Beberapa bulan kemudian...
Tak terasa kini sudah merupakan tahun ketiga Reina berkuliah di Golden University. Meskipun dulu saat di awal tahun pertama kuliah, Reina sempat keteteran mengejar ketinggalan karena tugas kuliah yang bertubi-tubi.
Namun dia tak menyerah dan berusaha terus belajar hingga menguasai materi yang diberikan. Hingga Reina selalu dipuji oleh teman dan dosen pengajar karena kepintarannya menjawab berbagai pertanyaan yang diberikan para dosen. Kini dia sudah mulai terbiasa belajar lebih giat dan selalu mendapat indeks prestasi kumulatif tertinggi di antara teman jurusannya.
Saat itu kampus memang agak sepi karena para mahasiswa barusan selesai ujian semester, dan kebanyakan yang datang ke kampus biasanya yang ikut tugas penelitian, study club maupun menjadi asisten laboratorium.
Pagi itu, Reina sengaja datang ke kampus karena ada rapat di study club. Mereka akan membicarakan mengenai terbitan terbaru majalah kampus untuk semester berikutnya. Beberapa menit kemudian semua anggota telah berkumpul.
Sang Pimpinan Redaksi yang baru, Kak Yuri membagi mereka menjadi beberapa kelompok dan menentukan pembagian tugas pagi itu. Reina yang saat ini telah menjadi wakil pimpinan redaksi juga ikut membantu kak Yuri hari itu.
Mereka pun kemudian membahas beberapa hal mulai dari update progress materi wawancara yang akan dimasukkan ke dalam majalah FORYOu, pemilihan desain majalah hingga kesiapan narasumber yang akan mereka wawancarai.
Rapat pun kemudian dihentikan sementara ketika mulai memasuki jam makan siang. Reina dan anggota study club kemudian beristirahat dan makan siang. di tengah-tengah makan siang, mereka saling mengobrol satu sama lain. Reina dan beberapa anggota lainnya kemudian membahasa kabar mereka selama di perkuliahan. setelah jam makan siang, acara rapat siang itu pun dilanjutkan.
Rencananya mereka akan mewancarai beberapa mahasiswa berprestasi yang ikut dalam olympiade mahasiswa dan memenangkan mendali emas di beberapa kategori mata kuliah. Namun saat rapat berlangsung tiba-tiba ada yang mengetuk pintu study club.
"Tok..tok..Tok..." ketuk seseorang dibalik pintu study club FORYOu.
"Iya..silahkan masuk.." ucap salah seorang anggota study club FORYOu mempersilahkan seseorang tersebut masuk ke dalam ruang study club." Permisi kak.. saya mau mencari kak Reina." Ucap Reyhan, adik tingkat Reina di Art dan Desain.
Reina yang mendengar namanya disebut kemudian menghampiri lelaki tersebut.
"Oh iya, Reyhan.. ada apa ya mencari saya?" tanya Reina keheranan.
"Kak Reina.. dipanggil asisten dosen.. Kak Johny. Disuruh menemui beliau jam sepuluh pagi." ucap lelaki tersebut memberikan pesan.
"Oh yaa.. terima kasih banyak ya Rey.." ucap Reina ramah.
"sama-sama.. kalau begitu saya pamit dulu." Ucap Reyhan yang pergi setelah menyampaikan pesan kak Johny.
Setelah mengikuti rapat di study club majalah kampus, Reina pun pergi menemui kak Johny, mahasiswa Art and Design semester tujuh yang juga merupakan kakak tingkatnya.
"Tok..tok..tok.." ketuk Reina sesaat ketika sampai di depan ruang asisten dosen tak jauh dari ruang study clubnya.
"Silahkan Masuk.." ucap seseorang dari dalam ruangan.
Reina pun kemudian masuk ke dalam ruangan dan segera mencari dimana kak Johny berada.
"Hallo Kak...Kakak Johny mencari Reina?" ucap Reina ramah.
"Oh iya.. Reina..ayo masuk..ada informasi yang ingin kakak sampaikan." Ucap Kak Johny memulai pembicaraan.
"Informasi apa ya kak.... kok sepertinya serius." Tanya Reina penasaran.
