Itu terjadi lagi padaku
FRENIA
(***)
Bel pulang sekolah baru saja berbunyi buru-buru memasukan alat tulis ke dalam tas aja juga yang malah di masukan ke laci pulang tidak bawa apa-apa selain tas kosong.
Aneh-aneh saja kelakuan para pelajar anak yang menginjak usia remaja ini. semua buku berada di laci meja tidak perlu menjadwal dan tidak perlu takut jika akan ketinggalan buku di rumah.
"gibran"panggil Indira yang baru aja melihat Gibran keluar kelas X-4 bersama Alvaro
"ada apa dir?"
"emm boleh minta tolong"
"pakai acara minta tolong segela biasa juga langsung"cibirnya membuat Indira memutar bola matanya malas "ya udah minta tolong apa?"
"minta tolong anteria frenia pulang ya, gue nggak bawa kendaraan dan nggak bisa nganterin, tadi pagi dia keserempet motor kakinya bengkak tolong anterian ya"
"hah…. Kapan? Kok bisa?"
"tadi pagi ogeb, tolong anterian…. Eh bentar… nah itu orangnya" menunjuka ke frea yang baru saja keluar dari kelasnya X-1 ya memang dirinya dan frea itu berbeda kelas
"fre sini"teriaknya.
"iya ada apa indi?"tanyanya setelah sampai.
"nah berhubung gue nggak bisa anter, nah yang anter lo gibran ya. tenang aja orang baik kok"ucapnya
"tap_"
"ya udah ayo"ucap Gibran dengan senyum tipis
"nah udah tuh. Gue duluan udah ditunggu sepupu gue. Bye gue titip sahabat gue ya gib, al. daaaa assalamulaikum" ucapnya langsung ngancir pergi karena memang sudah ditunggu.
"walaikumsalam"jawab mereka.
"ya udah ayo frea, masih inget kan gue. Kita pernah ketemu waktu mos dan juga yang waktu itu bareng cari tugas dari panitia"ucapnya
Mereka berjalan bertiga dengan frea yang nunduk dengan Gibran yang terus mengoceh sedangkan alvaro tetang dengan gaya staycoolnya, tatapan tajam dingin nan datar.
"gib, al, lihat dira nggak?"tanya aries
"katanya tadi mau balik sama sepupunya bang, nggak tahu siapa"jawab Gibran
"ohh ya udah deh, yang penting aman sampai rumah"jawabnya, ia tahu siapa sepupu yang di maksud ia juga tahu siapa sebenarnya Indira dan Indira juga tahu siapa dirinya. Jadi ya gitu lah…
"cabut"ucap dika dengan dingin
"eh bang gue nganterin frea dulu ya"izinnya karena setelah ini mereka mau ngumpul terlebih dahulu di markas ateez.
"hmm"
"iya hati-hati gib, jangan sampai lecet. Jagain sahabatnya dira"peringat Aries
"siap bang. Gue duluan ya abang-abang. Ayo fre"ajaknya menuju ke tempat dimana motornya berada.
(***)
Mereka frea dan juga Gibran sudah berada dijalan menuju rumah frea tentunya, dengan Gibran yang berusaha untuk mengajak ngobrol walapaun hanya ditangapi singkat-singkat.
"mampir cari makan dulu ya fre?"ucapnya sambil membelokkan motornya ke sebuah tempatt makan lesehan yang setiap harinya selalu ramai dan juga cabangnya sudah dimana-mana.
Udah belok baru tanya-batin frea
"ayo fre"mengandeng tangan frea untuk masuk namun segera di tepis frea "sorry-sorry reflek tadi"ucapnya segera mengajak frea untuk segera masuk dan duduk disalah satu meja yang kosong diatas meja sudah terdapat menu, kertas, bopoin untuk menuliskan pesanan pelanggan.
"lo mau makan apa?"tanya Gibran.
"em ay-ayam bakar aja"jawabnya
"minumnya?"
"es teh"
Gibran menuliskan pesanan mereka dan memanggil salah satu pelayan untuk memberikan pesanan mereka. setelah itu Gibran memperhatikan frea yang sedari tadi nunduk bahkan sedari awal kenal lebih banyak diem.
"kata dira kaki lo bengkak, sekarang udah mendingan belum? Perlu dibawa ke rumah sakit?"tanyanya lembut dengan frea yang memainkan handphone mendongak melihat Gibran kemudian mengeleng.
"udah mendingan"jawabnya.
"gue kira lo sekelas sama dira" frea menggeleng "bagi nomor lo dong fre" Gibran menyodorkan ponsel miliknya ke frea, sedangkan frea hanya menerima dan menuliskan nomornya di ponsel Gibran.
"save ya, itu nomor gue"ucapnya dengan mengetes nomornya takut-takut dikibulin kan.
"permisi mas, mbak pesanannya silahkan di nikmati"
"makasih"ucap keduanya
"makan dulu fre"
Beberapa menit kemudian acara makan mereka telah selesai, karena Gibran selesai duluan sambil nunggu frea memainkan handphonenya mengambil foto frea diam-diam kemudian tersenyum tipis.
Bagi frea sendiri ini sangat-sangat membuatnya gugup, ya sebelumnya memang tidak pernah makan berdua sepertinya apalagi sama cowok. Pernah deng sama Indira itu kan cewek jadi lebih agak santai dan juga Indira orangnya jika bersama dirinya ngajak ngomong terus. Gibran juga sama tapi rasanya tetap beda.
Sedari tadi juga sudah mati-matian menahan rasaa gugupnya agar tidak termor berada di dekat laki-laki.
"mau langsung pulang atau mau main dulu?"tanyanya
"pulang aja udah sore"
(***)
"ini kan fre rumah lo?"tanya Gibran sudah berhenti disebuah rumah tingakt dua.
