webnovel

Chapter 4: Deer Antlers

Setelah menunggu beberapa hari, Elmera bisa keluar dari rumah sakit. Saat ini, dia menatap sebuah mobil, dan Axe mendekat memberikan kunci mobil. Untuk terakhir kalinya, dia berkata, "Nona Elmera, paling tidak biarkan aku mengemudi," tatapnya dengan khawatir.

"Ahh... Hus... Ini kehidupan ku, kau tak bisa ikut," Elmera langsung mengambil kuncinya dan berjalan membuka pintu. Tak lupa, dia membuka kaca dan menatapnya. "Jadi, sampai jumpa... Hei, tak usah pasang wajah begitu, aku punya SIM mengemudi mobil... Bye..." Elmera langsung menginjak gas dan pergi. Gadis seperti dia memang patut dicurigai tidak bisa mengemudi mobil, tapi nyatanya, dia bisa dengan lancar mengemudikannya, dan Axe pun hanya bisa menghela napas dalam-dalam. "Tuan Besar, maafkan aku, putri mu memang keras kepala."

---

Di malam itu, Elmera masih mengemudikan mobil, tapi ia merasakan sesuatu. "Hm, rasanya aku ingin makan cemilan... Apakah ada supermarket di sini? Mana ada, tempat ini aneh..." Ia melihat ke antara gelapnya jalanan dan melewati hutan beberapa kali. Jalan yang dilewati seperti bukan permukiman, tapi ia melihat ada cahaya kecil dan rupanya ada supermarket kecil di sana.

"Ah, bagus..." Dia memberhentikan mobilnya dan keluar. Tak hanya supermarket yang menarik perhatiannya, tapi ada beberapa orang yang sedang nongkrong di sisi jalan lain. Mereka menyalakan radio, berjoget, dan tertawa. "Oh, rupanya ada orang seperti itu di malam hari..." Elmera terheran, lalu langsung masuk ke supermarket.

Anehnya, cahaya supermarket itu seharusnya lebih terang daripada matahari, tapi di sini cahayanya hanya sedikit, membuat Elmera tak nyaman. Bahkan kasirnya pun seorang lelaki yang terlihat aneh, dan makanan di sana seperti hanya diletakkan di rak. "Ini mah bukan supermarket..." gumam Elmera sambil cepat-cepat mengambil keripik kentang dan soda kaleng. Dia langsung menuju kasir.

"Halo, apakah hanya ini?" tanya lelaki itu, mencoba ramah.

"Ya, tolong," balas Elmera.

Saat mengemasi barang-barang Elmera, lelaki itu mengatakan sesuatu. "Nona, apa kau tidak takut?" tatapnya.

Seketika, Elmera terkaku. "(Wadu, kalau sudah bilang begitu, ya kamu membuatku takut... Plis, jangan ada apa-apa...)" pikir Elmera. "A... Ada apa?" tanyanya gugup.

"Aku baru pertama kali bekerja di sini, tapi senior-senior dulu mengatakan bahwa tempat ini sangat mengerikan. Mereka bahkan bisa melihat sosok mengerikan yang bisa membantai orang di sini. Mungkin dengan kehadiranmu, apakah dia akan datang?" tanya lelaki itu dengan serius.

"Ha?! Apa maksudmu? Jadi sosok itu datang karena ada aku? Bisa-bisanya kau berpikir begitu?!" Elmera menatap kesal.

"Hei, tenang, kau punya mata hijau yang sangat persis digambarkan dalam mitos yang ada," tatapnya lagi.

"Cih, aku tak percaya hal seperti itu. Jika memang ada sosok itu, kenapa orang-orang yang nongkrong itu ada di sana?" Elmera menatap dan membicarakan orang-orang tadi.

"Orang-orang yang mana? Tak pernah ada yang nongkrong di sini," tatapnya, membuat Elmera seketika terkejut. Lalu lelaki itu menambahkan, "Aku di sini sendiri..." ucapnya, membuat Elmera semakin berkeringat dingin.

"Tu, tunggu sebentar..." Elmera langsung berlari ke luar, membuka pintu supermarket. Ternyata benar, tak ada orang sama sekali di sana, membuat Elmera terdiam. "Oh, shit... Apakah aku sedang depresi lagi... Tapi aku sedang tidak memikirkan Ayah..." gumamnya.

