webnovel

Chapter 13. kilas balik Susan pt 1.

Jam 5 pagi alarm sudah berbunyi dengan keras di kamar Susan, Susan langsung terbangun seakan tubuhnya sudah memiliki ingatan akan kapan ia harus bangun, setelah bangun Ia langsung merapikan tempat tidurnya dan bersiap untuk membersihkan tubuhnya. Susan melewati kamar adiknya, ia iseng mencoba untuk membuka pintu kamar adiknya, ia melihat adiknya masih tertidur lelap sambil memeluk boneka Komodo yang di bawanya dari rumah, adiknya terlihat sangat imut, Susan tersenyum kecil melihat cara adiknya itu tidur, tidak jauh berbeda seperti waktu ia masih kecil.

Setelah membersihkan diri Susan langsung menyiapkan sarapan untuk adiknya, Sayur bayam dengan tempe goreng dan telur dadar adalah sarapan yang sering ia masakkan untuk adiknya, ia tidak tau jika adiknya menyukainya atau tidak tapi adiknya tidak pernah protes soal hal itu, Susan juga membuatkan susu Hangat, Susi muncul dari kamarnya begitu makanan selesai di siapkan.

"pagi kak...uaaaghhhhh" ucap Susi yang masih setengah sadar.

"Pagi Susi, ini kakak sudah siapkan sarapan nanti di makan ya" ucap Susan menunjukkan makanan yang sudah di siapkannya.

"Hnghhh" ucap Susi, dengan mata yang hampir sama sekali membuka dan berjalan sempoyongan, ia berjalan menuju kamar mandi sambil mengalungkan handuk di lehernya.

Susan langsung merapikan tasnya dan bergegas berangkat menuju Sekolah, ia berangkat lebih pagi karena harus membantu teman temannya membereskan ruang Osis dan membantu guru guru mempersiapkan bahan ajar yang akan di gunakan di dalam kelas.

---------

Susan Ayu adalah anak kedua dari 3 bersaudara di keluarga Ayu, ibunya Dewi Ayu, adalah seorang bagian dari keluarga Keraton yang sangat terkenal dan di hormati, Susan tumbuh di lingkungan keraton bersama kakaknya Kartika yang 3 tahun lebih tua darinya, bersama keduanya mempelajari adab dan norma dalam lingkungan Keraton, serta di bentuk untuk menjadi penerus dari nama besar keluarga Ayu.

Masa kecilnya di habiskan untuk mempelajari cara hidup orang orang keraton, Susan tidak memiliki banyak teman bermain ketika kecil, anggota keluarga keraton lain tidak banyak yang mendapat keturunan pada waktu-waktu itu sehingga Susan hanya bermain dengan anak anak para Abdi keraton yang meskipun menerimanya dengan baik namun mereka merasa segan untuk berselisih paham dengan Susan karena latar belakang keluarganya, oleh karena itu Susan tumbuh di lingkungan dimana ia selalu di support oleh orang orang di sekelilingnya dan jarang mendapat penentangan atau penolakan.

Hal ini berlanjut ketika ia memasuki jenjang sekolah dasar dimana ia menjadi murid yang paling di perhatikan dan di lindungi oleh para guru, Susan pernah sekali di bully oleh kakak kelas yang satu tingkat di atasnya, karena ia masih kelas 2 ia tidak berani melawan, Susan merahasiakan hal itu tapi beberapa hari kemudian murid murid dari kelas 3 itu sudah tidak ada lagi di sekolah. Meski pihak sekolah merahasiakannya namun banyak murid sudah tau alasan mereka di keluarkan dan Susan mulai di jauhi oleh teman teman setingkat dan kakak kelasnya, tidak ada yang mau dekat apalagi mencoba untuk berdebat dengannya, Susan yang pandai dalam bidang akademik mulai mengalami kesulitan dalam hal interaksi Sosial.

Untuk mengatasi hal itu salah seorang guru memperkenalkan Euis, murid pindahan baru dari Jawa Barat, meski berbeda budaya dan cukup kesulitan dalam hal Bahasa namun mereka semakin dekat dan semakin akrab, Susan kembali ceria setelah mendapatkan teman yang dapat memahaminya.

Karena Susan bersekolah di sekolah asrama jadi orang tuanya tidak bisa datang menemuinya setiap saat, mereka hanya boleh mendatangi anak mereka ketika libur akhir semester dimana mereka di perbolehkan ikut dengan orang tua mereka selama 3 hari. Namun waktu itu Susan tidak mendapat kedatangan keluarganya selama 3 semester, ibunya hanya mengabarinya lewat telepon dan tidak bisa datang karena alasan pekerjaan, di semester ke empat Susan merajuk dan tidak mau menerima telepon dari ibunya, ia menuntut ibunya untuk datang menemuinya. Namun ibunya tetap tidak dapat menemuinya dan yang mendatanginya adalah kakaknya Kartika, Susan sangat kecewa dan ia tidak bisa membendung emosinya, ia menangis sejadi jadinya meminta ibunya untuk datang, Kartika menjelaskan ibunya tidak akan bisa datang namun jawaban itu hanya semakin memperburuk keadaan hatinya.