"Begini Rei. Kakak cuma mau ngasih info untuk kamu. Untuk mahasiswa tingkat ketiga dengan nilai IPK diatas 3.5 dapat melakukan student exchange di salah satu Universitas ternama di London selama satu tahun. Kakak harap kamu bisa ikut melamar pendaftaran student exchange ini karena nanti akan diseleksi dan akan hanya ada tiga orang yang terpilih dari kampus untuk dapat berkuliah disana selama satu tahun." Ucap kak Johny menjelaskan syarat pendaftaran student exchange.
"Waah...terima kasih atas informasinya, kak Johny. Reina akan mencoba memikirkannya." ucap Reina yang kemudian pergi meninggalkan ruangan setelah menerima informasi dari kak Johny, kakak tingkatnya.
Seusai dari ruangan kak Johny, Reina pun berjalan pulang ke parkiran mobil, tempat dia biasa meletakkan mobil setiap harinya. Reina pun kemudian pergi mengemudikan mobilnya dan meninggalkan kampus. Di tengah perjalanan menuju rumahnya, Dia pun kembali memikirkan perkataan dari kakak tingkatnya mengenai study exchange itu.
Mungkin dengan mengikuti student exchange itu dia mendapat lebih banyak ilmu mengenai desain dan fashion. Dia juga lebih dapat mengenal lingkungan kampus disana dan mencoba beradaptasi dengan teman-teman baru nantinya. Reina pun berpikir banyak hal sore itu.
"sepertinya tidak ada salahnya untuk dicoba." Gumam Reina saat dia mulai memasuki halaman rumahnya.
Beberapa jam kemudian, Reina mulai menyiapkan berbagai hal yang harus dia kumpulkan sebagai persyaratan mengikuti student exchange. Meskipun dia tak tahu akan lolos atau tidak. Reina berusaha untuk optimis malam itu.
Ada banyak hal yang dia pikirkan. Reina pun juga ingin mencoba bagaimana rasanya berkuliah jauh dari keluarga dan menyesuaikan dirinya dengan kehidupan kampus di London dan belajar lebih banyak di dunia fashion dan design. Dia juga ingin melepaskan bayangan Reno dari hidupnya. Baginya saat ini adalah mengejar impiannya menjadi fashion designer dan mencoba suasana baru disana.
Keesokan harinya Reina tiba di ruang tempat kakak tingkatnya biasa datang, dia telah melengkapi segala persayaratan yang dibutuhkan untuk mengikuti program student exchange tersebut dan menunggu pengumuman dua minggu ke depan.
Kak Johny segera menuliskan nama Reina Lee disana, dan dia berada di urutan ke dua ratus lima puluh dan itu masih bertambah karena deadline pengumpulan persyaratan mengikuti student exchange sampai nanti sore.
Ada rasa cemas dan berharap dia menjadi salah satu dari tiga orang yang terpilih untuk mewaliki kampus untuk student exchange tahun ini. Reina pun kembali berjalan menuju ruang kelasnya. Disana sudah ada Jehan yang juga menunggu Reina.
"Gimana Rei?" ucap jehan sesaat setelah melihat Reina yang datang dari balik pintu kelas.
"Sudah gue kumpulin. Tapi gue nggak tahu bakal keterima apa nggak." Ucap Reina sedikit pasarah karena dia tahu tak sedikit orang lain yang juga mengirimkan persayarat seperti dirinya untuk menjadi student exchange ke London.
"Gue doain elu lolos pasti elu bisa, Rei.. semangat-semangat!..." ucap Jehan berusaha menyemangati Reina yang sedikit pasrah saat melihat list mahasiswa yang juga berusaha mengikuti program ini hingga ratusan.
"Iya. Thanks ya, Je.." ucap Reina yang mulai tersenyum saat Jehan memberinya semangat.
"By the way.. kita mau kemana habis ini? Kafetaria? Atau perpustakaan?" tanya Jehan siang itu.
"Gimana kalau kita makan dulu. Abis itu ke perpustakaan buat belajar." Ucap Reina memberikan saran.
"Okay.. gue setuju.. gue juga udah laper banget. Yuk berangkat." Ucap Jehan mengajak Reina ke kafetaria kampus untuk makan siang.
❄❄❄
Sudah hampir dua minggu sejak Reina mengumpulkan persayaratan mengikuti student exchange sebagai mahasiswa Art and Design. Tibalah hari yang Reina tunggu yaitu hari pengumuman tiga mahasiswa yang berhak menerima beasiswa program student exchange ke salah satu Universitas ternama di London.
