webnovel

10. An Awkward Date

Beberapa hari kemudian...

Kedua orang tua Reno telah kembali ke Indonesia. Reno yang mengetahui kepulangan mama papanya lebih cepat satu hari dari jadwal langsung menuju ke rumahnya sesaat setelah pulang sekolah. Dia ingin membicarakan tentang perjodohannya dan berharap mama dan papanya mempertimbangkan kembali tentang perjodohan ini.

Namun kedua orang tuanya malah mengajak Reno untuk mencoba jalan bersama dengan Shelyn, cewek yang dijodohkan dari orang tuanya. Seseorang yang baru dia kenal seminggu lalu.

"gimana Reno bisa jalan bareng sama Shelyn, Ma...Pa.. Reno aja baru ketemu sekali doang. Pasti awkward banget pasti. Reno nggak mau.." Ucap Reno mencoba menolak pertemuannya kembali dengan Shelyn yang diatur kedua orang tuanya.

"Udah sayang... dicoba dulu..lagian nggak ada salahnya jalan bareng sama Shelyn. Besok udah mama kasih tahu. Sepulang sekolah, Shelyn akan datang kesini." Ucap Mama Reno mencoba membujuk Reno.

"Tapi Maaaa...mau jalan kemana? Please Ma... tolong batalin janjinya yaaa.." ucap Reno memohon mamanya menolak ajakan jalan-jalan dari Shelyn.

"mau kemananya terserah kamu, Ren.. lagian yang lebih tahu kan kalian, anak muda.. masak mama dan papa nolak ajakan dari orang tua Shelyn. Nggak papa lah sekali-kali... udah terima aja besok buat jalan-jalan. Sekalian nambah teman kan.." balas Papa Reno ikut nimbrung.

Reno pun hanya terdiam mendengar kedua orang tuanya membujuknya untuk bertemu dengan Shelyn. Dia pun berpikir, bagaimana dia bakalan bisa jalan-jalan dengan cewek yang baru dikenalnya. Pasti awkward banget. Lagian, dia tuh sukanya sama Reina bukan sama Shelyn.

Bagaimana caranya mengatakan ini pada kedua orang tuanya yang bersemangat mengenai perjodohannya. Reno menjadi serba salah. Dia tak ingin meneruskan perjodohan ini. Namun orang tuanya malah membuatnya untuk menemani Shelyn. Reno akhirnya hanya bisa pasrah. Dan berharap ada sebuah keajaiban yang membuat kedua orang tuanya membatalkan perjodohan ini.

❄❄❄

Keesokan harinya...

Reno tampak lesu saat istirahat di kantin siang itu. Tak biasanya dia hanya terdiam dan makan hanya sedikit. Dan membuat Jack yang dari tadi melihat gelagat Reno yang tak biasa sejak tadi pagi pun menjadi penasaran apa yang terjadi pada sahabatnya ini.

"Ren.. elu kenapa sih? Sejak tadi gue perhatiin diem aja..elu ada masalah?" ucap Jack sembari memandangi wajah sahabatnya yang masih tak bersemangat siang itu.

"Jack... elu bisa nggak bantuin gue??" ucap Reno tiba-tiba.

"Bantuin apaan?" balas Jack penasaran.

"Gue pulang sekolah disuruh ajakin jalan Shelyn.. gimana dong.. gue sebenarnya nggak mau." Ucap Reno yang akhirnya menceritakan kegelisahannya.

"Shelyn???bentar..bentar.. ini cewek yang mau dijodohin sama elu bukan sih? Masih berlanjut ceritanya??" ucap Jack yang kaget mendengar nama Shelyn muncul.

"Iya... masih Shelyn yang waktu itu gue ceritain. Masih berlanjut, Jack. Malah pas gue coba bujuk orang tua gue buat ngebatalin perjodohan ini. Eh, malah bilang coba Shelyn dianggap teman dulu. Nanti juga bakalan terbiasa dan suka sama dia. " lanjut Reno menceritakan tentang perjodohan itu.

"Wah.. gokil banget sih Ren..gue masih heran aja.. di tahun ini, masih ada namanya jodoh-jodohan." Ucap Jack yang masih tak mengira masalah Reno bakal serumit ini.

"iya kan?? Gue juga udah bilang itu sama orang tua gue. Tapi mereka tetep kekeuh sama pendirian mereka, ini gue masih SMA, masak harus ngalamin namanya dijodohin." Ucap Reno bersedih.