"iya makasih ya kak"
"panggil nama aja, orang gue juga satu angkatan sama lo"
Frea mengangguk "iya, makasih udah nganterin. Maaf ngerepotin"ucapnya
Gibran tersenyum "wah lo bisa ngomong panjang juga ya. sama-sama lo nggak ngerepotin kok"
"oh udah pulang kau"sapa seorang pria dewasa yang melihat frea dan juga seorang remaja laki-laki.
"ay-ayah"
"siang om, saya gibran temannya frea dan juga dira juga suka nganterin frea" sapa Gibran yang ia duga adalah ayahnya frea turun dari motornya dan menyalimi pria tersebut. "maaf om tadi frea saya ajak untuk makan terlebih dahulu, dan maaf dira sedang ada acara jadi tidak bisa ngantar frea"lanjutnya kerena ia tahu biasanya yang ngatar frea pulang itu dira.
"hmm. Terima kasih, kau boleh pulang"ucapnya datar.
"baik om, saya permisi. Duluan ya frea, selamat sore"
Setelahnya Gibran langsung pergi karena ngeri juga melihat ayahnya frea berbicara dengan nada datar seperti itu walapaun alvaro dan juga dika orangnya datar dan dingin, tapi ini sungguh lebih dari mereka berdua.
"sudah berapa kali saya bilang kalau pulang sekolah, langsung pulang"
"frea nggak main dulu yah"
"kalau dira tidak bisa antar, bisa naik ojek. Jadi orang jangan ngerepotin orang terus"ucapnya ayahnya
"sekarang sudah berani bolos kamu, mau jadi apa kamu hah?"bentak ayahnya yang kini sudah berada di ruang tamu rumah frea.
"ak-aku nggak bolos yah, serius"ucapnya terbata-bata
"tidak bolos apanya hah. Dari jam pertama sampai istirahat tidur di uks apa namanya kalau nggak bolos. Kamu harus dikasih pelajaran supaya kapok"ucapnya menyeret frea ke gudang.
Ayahnya bersmrik sambil melepaskan ikat pinggangnya "mau jadi apa kamu bolos hah?"
Ctarrrr
"jawab"
Ctarrrr
"ak-aku ng-nggak bo-bolos yah"
Ctarrr
"jangan bohong kamu, saya pikir saya tidak kamu, kalau kamu bolos"
Ctarrr
"mau jadi apa kamu hah?"
Frea menangis?
Oh tidak, ia tidak boleh nangis dihadapan keluarganya. Ia tidak boleh lemah abahkan menangis sekarang atau akan mendapatkan hal yang lebih parah lagi.
Ctarrrr
Ctarrrr
Dua cambukan terakhir membuat kepalanya pening bahkan seluruh badannya rasanya ramuk semua, dan berakhir dalam kegelapan menyapa inda pengelihatanya.
"obati anak itu, jangan beri makan atau kau tahu akibatnya"ucapnya pada pembantu yang berada di dapur.
"ba-baik tuan"ucapnya
Setelah kira-kira Joko Adipura Putra biasa disebut joko salah seorang pengusaha kuliner, mempunya dua orang anak satu laki-laki bernama bayu dan juga anak perempuan bernama frenia.
Sebut saja Yanti pembantu tersebut segera ke gudang untuk melihat anak majikannya itu yang kini sudah tak berdaya dengan baju putihnya penuh terdapat bercak darah.
"astagfirullah non"ucapnya sendu dan segera mengendong frea membawanya ke kamar, setelah itu di dibuka diobati luka-luka tersebut "ini lagi, astaga ada apa dengan anak ini"tanyanya ada diri sendiri yang melihat lengan frea terdapat goresan benda tajam yang sudah mulai mongering namun akibat cambukan tadi lukanya kembali terbuka.
"saya tidak tahu apa yang terjadi pada non, semoga non baik-baik saja"ucapnya setelah selesai mengobati dan menganti bajunya menyelimutinya badanya panas "saya tinggal dulu non amblil kompresan"
Beberapa menit kemudian yanti kembali membawa baskom dan juga handuk kecil untuk mengompres frea.
"cepet sembuh non?
(***)
Disisi lain Indira capek nemenin cika muter-muter mall tadi sesampainya dirumahnya ternyata mamanya masih di butik dan langsung diseret di ajak ke mall.
"tiga temen lo tadi kemana?"tanya Indira ke cika
Mengedikan bahu "tahu. Lo tahu sendiri gue nggak punya temen, yang tadi itu cuma y ague kasihan aja sama mereka makanya gue ikut mereka ke kantin.
"bunga?"
"belum masuk, minggu depan baru masuk"
Indira manggut-manggut "kita kalau disekolah sewajarnya aja jangan kelihatan deket dan jangan sampai tahu kalau gue sepupu lo dan juga salah satu cucu pemilik sekolah"
"kenapa? Bagus dong kalau mereka semua tahu"ucap cika berjalan disamping Indira sambil melihat-lihat buku yang ada di toko tersebut.
"gue mau cari real freands buka fake freands"
"Itu Aries dkk bukan temen lo itu mereka tahu kalau lo cucu pemilik sekolah"
"iya sih, yang lain gitu yang cewek. Selama ini kan gue nggak pernah punya temen cewek. Kalau lo kan sepupu gue itu beda lagi ceritanya"
"hmm. Ada syaratnya… gimana?"ucapnya menaik turunkan alisnya
"apa?"
"sini gue bisikin...…. Ya ya please"
"hmm. Tapi gue bisa nggak jamin loh ya, lo tetap usaha"
"iya beb. Cari makan dulu yuk udah sore"