Reina pun mencoba mengikuti kuliah seperti biasa, meskipun dalam hatinya ada rasa gugup dan cemas untuk menunggu hasil pengumuman yang akan diumumkan tiga jam dari sekarang. Reina yang telah selesai mengikuti perkuliahan hingga siang, kemudian langsung menuju ke ruang study club FORYOu, sebagai wakil pimpinan redaksi majalah kampus, Reina sibuk memimpin rapat bersama kak Yuri.
Mereka akan melakukan updated progress dari masing-masing bagian mengenai hasil kerja mereka untuk penerbitan majalah kampus yang akan dicetak dua minggu lagi. Tak terasa rapat berakhir hingga sore. Reina pun mulai berjalan ke luar ruangan study club bersama kak Yuri dan beberapa adik tingkatnya.
Saat mereka melewati bagian papan pengumuman di fakultasnya, Reina kembali dikejutkan dengan banyak teman hingga adik tingkat yang menyapanya dan mengucapkan selamat padanya. Reina pun mulai teringat dengan pengumuman student exchange hari itu.
Dia pun kemudian segera berjalan menuju papan mengumuman yang telah ramai dipenuhi mahasiswa dan melihat ada nama Reina Lee disana, salah satu dari tiga nama mahasiswa yang berhak menerima beasiswa program exchange bulan depan.
"Jehaaaaan... i got this. I'm one of the winner." ucap Reina senang.
"WAAah.. Really.... ???? Congrats Rei!" ucap Jehan yang kemudian memeluk Reina.
"Thank You Je..." ucap Reina bahagia.
sebulan kemudian...
setelah hampir sebulan, Reina mempersiapkan keberangkatannya ke London dengan visa dan berbagai persiapan lainnya, siang itu Reina sudah tiba di bandara untuk membawanya ke London sore itu. mama dan papanya juga ikut mengantarkannya ke bandara.
"Reina, jika nanti dormnya kurang cocok denganmu, kamu bisa telepon papa, biar nanti Papa coba hubungi teman Papa untuk mencarikan apartemen disana." Ucap papanya yang harus merelakan anaknya untuk meninggalkan jakarta.
"Tenang aja Appa. Reina baik-baik aja kok. Disana kan juga dorm kampus, jadi pasti nyaman dan aman. Lagian Reina juga nggak mau ngerepotin teman papa disana." Ucap Reina berusaha menenangkan Papanya.
"Rei... bener kata papa.. kalau disana kurang nyaman, nanti jangan lupa telepon mama atau Appa." Ucap mama Reina yang khawatir melihat Reina seorang diri pergi ke London dengan dua koper yang dia harus bawa.
"Don't worry mom.. i'm okay. Lagian Reina kesana kan hanya setahun. Jadi mama jangan khawatir ya. Di dorm pasti Reina betah kok. Lagian kan Reina kesana buat belajar. Bukan buat jalan-jalan. Ngapain buang-buang uang buat nyewa apartemen. Mending uangnya ditabung, Ma.." Ucap Reina kembali menenangkan mamanya.
"Rei. Kamu tahu kan maksud mama dan Appa. We just want to give u the best. Papa dan mama mau kamu nyaman disana." Ucap mama Reina menjelaskan maksud mereka untuk Reina menyewa apartemen.
"I'll think bout it. Tapi untuk saat ini Reina prefer dorm aja." Ucap Reina menolak keinginan kedua orang tuanya untuk menyewa apartemen disana.
"Ya udah kalau itu mau kamu, Rei. Tapi kalau kamu berubah pikiran, kamu bisa kasih tau papa atau mama yaa. Take care ya nak. Mama sayang Reina." Ucap Mama Reina yang mencium kening anaknya dan memeluknya erat disusul dengan papanya yang juga memeluk Reina.
"Iyaa. Ma.. Reina juga sayang Mama.." ucap Reina sembari memeluk mamanya dengan erat.
"Appa...Reina berangkat dulu." Ucap Reina berpamitan pada Appanya.
"Hati-hati ya Reina.. take care..." ucap Papa Reina sembari memeluk papanya.
Akhirnya Reina pun kemudian menuju pintu check in dan meninggalkan mama dan papanya yang mengantarkannya hari itu.
Ada rasa kehilangan karena satu per satu anak-anak mereka pergi mengejar cita-citanya tanpa bantuan dari kedua orang tuanya. Papa dan mama Reina pun juga merasa bersalah karena tak punya banyak waktu bersama dengan kedua anak-anaknya karena mereka sibuk bekerja.