Akhirnya untuk mengatasi hal itu Kartika membujuk Susan untuk berhenti menangis dan mengajak Susan untuk ikut bersamanya ke sekolahnya untuk melihat pertandingan Senshado, Susan menyadari tidak ada yang bisa di lakukannya ia akhirnya ikut dengan kakaknya menaiki M8 Greyhound ke sebuah tempat berlangsungnya pertandingan senshado antara dua tim tingkat SMP.

Susan dan kakaknya menonton pertandingan itu, Susan tidak begitu mengerti apa itu Senshado, buatnya itu hanyalah sebuah perlombaan saling menghancurkan satu sama lain dan Susan dengan cepat menjadi bosan, tapi di tengah pertandingan kakaknya tiba tiba menjadi sangat antusias dan heboh, ia tidak berhenti berteriak menyemangati tim yang di dukungnya, tidak pernah Susan melihat kakaknya seperti itu sebelumnya, ketika pertandingan mencapai tahap akhir dan pemenangnya di umumkan Kartika melompat dari kursinya kegirangan melihat tim yang di dukungnya memenangkan pertandingan itu, Susan tersenyum melihat kakaknya keluar dari karakter yang ia kenal selama ini.

Setelah pertandingan itu keduanya mengobrol di sebuah restoran, Kartika menjelaskan jika ia di minta ibunya untuk bergabung dengan tim Senshado di sekolahnya, Kartika akan bergabung dengan tim Senshado di SMP dan di SMA nanti ia akan langsung memimpin tim Senshadonya sendiri, ia bilang itu adalah tanggung jawab yang harus di embannya sebagai bagian dari keluarga Ayu. Susan merasa senang dapat menghabiskan liburan semesternya dengan kakaknya ia menceritakan apa yang di alaminya di sekolah, bagaimana para guru dan teman temannya memperlakukannya berbeda, Kartika menjelaskan jika itu bukan sesuatu yang harus di khawatirkan, menjadi bagian dari keluarga Keraton memiliki keutungan dan kerugiannya tersendiri, tinggal bagaimana cara kita menghadapinya dan mengambil keuntungan yang ada, Susan tercerahkan berkat ucapan kakaknya itu, ia tidak lagi melihat nama besar keluarganya sebagai sesuatu yang negatif, ia merasa bangga dapat menjadi bagian darinya.

Setelah itu hubungan Susan dengan ibunya mulai membaik, mereka berdua semakin sering mengobrol lewat telepon dan video call, ibunya berjanji untuk datang ke pesta kelulusannya nanti, janji itu cukup untuk memotivasi Susan dan membuatnya lebih giat lagi. Libur semesternya di habiskan untuk melihat pertandingan senshado yang di lakukan kakaknya, pada awalnya kakaknya hanyalah awak dari salah satu tank, beberapa pertandingan kemudian ia naik tingkat menjadi komandan tank, saat menjadi komandan Kartika menunjukkan bakatnya dan sering menjadi kekuatan utama dalam tim nya, Susan melihat bagaimana kakaknya dengan cepat di kenal dan di idolakan oleh banyak orang, di tahun berikutnya Kartika sudah menjadi komandan dari tim sekolahnya dan nama keluarga Ayu menjadi terkenal ke seluruh media.

Melihat hal itu Susan tertarik untuk mengikuti sepak terjang kakaknya dalam kegiatan Senshado, ia bertekad untuk menjadi sehebat kakaknya dan membawa kemenangan dan kebahagiaan untuk banyak orang.

Setelah 6 tahun menjalani pendidikan di sekolah asrama tiba waktunya kelulusan, Susan berhasil mendapat peringkat ke 1 dan menjadi murid teladan selama ia bersekolah disana, Ibunya menepati janjinya dan datang ke acara kelulusan Susan, bersama dengan kakaknya Kartika dan satu anak kecil berusia 5 tahun yang tidak dikenalnya, setelah seremoni selesai Susan menemui keluarganya, ibunya mengenalkannya pada adiknya Susi Ayu, selama ini ibunya sibuk mengurusi adiknya yang masih kecil sehingga tidak memiliki waktu dengannya, namun Susan merasa senang dapat berkumpul kembali dengan keluarganya di tambah dengan adanya anggota keluarga baru.

Susan kembali ke rumahnya di istana keraton dimana ia menghabiskan waktu luangnya bersama adiknya, dan seperti yang ia jalani bersama kakaknya ia mengajarkan apa yang di pelajarinya mengenai kehidupan di dalam keraton, namun hal itu tidak berlangsung lama karena Susan harus melanjutkan pendidikannya di sekolah menengah, ibunya sudah memilihkan sekolah terkenal untuknya namun Susan secara pribadi meminta untuk di masukkan ke SMP yang sama dengan kakaknya, Susan menjelaskan jika ia ingin mempelajari Senshado seperti yang di lakukan kakaknya, ibunya mengiyakan permintaanya itu dan perkenalan Susan pada Senshado dimulai.