Ketika hendak berbalik, siapa sangka, lelaki itu tiba-tiba ada tepat di belakangnya. "Ahh!" Elmera terkejut. "Shit, man! Kau membuatku terkejut!!" Dia menatap marah.

"Maaf ya, ini makananmu... Jangan lupa dibawa," lelaki itu menyerahkan plastik berisi makanan Elmera yang langsung ia ambil. "Aku pergi," katanya kesal, lalu berbalik pergi.

Tapi ketika akan membuka pintu, tiba tiba saja lampu supermarket mati membuat mereka terkejut. "Ahh!!" bahkan mereka berteriak bersama.

Elmera baru menyadari itu dan mendorong nya. "Shit man, kau itu lelaki bukan?" tatapnya dengan kesal.

"Maafkan aku, tapi aku benar benar takut...." Lelaki itu malah berlutut gemetar membuat Elmera mencoba menahan tawa. Lalu dia bersikap sok berani. "Hei, memang nya tak pernah terjadi begini?"

"Ti, tidak pernah..." Lelaki itu membalas. "Hei, aku mohon, bisakah kau membantu ku, tempat listrik nya ada di belakang supermarket, bisa kau perbaiki?" tatapnya.

"Apa?! Kau pikir aku tukang listrik?" Elmera tampak kesal.

"Aku mohon, memperbaiki listrik cukup mudah, hanya tinggal tekan bagian menyalakan, aku yakin ada orang iseng di sana.... Atau jangan jangan, ada sosok itu!!" Lelaki itu tampak ketakutan sendiri menjelaskan.

"His.... Kau.... Jika aku melakukan nya, apa yang akan kau lakukan?"

"A... Apa yang kau inginkan?" Lelaki itu bertanya.

"Hm.... Apa ya... Siapkan aku cemilan yang banyak, aku akan ke belakang sekarang," kata Elmera lalu lelaki itu mengangguk cepat. Tapi tiba tiba dia menghentikan Elmera. "Eh, tunggu, tolong ambilah senjata di gudang di belakang, di sana ada senapan, kau harus menggunakan nya untuk perlindungan diri... Kamu, bisa menggunakan senjata kan?" tatapnya sambil mengulurkan kunci gudang.

"Tentu, aku lulusan militer..." Elmera langsung mengambil kunci dan berjalan keluar.

Tapi lelaki itu bingung. "Hah, gadis itu, lulusan militer? Dia terlihat masih muda lo..." gumam nya dengan tak mengerti, dia hanya belum tahu umur dari Elmera. Dan Elmera tak sadar dia sendiri menyombongkan dirinya.

Saat ini dia menggunakan ponsel nya untuk senter di jalan gelap itu, dia juga melihat lingkungan supermarket yang mengerikan dan sangat gelap. Ia mencoba berjalan ke sana dengan perlahan dan dengan masih adanya bumbu bumbu ketakutan.

Tak lama kemudian, dia melihat ada kotak listrik dan langsung mendekat di sana. "Ok, aku hanya harus menekan tombol nyala..." Ia menekan, tapi siapa sangka, dia baru sadar bahwa kabel listriknya rupanya putus. "Hah?!"

"Apa yang harus aku lakukan sekarang?" dia tampak bingung menggaruk rambutnya. "Apa aku kembali saja mengatakan padanya bahwa kabel nya yang putus..." gumam nya, lalu ia berbalik.

Tapi tiba tiba ia mendengar suara seperti suara rusa tapi suaranya mengerikan. Membuat nya terkejut melihat sekitar. "Shit, apa itu tadi? Suaranya dari dekat sekali..." Ia panik.

Hanya bisa melihat kegelapan dan suara itu muncul lagi dan di balik semak semak dekat situ, bergerak gerak membuat Elmera semakin panik. "Apa itu.... Shit, kenapa aku takut sekali..." dia tampak gemetar, tapi karena rasa penasaran, dia berjalan mendekat ke sana, tak lupa masih menyalakan senternya.