"Udah-udah.. coba aja dulu elu terima ajakan orang tua elu buat ajak Shelyn jalan..." balas Jack tiba-tiba.

"jack.. elu mah..katanya elu temen gue.. gue kan sukanya sama Reina. Masak sama elu, gue suruh terima Shelyn." Lanjut Reno yang tak terima saran dari Jack.

"Bukan gitu maksud gue.. gimana kalau elu ajak dia ke tempat yang sekiranya menurut Shelyn ngebosenin. Kemana kek.. ke Perpus atau ke museum gitu. Pasti kan dia bosen. Jadi dia bakal dengan sendirinya menolak dijodohin sama elu." Balas Jack memberikan ide buat Reno.

"Wah bagus juga ide elu.. thank you Jack. Gue bakal coba praktekin deh." Balas Jack yang mulai bersemangat karena mendapat ide dari Jack.

Sepulang sekolah, jack pun menuju rumahnya dengan hati yang lebih tenang. Dia sudah mendapat ide dari sahabatnya, Jack untuk membuat Shelyn tak suka padanya. Sesampainya di rumah, Reno sudah ditunggu mamanya. Mama Reno sengaja hari ini libur bekerja untuk memastikan Reno memenuhi ajakan jalan-jalan bersama Shelyn.

Reno pun masuk ke dalam kamarnya dan bersiap untuk jalan-jalan siang ini. Pukul dua siang, Reno telah siap dengan gaya casual. Celana jeans, t-shirt berwarna putih danbaju berkerah kotak-totak berwarna biru sudah dia kenakan dengan rapi.

"Kamu makin cakep aja Ren pakai itu..pasti Shelyn juga bakalan suka.." ucap Mama Reno tersenyum saat Reno turun dari kamarnya.

"Ah...beneran Ma? Perasaan Reno make baju ini biasa aja.." balas Reno kaget mendengar pujian dari mamanya.

Padahal dia berharap dengan pakaian seadanya membuat Shelyn bakal tak suka padanya. Eh ini malah mamanya memuji penampilannya siang itu.

Sepuluh menit kemudian Shelyn telah datang, mama Reno langsung menyapanya saat Shelyn keluar dari mobil yang dikemudikan sopir pribadi keluarga Shelyn.

Shelyn tampak cantik sore itu dengan rambut panjangnya yang terurai. Hari itu dia tampil casual tshirt berwarna merah muda dan celana jeans sampai lutut dengan sepatu kets serta sebuah tas punggung kecil yang dia kenakan berwarna cokelat muda.

"Selamat siang Tente....!" sapa Shelyn sembari mencium tangan Mama Reno dengan sopan.

"Selamat Siang nak Shelyn.. gimana tadi di jalan, macet nggak?" ucap mama Reno ramah.

"Lumayan Tante.. mungkin karena banyak yang baru pulang sekolah. " ucap Shelyn sembari tersenyum.

"Oh gitu.. mau mampir dulu atau langsung berangkat nih?" tanya mama Reno menawarkan.

"Nggak usah Tante.. terima kasih.. langsung berangkat aja mungkin yaa.. takut kesorean.." ucap Shelyn yang memilih untuk segera jalan-jalan.

"Okay, sebentar yaa.. tante panggilin dulu Reno. Tadi sih udah siap. Tapi sekarang nggak tau kemana.. bentar tante cari dulu..ayo masuk dulu..." Ucap Mama Reno sembari berjalan menuju ke dalam rumahnya.

"Terima kasih Tante.. " ucap Shelyn yang mengikuti mama Reno dari belakang.

"Renooo...Renooo.. nak Shelyn udah datang. Kamu dimana sih?" tanya Mama Reno sembari mencari Reno yang belum terlihat.

"Iya..iya.. Ma.. sebentar.. Reno ambil hp dulu." Ucap Reno dari balik kamarnya yang bergegas turun ke bawah.

Akhirnya Reno dan Shelyn berangkat sekitar pukul setengah tiga sore. Mau nggak mau akhirnya Reno mengajak Shelyn untuk jalan-jalan. Sepanjang perjalanan di dalam mobil, suasana canggung benar-benar terasa. Reno juga tak tahu apa yang akan dia bicarakan dengan Shelyn yang baru dia kenal.

"Ma....af Shel.. hari ini kamu mau kemana???" tanya Reno tiba-tiba.

"Aku terserah Reno aja. Mau jalan-jalan dimana.." ucap Shelyn sembari tersenyum.

