"Aku tidak pernah merasa dimanfaatkan olehmu, justru kau selalu membantuku di saat-saat yang tak terduga." Ashley berkata jujur, bukan hanya untuk menenangkan Sean.
"Begitu kah?" Sean membalasnya dengan senyum getir.
"Hey, are you okay?" Ashley menatap penuh khawatir. Sean tak pernah terlihat ssemenyedihkan ini, bahkan setelah beradu argumen dengan pria paling menyeramkan -Simon- dia masih tetap tersenyum dan melontarkan kalimat sarkasme. Bukan malah diam dan tersenyum seperti ini.
"Yeah, tidak pernah sebaik ini."
Wah, ini sungguh bukan masalah sepele. Sean pasti akan membumbui ucapannya dengan umpatan atau mungkin kalimat sarkasme seperti 'apa matamu buta?' 'kau tidak lihat wajah ceriaku ini?' 'dih, perhatianmu membuatku ingin muntah'. Biasanya akan begitu.
在webnovel.com支援您喜歡的作者與譯者