webnovel

Anak Rahasia

"Bagaimana dengan mobilnya?" tanya tuan Alderic. Dia memandangi Ares yang baru saja tiba di kediamannya. Walaupun memakai mobil sport keluaran terbaru, namun putranya itu belum juga mengubah cara berpakaiannya.

"Ayah dan beberapa petinggi perusahaan Yuan ingin membuat kerja sama dengan beberapa perusahaan di sini. Apakah kamu mau ikut?" tanya tuan Alderic. Ares mencoba menatap map yang sedang di pegang pengawal ayahnya.

"Siapa yang akan bergabung di saham kita?" tanya Ares kemudian. Walaupun tidak terlalu paham dengan dunia bisnis, Ares ingin belajar banyak.

"Beberapa keluarga petinggi, seperti keluarga Smith, keluarga Keller dan keluarga Muller," jelas tuan Alderic. Ares mengerutkan kening. Keluarga Smith? Apakah itu keluarga tuan Robert? Pikirnya kemudian.

"Keluarga Smith?" sahutnya.

"Kau mengenalnya, putraku?" tanya tuan Alderic. Ares menganggukan kepala.

"Siapa dia? Apakah dia keluarga yang menolongmu?" tanya Tuan Alderic lagi. Ares menggelengkan kepala.

"Ares, bagaimana kalo dia menjelaskan semua hal ini kepada media bahwa keluarga Yuan sudah menemukan pemegang tahta tertinggi?" usul tuan Alderic. Ares menggelengkan kepala tidak setuju. Dia lalu bergegas pergi. Bagi Ares, dia tidak ingin membongkar identitasnya saat ini.

"Jangan dulu ayah, itu akan membahayakanku," sahut Ares lalu bergegas meninggalkan ruangan keluarga.

"Ares!"

"Ares?"

"Ada apa?"

"Mengapa saat mendengarkan nama keluarga Smith kamu terlihat berbeda?"

"Katakan kepada ayah, apa yang mereka sudah lakukan?" gerutu tuan Alderic. Ares menghela napas panjang. Sebelum masuk ke dalam kamarnya, dia menatap manik mata ayahnya.

"Mereka menghinaku," ucap Ares kemudian.

"Apakah ayah harus mengambil sahamnya?" ucap tuan Alderic.

"Tidak ayah, aku akan melakukan sesuatu kepadanya."

"Apa Ares?" sahut tuan Alderic kemudian. Ares tersenyum kecut. Dia lalu bergegas masuk ke dalam kamar dan membaringkan tubuhnya di kasur.

"Semua baru saja akan dimulai," ucapnya dalam hati.

***

'Keluarga Yuan akan membeberkan rahasia tentang putra mahkotanya yang menghilang puluhan tahun.'

Bellatric membaca surat kabar yang baru saja di pegangnya. Dia melemparkan kertas itu tepat di depan Anne dan membuat perempuan berhidung mancung, bermata sipit itu spontan menghindar.

"Apa ini?" sahutnya takjub.

"Keluarga Yuan, bukankah kau mencarinya?" sahut Bellatric. Dia kemudian menunjukan koran kusam itu.

Anne yang sedang menikmati pemandangan musim gugur menatap sahabatnya dengan kening berkerut. Selama ini, dia memang mencari keluarga Yuan, namun tidak menyangkah bahwa keluarga Yuan menjadi raja bisnis di Barcelona.

Anne merapatkan jacketnya sambil memegang koran usang yang dilemparkan Bellatric. Bola matanya membulat membaca beberapa teks yang tertulis dalam bahasa inggris.

"Keluarga Yuan, kau mencarinya kan?"

"Jika ingin menemukan keluarga Yuan, pergilah ke Barcelona. Mereka akan mengumumkan anaknya yang sudah lama hilang," ucap Bellatric yang merupakan sahabat dari Anne. Perempuan cantik itu menghela napas panjang.

"Aku tidak punya uang, Bellatric!" gerutu Anne kepada sahabatnya berdarah Korea-Portugis itu.

"Kau tidak memiliki uang?" sahut Bellatric takjub, dia membulatkan mata tidak percaya memandangi Anne.

"Aku tidak memiliki uang, bagaimana bisa aku ke Barcelona lalu bertemu keluarga Yuan yang sudah menghilang sejak lama di Korea?" sahut Anne kemudian. Dia menatap koran lusuh itu.

Bellatric sangat iba dengan kondisi keuangan Anne. "Okelah, aku akan memberikan pinjaman kepadamu," ucap Bellatric dan membuat Anne tersenyum bahagia

"Tapi, setelah kau mendapatkan apa yang kau inginkan, kembalikan uangku yah!" sambung Bellatric secepat mungkin. Anne menganggukan kepala segera.