"Okay kalau gitu. Kita ke tempat yang aku pilih yaa.." ucap Reno yang akan segera melakukan rencana yang dia sudah buat dengan Jack, yaitu mendatangi tempat yang menurut Shelyn membosankan.

Mobil Reno melaju pelan di tengah kemacetan ibukota. Tampak berbagai warna helm dan seragam dari berbagai kendaraan online bergerak maju melintasi kemacetan. Halte bus way yang mereka lewati pun selalu penuh dengan pelajar yang baru pulang sekolah.

Reno pun menuju ke salah satu museum terbesar dan terkenal di Jakarta. Dia pun tak perlu menunggu antrean parkir karena tak banyak pengunjung yang berdatangan. Mungkin karena hari ini bukan akhir pekan. Setelah membayar tiket masuk, mereka berdua pun memasuki museum tersebut.

Shelyn pun mengkuti Reno yang berjalan pelan mengamati satu demi per satu barang atau benda bersejarah yang dipajang disana. Reno berharap Shelyn akan bosan mengikutinya berkeliling museum. Namun saat dia menoleh ke belakang tak nampak Shelyn yang dari tadi mengikutinya.

Reno pun panik dan mencoba mencari Shelyn. Dia juga tak ingin Shelyn kenapa-napa.

"Shelyn... Shelyn.." panggil Reno yang berusaha mencari Shelyn dengan kembali ke arah dia berjalan.

Namun dia juga belum menemukan Shelyn. Pikirannya pun menjadi gelisah membayangkan sesuatu terjadi pada Shelyn. Reno pun kemudian memanggil kembali Shelyn dan berharap Shelyn menjawab panggilannya.

"Iyaa..Reno..aku disini.." ucap Shelyn yang terdengar pelan.

"Kamu nggak papa Shel?" ucap Reno yang melihat Shelyn terduduk di salah satu sudut museum.

"kakiku rasanya sakit sekali, jadi aku istirahat sebentar." Ucap Shelyn pelan.

"Sebentar aku coba lihat.. " Reno pun membantu melihat kaki Shelyn yang ternyata terkilir.

"Sepertinya kita harus segera ke dokter. Kamu masih bisa jalan nggak Shel?" tanya Reno yang khawatir.

"Boleh minta tolong.." ucap Shelyn sembari meraih tangan Reno dan mencoba berjalan meskipun dipapah. Namun baru satu dua langkah Shelyn berjalan dia sepertinya tak kuat dan memilih istirahat.

"Biar aku gendong aja yaa.. biar kamu cepat mendapatkan pertolongan pertama." Ucap Reno mengambil inisiatif untuk menggendong Shelyn.

"Nggak usah Ren.. nanti kamu keberaratan. Aku jadi nggak enak.."ucap Shelyn yang berusaha menolak ajakan Reno karena tak enak sudah menyusahkannya.

"Tidak apa-apa.. Yuk...sini aku gendong." Ucap Reno yang akhirnya menggendong Shelyn yang sedang menahan kesakitan pada kakinya.

Mereka pun akhirnya menuju rumah sakit terdekat untuk mendapatkan pertolongan. Kaki Shelyn pun akhirnya di perban untuk meminalisir pergerakan di kakinya sehingga dapat lekas pulih. Reno pun merasa bersalah karena sudah mengajaknya berkeliling terlalu lama di dalam museum yang membuat Shelyn menjadi sakit seperti ini.

"Maafin aku ya Shel.. gara-gara aku, kamu jadi seperti ini." Ucap Reno saat dalam perjalanan mengantarkan Shelyn pulang.

"Nggak kok Reno.. kamu nggak salah apa-apa. Mungkin tadi aku yang salah. Pas jalan mungkin terlalu bersemangat jadinya terkilir gini. Tapi kamu jangan khawatir kok.. kata dokter seminggu lagi udah boleh dilepas kok perbannya." Ucap Shelyn mencoba menghibur Reno.

"Iya.. tapi.. aku beneran minta maaf... lain kali kita ke cafe atau yang bioskop aja." Ucap Reno penuh penyesalan.

"Iya..iyaa... boleh-boleh.." ucap Shelyn yang masih bisa tersenyum meskipun dia menahan sakit kakinya.

Reno sebenarnya bukan hanya merasa bersalah karena mengajak Shelyn ke museum dan berkeliling terlalu lama tapi dia juga merasa bersalah karena berniat buruk agar rencana perjodohan ini gagal. Namun dia tak mengira Shelyn akan terluka olehnya.

❄❄❄