Mencoba berjalan perlahan tapi dengan bergumam sendiri. "Huf... Jika saja ada sesuatu di sana, aku tidak akan mati kan... Aku masih bisa di bilang muda untuk jantungan, untuk apa harus takut.... Bukankah aku dari militer... Tapi, aku memang dari militer yang membentuk kekuatan diri, bukan membentuk keberanian jiwa jika harus berkaitan dengan hal yang mistis, atau apapun ini aku juga tidak tahu... Apa jangan jangan aku sekarang parnoan gara gara wanita hantu itu... Tapi bukankah itu hanya datang ketika aku sedang memikirkan sesuatu yang membuat ku putus asa....?" ia berpikir sampai lupa harus memeriksa semak semak hingga dia menggeleng cepat. "Lakukan dengan cepat... Aku harap tak ada apa apa di sana..." Dia perlahan mengulurkan tangan dan dengan cepat membuka semak semak, tapi sudah tak ada apa apa di sana.

Ketika dia berpikir ada apa dan kenapa kosong, tiba tiba ada suara tepakan kaki seperti mirip hewan yang menjauh dari tempat nya membuat Elmera berpikir bahwa makhluk itu pasti pergi ketika Elmera memeriksa semak. "Apapun itu, kamu akan mati di tangan ku..." Dia mencoba memasang wajah berani.

Lalu ingat akan pesan lelaki supermarket itu yang memintanya mengambil senjata. "Sepertinya aku harus mengambil senjata..." gumam Elmera yang berjalan mencari gudang, dan ia melihat ada gudang kecil persegi di sana yang gelap, dengan segera dia ke sana tapi mendadak dia mendengar suara rusa itu yang mengerikan lagi.

"Aahh... Cepat cepat...." Dia harus memasukan kuncinya dengan panik, tanpa ia ketahui, ada tanduk rusa jantan yang sangat besar ada di belakang nya, namun di saat itu juga dia berhasil membuka dan masuk begitu saja menutup pintu dengan napas terengah engah. "Sial.... Apa itu tadi... Mengerikan sekali...." ia tampak panik. Lalu menemukan senapan shotgun. "Woh, aku pernah menggunakan ini saat survival di tengah hutan... Sekali tembak bisa melumpuhkan, dor... Dor..." Dia malah bermain main, tapi tiba tiba pintu gudang terdobrak sesuatu.

"Ah!!?" membuat nya terkejut setengah mati lalu bernapas cepat dengan panik. "Astaga... Bagaimana ini, aku sangat takut... Aku tak akan bisa menyerang nya... Dia ada di depan pas..."

Tiba tiba pintu terdobrak lagi. "Ah!?" Membuat Elmera terkejut lagi. Ia tampak sangat panik, tapi mencoba untuk tenang dengan menghela napas panjang.

"Baiklah... Aku akan menunjukan kemampuan ku..." Ia menyiapkan senapan dan berdiri pas di depan pintu.

Ia menunggu dobrakan lagi hingga tiba tiba pintu terdobrak dan masih dalam terkunci karena pintu itu hanya bisa terdorong keluar.

Ketika dobrakan selesai, Elmera dengan cepat menggunakan kakinya menendang pintu itu. Karena arah pintu itu hanya bisa di buka keluar, pintu itu langsung terbuka ketika dari dalam dan di balik kegelapan, Elmera melihat ada tanduk rusa bergerak berak akan mendekat, tubuh rusa tidak kelihatan dan yang pasti, suara dan bentuk nya mengerikan juga jalan nya kelihatan merambat seperti serangga besar.

"Sial! Jangan uji aku!!" Elmera langsung mengarahkan senjata dan menembak nya.

Terdengar suara auman rusa mengerikan itu tapi sayang nya dia malah melarikan diri dengan sangat cepat.

"Hah! Hei, kembali!!" Elmera berlari tapi ia terlalu takut untuk masuk ke hutan.

"Astaga, apa yang harus kulakukan? Aku belum pernah melihat makhluk yang begitu... Apa aku cek saja ya..." rasa penasaran nya terlalu tinggi tapi ketakutan nya juga tidak bisa di bilang rendah.

Setelah bimbang beberapa kali, dia akhirnya membulatkan niat. "Aku tak peduli, itu hanya rusa, rusa yang mengerikan, aku tidak takut, aku lulusan militer, aku pasti bisa..." dia meyakinkan dirinya sambil mengisi peluru di senapan nya dan menggunakan ponsel sebagai senter kemudian mengikuti jejak Rusa tadi, dia tidak akan tahu apa yang ada di sana.