Bellatric mengeluarkan beberapa lembar won dan segera diserahkan kepada Anne yang terlihat takjub menatapnya.

"Pakailah pakaian yang indah dan jadilah pelayan di keluarga Yuan," ucap Bellatric. Anne menganggukan kepala mengerti. Gadis berambut pirang itu kemudian mencondongkan wajahnya dan menatap Anne lebih dekat.

"Apa yang akan kamu lakukan jika bertemu keluarga Yuan?" tanya Bellatric penasaran. Anne tersenyum penuh misteri. Hal ini tidak seharusnya di jelaskan kepada Bellatric. Sebuah rahasia keluarga yang sudah lama Anne tutupi.

"Kau akan tahu!" jawabnya singkat. Bellatric menghela napas panjang. Jawaban sahabatnya itu tidak membuatnya puas.

Mereka berdua sedang berada di taman Taman Yeouido Hangang. Anne menatap beberapa orang yang sedang menikmati taman di musim gugur.

"Keluarga Yuan akan mendapatkan apa yang keluargaku alami selama ini, bagaimana bisa mereka menjadi kaya di Barcelona setelah meninggalkan Korea puluhan tahun?" gerutu Anne. Bellatric hanya terdiam.

"Aku ngak tahu juga, tapi uang itu akan membawahmu ke Barcelona dan kamu akan mendapatkan jawabannya, Anne!" ucap Bellatric.

***

Anne segera pulang dan menatap bibi Cho Hee yang baru saja selesai merajut jacket untuknya. Perempuan paruh baya itu menatap Anne dengan ekspresi terheran. Pasalnya, gadis yang dirawatnya sejak remaja itu sedang berlari masuk ke dalam kamarnya. Terlihat sangat buru-buruh dan tidak seperti Anne pada umumnya.

"Ada apa?" tanya bibi Cho Hee. Dia bergegas menuju kamar Anne yang sangat berantakan. Perempuan berusia 23 tahun itu sangat suka mengoleksi buku-buku kusam.

Anne terlihat sedang memasukan beberapa potong bajunya ke dalam tas. "Mau ke mana Hyun Aw?" sahut bibi Cho Hee. Dia sudah merawat Anne dari umur dua belas tahun. Namun, bibi Cho Hee lebih suka menyebut Anne dengan nama Hyun Aw yang artinya gadis yang penuh dengan kasih sayang.

Anne menatap ke arah pintu. "Barcelon!" gerutunya. Bola mata bibi Choe Hee membulat sempurna.

"Barcelona?"

"Ya, bibi Cho Hee, aku harus ke sana!" ucap Anne sambil memasukan beberapa potong bajunya lagi. Bibi Choe Hee spontan menggelengkan kepala tidak setuju.

"Aku tidak mau kau ke sana!"

"Aku mau bibi Cho Hee!" ucap Anne tegas. Bibi Cho Hee masuk lalu berdiri tepat di depan Anne.

"Hyun Aw, kau adalah putri yang aku besarkan. Mengapa harus pergi jauh-jauh?" sahutnya dengan lembut. Anne menghela napas panjang.

"Jangan panggil aku Hyun Aw lagi, aku adalah Anne!" balas Anne secepat mungkin.

"Kau mencari keluarga Yuan?" tebak bibi Cho Hee. Anne menganggukan kepala. Dia menatap tajam wajah bibi Cho Hee. Ada rasa kesal yang amat dalam dari bola mata itu. Bibi Cho Hee bisa merasakan dendam yang amat besar di jiwa gadis manis itu.

"Sudahlah, Hyun Aw, jangan pusingi keluarga Yuan, mereka sudah bahagia di Barcelona," jawab bibi Cho Hee.

"Tidak!"

"Aku tidak akan bisa melupakan mereka! Aku akan pergi ke Barcelona dan segera menuntaskan apa yang aku inginkan itu!" ucap Anne bersih keras. Dia tetap akan melaksanakan apa yang dicita-citakan selama ini.

Anne harus bertemu putra mahkota keluarga Yuan, dia harus bertemu dengan pemegang tahta tertinggi keluarga Yuan.

"Anne!" ucap bibi Cho Hee. Kali ini intonasinya sedikit tinggi.

"Kau tidak bisa melawan keluarga Yuan!"

"Aku bisa!" sergap Anne segera.

"Aku bisa, jadi tenanglah di Korea. Aku akan ke Barcelona dan bertemu mereka!" gerutu Anne kemudian.

Bersambung …