nya mau atau tidaknya di pinjamkan. Ketika Odin menanyakannya ke Ratih. Jaka sembari berdoa dalam hati semoga Ratih tidak mau dan tidak menerima ajakan Odin. Tetapi Jaka langsung terkejut setelah mendengar Ratih menjawab mau untuk di pinjamkan sementara. Dengan wajah yang shock Jaka hanya terdiam. Odin pun mencoba memprovokasi Jaka. dengan mengatakan
"Gue akan mendekati Ratih"
Jaka pun hanya diam dan tidak bisa berkata apa apa karena Ratih sendiri yang menerima ajakan Odin. Dan ada sedikit rasa tidak menyangka. Akhirnya Ratih pun keluar dengan Odin dan pergi ke tempat kerja Odin.
Ketika di rumah sepulang kerja. Jaka masih tidak nyangka kenapa Ratih mau di pinjamkan. Dan Jaka pun teringat kalau dia memilihki kontak Ratih. Jaka dengan ragu ragu melihat handphonenya dan berpikir apakah harus chat Ratih atau tidak. Karena risau, akhirnya Jaka memberanikan diri untuk menelponnya terlebih dahulu. Ternyata telpon dari Jaka langsung di angkat sama Ratih. Dengan wajah yang sangat senang Jaka tersenyum senyum sendiri. Di telfon Ratih pun menanyakan.
"Ada apa menelpon?"
Dengan malu malu Jaka mananyakan.
"Bagaimana rasanya bekerja dengan Odin?"
Ratih pun menjawab.
"Biasa saja, oiyah aku minta maaf karena tadi aku pergi tetapi belum menyelesaikan pekerjaan aku"
Jaka tidak mempermasalahkan masalah itu. Jaka menanyakan kembali.
Apakah Odin membuatnya tidak nyaman"?
Dengan sembari tertawa kecil Ratih menjawab.
"Tidak ko"
Dan tidak lama kemudian mereka menyelesaikan pembicaraannya. Setelah selesai menelpon Ratih. Jaka masih tersipu malu dan senyum senyum sendiri. Jaka pun tidur dengan wajah yang berseri seri .
Keesokan harinya, ketika Jaka sedang menyantap makanan sarapan paginya. Ibunya menanyakan.
"Kenapa wajah kamu itu, senyum senyum terus?"
Jaka dengan malu malu menjawab.
"Tidak ada apa apa bu"
Dan Jaka pun berangkat bekerja dengan wajah yang ceria. Setelah sampai di tempat kerja. Jaka melihat Basir, Rani , Ratih dan karyawan yang lain sedang duduk didepan pintu masuk. Jaka pun menanyakan.
"Kepada semua mengapa tidak buka tokonya? tetapi malah hanya diam"
Mendengar pertanyaan itu semua karyawan termasuk Basir, Ratih dan Rani menjawab sembari teriak dengan wajah sedikit kesal dengan mengatakan.
"Kunci gerbang masuk di pegang sama pak Jaka"
dengan wajah malu sembari tertawa kecil.
"Maaf maaf hehe"
Akhirnya mereka pun masuk dan bekerja. Saat jam istirahat, Jaka mencoba mengajak Ratih untuk pergi makan siang bersama. Ratih pun mau di ajak oleh Jaka. Mereka pun makan siang bersama. Saat sedang makan, Jaka kembali menanyakan kepada Ratih.
"Apakah kamu di ganggu sama Odin?"
Dengan sembari malu dan tertawa kecil Ratih menjawab dengan jawaban yang membuat Jaka makin penasaran.
"Menurut kamu?"
Mendengar Ratih menjawab seperti itu. Jaka menjawab dengan malu.
"Maunya si kaga hehe"
Ratih pun kembali bicara kalau jawaban Jaka salah. Ratih menjawab.
"Aku di dekatinya"
Dengan wajah terkejut dan mata melotot. Dengan mulutnya yang masih terisi makanan Jaka terdiam dan terkejut. Melihat ekspresi Jaka seperti itu Ratih pun mengatakan
"Bercanda aku hehe maaf ya"
Dan jawabannya tidak di dekatinya. Jaka pun kembali tersenyum dan tenang sembari mengunyah makanan yang ada di mulutnya. Dan mereka pun melanjutkan makannya dengan wajah dari mereka sama sama tersenyum.
Setelah sudah selesai bekerja. Saat semuanya sedang bersiap siap untuk pulang. Jaka menghampiri Ratih dan menawarkan untuk di antarnya pulang. Dengan sedikit merasa tidak enak juga karena Jaka sudah baik. Ratih mencoba menolak dengan kata kata sopan. Tetapi Jaka tidak putus asa dia menanyakan.
"Kenapa tidak mau di antar pulang?"
Ratih menjawab.
" Aku sudah banyak sekali dibantu sama kamu, seperti masalah pekerjaan dan selalu di ajak makan bersama"
Dan sedikit keceplosan Jaka mengatakan.
"Aku baik sama kamu karena Jaka suka dengan kamu"
Ratih pun kaget.
" Ha ..Coba ulangin"
Dan dengan terbatah batah Jaka mengatakan.
" Ha emm gak apa apa maksud aku itu aku suka membantu anak yang baru bekerja maksudnya itu hehe"
Dalam hati Jaka berbicara.
"Kenapa keceplosan seperti ini"
Tetapi Jaka tidak menyangka kalau Ratih akhirnya mau di antar pulang. Dengan nada bercanda Ratih pun mengatakan.
"Tapi ada syaratnya"
Jaka menjawab.
" Apapun syaratnya aku terima"
Dengan sembari tertawa Ratih mengatakan.
"Boleh mengantarkan pulang tetapi di jalan nanti jangan modus dengan mempercepat mengendarai motor ya! agar bisa di peluk"
Dengar Ratih berbicara seperti itu Jaka pun menerima sembari berjanji tidak akan seperti itu. Jaka pun akhirnya berhasil menawarkan Ratih untuk di antarnya pulang , mereka pun akhirnya pulang bersama.