Sebagai Co-CEO dari perusahaan franchise yang kini sudah tersebar di berbagai negara membuat mama dan papa Reina tak pernah ada di rumah. Mereka hanya pulang sebulan sekali ke Indonesia karena harus mengurus bisnisnya.
Kini saat mereka berusaha meluangkan waktu untuk bersama anaknya, Reina terpilih menjadi mahasiswa yang exchange ke London untuk setahun. Sebuah waktu yang tak singkat. Namun mama dan papa Reina berusaha menerimanya karena mereka ingin Reina dapat memilih jalan hidupnya dan menemukan apa yang ingin diraihnya.
❄❄❄
Beberapa menit kemudian...
Reina telah ada di boarding room. Disana sudah banyak penumpang yang juga akan ke London hari itu. Reina hanya memandang beberapa pesawat terbang yang sedang terparkir rapi di depan matanya. Di kanan kiri juga tampak kesibukan petugas bandara yang mengatur penumpang menuju ke pesawat masing-masing.
Setelah beberapa lama duduk di kursi tunggu, tibalah waktu Reina berangkat. Sore itu Reina pun segera berjalan menuju pesawat yang mengantarkannya menuju kota London. Dia pun kemudian duduk di samping jendela pesawat tempat duduknya.
Keesokan harinya pesawat yang ditumpangi Reina telah tiba di bandara London. Sungguh perjalanan yang panjang dan cukup melelahkan. Reina pun segera mengambil koper di bagian klaim bagasi. Meskipun dia masih kelelahan, dia ingin segera sampai di dormnya. Reina pun segera menghubungi kedua orang tuanya untuk mengabarkan jika dia sudah sampai di London.
Setelah mengambil koper, Reina pun segera menaiki taksi yang membawanya menuju dorm salah satu Universitas terbaik di London tempat dia nanti akan belajar sebagai student exchange. Reina yang masih kelelahan, hanya duduk di kursi penumpang dan mulai tertidur menuju dorm. Sekitar tiga puluh menit kemudian tibalah dia di depan dorm kampus barunya.
Reina tiba disana saat senja mulai datang menyapanya. Perjalanannya yang cukup panjang dan melelahkan membuatnya ingin segera tidur dan beristirahat. Dia pun kemudian segera menuju kamar dormnya setelah ditunjukkan oleh penjaga dorm kampus Reina yang baru.
Setelah meletakkan koper dan beberapa barang yang dia bawa, Reina pun merebahkan badannya di atas kasur kamar dormnya. Rasa lelah, kantuk dan juga tak sabar untuk memulai kuliahnya bercampur jadi satu.
Tak berapa lama dia pun bangkit dari kasur dan segera membuka jendela kamar dormnya. Reina pun memandang pemandangan yang ada di hadapannya. Ada gedung perkuliahannya baru yang terletak di seberang jalan dormnya serta taman kecil dengan banyak kursi taman disana.
Sunset mulai terlihat jelas dari kamar dormnya. Dia hanya memandangnya sejenak dan mulai tersenyum dan mengambil smartphone untuk memotretnya karena sangat terkesan dengan keindahan sunset sore itu.
Dia juga mulai memandang kembali gedung kampusnya yang baru. Bangunannya sangat cantik dengan pantulan sinar matahari yang membuatnya semakin indah. Mulai dari gaya arsitekturnya yang khas, stuktur bangunannya yang kokoh, dan desain yang menarik serta banyak mahasiswa yang duduk santai di kursi taman untuk belajar atau sekedar mengobrol dengan teman-temannya.
Selain itu Di sekelilingnya juga terdapat banyak pepohonan dan rumput hijau yang tumbuh subur dengan beberapa bunga dan air mancur di tengah taman yang membuat tempat itu menjadi sebuah taman yang indah.
Reina pun segera mengambil smartphone di atas tempat tidur dan mulai memotret pemandangan di bawah dormnya. Dia tak ingin melewatkan moment hari pertamanya di kota London.
Suasananya juga hangat dan damai membuatnya merasa kedamaian saat memandangnya. Hal ini membuatnya semakin tak sabar menunggu minggu depan untuk memulai perkuliahannya di London selama satu tahun ke depan.
❄❄❄
Creation is hard, cheer me up!
Your gift is the motivation for my creation. Give me more motivation!
I tagged this book, come and support me with a thumbs up!