Ting! Sebuah notifikasi terdengar dari handphone Rayna.
Sayang, aku mau nge gym dulu. nanti pulang kuliah mampir ya di tempat gym biasa aku nge gym. sama anak-anak kok. kan searah ma arah pulang. Nanti habis nge gym, aku baru anter kamu pulang. Aku pengen dibawain minum sama calon istriku selesai nge gym, pasti nikmat rasanya. (emoticon cium)
Rayna tersenyum membaca pesan dari Sabda. Dia hanya membalas 'Ok sayang'.
"Senyum-senyum aja. Pasti deh dari pujaan hati." Kata Lita.
"iya. Ntar pulang kuliah gue nebeng lu ya Lit, Sabda nge gym ma temen-temennya.disuruh kesana gue." Kata Rayna pada Lita.
"Ok, kok satria ngga minta gue kesana sih! mana ga ngabarin lagi, dari jam 1 bilangnya mau nge check kerjaan di luar. ngga ada kabar sampe sekarang. malah mau nge gym!Ih, awas aja dia macem-macem ma cewek tempat gym!' Sungut Lita.
"Ya gue ngga tau Lit, Satria ikut apa ngga. Sabda cuma bilang sama temen-temennya. Gitu doang. Siapa tau Satria ngga ikut."
"Ih, kalian gitu deh! ngebiarin gue sendirian! Sedih tauuuukkkkkk." Kata Anin merajuk.
"Katanya lu diajak kenalan Dimas?"
"Ih, sumpah ya, masa Lita udah jadian ma Satria, masa gue punya pacar dari circle mereka juga."
"Enak dong, kita nge date barengan terus." Kata Lita.
"Lagian Dimas juga baik kok. Temen-temen Sabda baik kok. Lucky doang yang rada gesrek." Tambah Rayna.
"Ya baik sih emang, tapi..."
"Lu mau nyari cowo model gimana sih, nin? Atau kayak Vero? yang cool, mempesona, penuh aura.Gitu?" Tanya Lita.
"Sama aja dari circle mereka. Malah parah ntar gue bisa didiemin aja kalau nga date." Jawab Anin sambil memanyunkan bibirnya.
"Gini ya Nin, emang circle mereka kenapa? Dimas baik, gue yakin dia bertanggung jawab, ramah, kalau ngga ada dia malah ngga rame! Jadi apa masalahnya? coba dulu deh lu tanggepin kenalan dulu. Dimas juga gagah, ganteng, ya walaupun agak berisik dikit sih." Kata Rayna.
"Mending lu ntar ikut kita deh ke tempat gym." kata Lita. Rayna mengangguk.
"Baiklah."
"lu ngabarin Satria, Lit?" Tanya Rayna.
"Ngga. Biar jadi surprise." Jawab Lita sambil menyeruput boba.
"Ok, ntar mampir dulu ke minimarket beliin minum buat mereka ya." Kata Rayna. Lita cuma mengangguk karena sibuk dengan boba nya.
Sorenya, Rayna, Lita dan Anin datang ke tempat gym. Terlihat satria lagi lari di treadmill sambil ngobrol sama cewek yang juga sedang lari ditreadmill sebelah satria. sedangkan Sabda yang lagi angkat besi begitu tau Rayna datang dia segera menghampiri Rayna. Ketiga cewek itu lalu duduk di kursi tunggu.
"Sayang!" Panggil Sabda sambil tersenyum lalu duduk di samping Rayna. Rayna mengambilkan minum untuk Sabda.
"Ada yang lagi cemberut." Bisik Rayna sambil melirik Lita. Sabda langsung melihat ke arah mata Lita yang sedari tadi menatap Satria dalam diam.
"Woy!Satria! Bangke lu ya! Nih cewe lu disini malah asik ngobrol ma cewe lain!" Teriak Sabda sambil terkekeh. Satria menoleh ke arah Sabda dan kaget melihat ada Lita. Buru-buru dia mendatangi Lita tapi Lita malah ngeloyor keluar tempat gym. Satria langsung mengejarnya. Teman-temannya yang lain akhirnya merapat ke Sabda.
"Lah, gimana tuh Rayn, Lita ngambek. Ntar gue pulang ma siapaaaa?" Tanya Anin cemas. Mau ngejar Lita dia juga ngga enak.
"Tuh, Dimas ntar yang anterin." Kata Sabda.
"Kenapa, lu mau pulang sekarang?" Tanya Dimas
"Gue sih ngikut aja, Lu mau pulang jam berapa." Kata Anin.
" Ya udah ayo kalau mau sekarang!" Kata Dimas lalu mengambil tas kecil yang tadi dia bawa. "Gue duluan ya." Pamitnya pada teman-temannya.
"Malah pada balik sih, Gimana,Ver? Lu balik sekarang? Kalau iya tunggu bentar gue ke toilet, jangan tinggal." Kata Lucky lalu ngeloyor ke toilet.
"Mau minum Ver?" Tanya Sabda ke Vero. Vero cuma mengangguk. Lalu tersenyum ke Rayna. "Hai Rayn! Thanks ya." Kata Vero menyapa Rayna sekaligus mengucapkan terima kasih. Rayna terlihat kaget sepersekian detik lalu tersenyum.
Dari sekian tahun berpacaran sama Sabda, baru ini Vero menyapa dan berbicara sama Rayna. Walau cuma 'thanks'.
"Rayna doang yang di thanks in? Gue engga?" Tanya Sabda. Vero tertawa lalu menonjok pelan bahu Sabda.
"Yang beliin minum kan bukan elu."
"Tapi gue yang minta tadi, gue juga yang nawarin dan ngambilin buat elu." Kata Sabda sambil mencebikkan bibirnya.
"Ih, kayak lagi ngambek sama pacarnya aja." Kata Vero sambil tertawa dan geleng-geleng kepala. Rayna yang melihat interaksi mereka hanya memandang saja. Merasa beda dengan Vero yang selama ini dia tahu. Tidak lama kemudian Lucky datang dan mereka berpamitan pada Rayna dan Sabda yang akhirnya ikut pulang juga.
Di perjalanan, seperti biasa, Sabda menyetir sambil sesekali mengelus kepala Rayna.
"Kayaknya sekarang Vero beda ya sayang?" Rayna membuka percakapan diantara mereka.
"Kamu merhatiin Vero terus ya selama ini?"
"No! Biasanya dia kan pendiem, ngomong sepatah dua patah kata, senyum, pergi gitu aja. Ya kan?"
"Vero sebenernya ngga sebegitu pendiam kok, sayang. Dari semenjak mau kelulusan SMA, tiba-tiba dia jadi pendiem, dan setelah papa nya meninggal dia malah makin pendiem. Mungkin banyak hal yang dia pikirin sendiri. But, entahlah. Tapi dia benar - benar baik kok anaknya." Kata Sabda. Rasanya seperti aneh dia memuji sahabatnya di depan pacarnya. But, Sabda segera menepis rasa itu. Lagipula dia sendiri yang menjelaskan panjang lebar tentang Vero ke Rayna. Toh Sabda juga tau Rayna dan dirinya sama-sama menyayangi dan mencintai.
"Sayang, minggu depan aku mau keluar kota, cuma dua hari aja kok. " Kata Sabda.
"Jadi kita ngga ketemu dua hari dong!" Jawab Rayna sambil memanyunkan bibirnya.
"Cuma dua hari sayang, setelah itu kita bisa ketemu sepuasnya." Kata Sabda sambil mengelus rambut Rayna.
Rayna menghempaskan nafasnya pelan. Selama ini dia belum pernah sehari saja tidak ketemu Sabda.
"Kalau kamu ada perlu kemana, ada yang gangguin kamu, minta tolong aja sama Vero. Aku malah merasa aman kalau kamu sama Vero." Kata Sabda.
"Ih, apaan sih, sayang! Nggak lah, aku bisa kali kemana mana sendiri. Kamu aja yang ngga percayaan sama aku." Kata Rayna.
"Hey, jangan punya pikiran macam-macam sama Vero, sayang. Justru dari sekian sahabatku cuma Vero yang aku percaya buat aku titipin kamu, kalau sama yang lain bisa-bisa modus semua." Kata Sabda.
"Sayang, please, aku bisa sendiri. Kamu tenang aja. Selama kamu keluar kota segera.selesaiin urusan kamu secepatnya, setelah itu segera pulang." Kata Rayna sambil mengelus bahu Sabda.
"Siap Tuan puteri! Sekarang udah sampai rumah. Sebelum turun bayar dulu pakai cium!" Perintah Sabda lalu memejamkan mata, bersiap mendapat bayarannya. Rayna tersenyum melihat ulah kekasihnya. Dia mengecup bibir Sabda tiba-tiba tangan Sabda menarik tengkuk Rayna lebih dalam. Kecupan pun akhirnya menjadi 'deep kiss'. Tidak lama karena Rayna melihat mobil papanya membunyikan klakson minta dibukakan pagar.
"Pasti deh orang itu mengganggu!" Gerutu Sabda pelan tapi masih bisa didengar Rayna.
"Sayang, gitu - gitu itu papaku! Aku bilangin nih!" Ancam Rayna berniat menggoda Sabda.
"Eh, jangan dong sayang, bisa-bisa aku dipecat jadi menantunya nanti. Kamu mau?" Tanya Sabda. Rayna cuma tersenyum lalu mengecup pipi Sabda. Sabda sedikit kaget tapi keburu Rayna turun dari mobil.
"Nunggu kamu bukain mobil lama, tuh mobil papa aja udah masuk. Kamu ngga pamit papa, sayang?" Tanya Rayna. Sabda lalu membuka pintu mobil. Benar juga, dia harus pencitraan untuk mendapat image menantu yang baik. Walaupun ujung-ujungnya malah suka godain papa Rayna yang super sabar melebihi papanya sendiri.