webnovel

Menginvasi dungeon laba-laba (2)

Di perjalanan menuju dungeon laba-laba, kelompok party Misfell yang diketuai oleh Lia sedang mendiskusikan tentang pembagian hadiah yang nantinya akan diterima setelah berhasil membasmi dungeon laba-laba. Lia sebagai ketua kelompok itu mengatakan bahwa pembagian hadiah akan dibagi secara rata dan adil, tidak peduli kontribusi sebesar apa salah satu dari kelompok itu lakukan. Mereka akan membagi hadiahnya secara adil, itulah yang Lia katakan dan anggota yang lain termasuk aku dan Zion menyetujuinya.

Malam pun sudah tiba, para anggota kelompok yang mengikuti quest tersebut berhenti dan mendirikan tenda untuk beristirahat. Kelompok Misfell mendapat bagian pertama untuk menjaga kamp mereka, Lia mengutusku dan Zion untuk penjagaan yang pertama.

"Nah Enzo, ngomong-ngomong bagaimana caramu mengambil potion itu di dalam inventory mu? Bukankah kita tidak bisa membuka tab status" Tanya Zion padaku

"Hmm.. Aku tidak tahu pasti bagaimana caranya, tapi saat itu aku mengatakan "bagaimana caraku untuk membuka inventory" dan tiba-tiba saja layar inventory muncul begitu saja." Kataku

"Membuka inventory!" Ucap Zion sambil mengulurkan tangannya ke depan dan munculah layar inventory dari telapak tangannya

"Woah! aku bisa! Layarnya muncul Enzo" Sembari mengatakannya, matanya bersinar

"Oh! Sepertinya kita bisa memunculkannya seperti kita menggunakan skill di dunia ini, layar itu muncul di telapak tanganmu. Jadi begitu, tapi untuk kasusku layar itu tiba-tiba saja muncul entah darimana dan juga sepertinya hanya pemiliknya yang bisa melihatnya" Ucapku

Saat mereka sedang asik membicarakan itu tiba-tiba seseorang datang dari belakang mereka dan menyapa mereka untuk berganti tugas menjaga kamp. Serontak aku dan Zion panik dan segera menutup layar inventorynya.

"Ah, terima kasih telah berjaga. Kalian boleh beristirahat sekarang" Ucap Liara si gadis elf, yang sekelompok dengan kami

"Ah baiklah, kalau begitu kau berhati-hatilah" Ucap kami berdua dan meninggalkan Liara

"Apa itu tadi yang mereka lakukan? Apakah itu semacam sihir?" Gumam Liara dalam hati sambil menatap ke arah kami yang sedang menuju ke tenda

Malam pun terlewati, tidak ada monster yang menyerang dan tidak terasa matahari mulai terbit. Liara yang melihat kejadian semalam tetap menutup mulutnya, dia tidak memberitahu siapapun termasuk aku dan Zion tentang apa yang dilihatnya kemarin malam.

Para kelompok yang mengikuti quest memulai perjalanannya lagi menuju dungeon laba-laba, setelah 8 jam mereka berangkat dari tempat kemarin kami beristirahat akhirnya kami sudah sampai di tempat tujuan. 500 Meter dari dungeon itu berada kami mendirikan kamp untuk bersiap melakukan penyerbuan dungeon. Zen, ketua kelompok Thunder Mist yang menjadi pemimpin kelompok pembasmi menjelaskan rencana yang telah diberitahukan oleh Grain sebelumnya.

Kami diberitahukan untuk memeriksa dungeonnya terlebih dahulu oleh 1 kelompok beranggotakan 3 orang. Zen, mengajukan dirinya untuk memeriksa dungeonnya terlebih dahulu dan mengajak 2 orang lainnya yang bersedia untuk ikut bersamanya.

"Aku akan memeriksa dungeon itu" Ucap Zen sambil berdiri memegang pedangnya

"Aku membutuhkan 2 orang tambahan yang bersedia memeriksanya bersamaku, bagi yang bersedia silakan angkat saja tangan kalian" Ucapnya lagi

Zen melihat ke arah para petualang yang berada di depannya mengharapkan ada satu atau dua orang yang mengangkat tangannya, namun tidak ada satupun dari kami yang berani mengorbankan nyawanya demi keberhasilan misi ini. Tak tega melihat semangat Zen yang menghilang seiring dia mengharapkan kami, aku dan Zion mengangkat tangan kami untuk membantunya memeriksa dungeon tersebut.

"Kami bersedia melakukannya" Teriak Zion, kami berdua mengangkat tangan kami

Zen terlihat mulai semangat lagi saat kami mengangkat tangannya.

"Ba-bagus. Meskipun kalian petualang pemula semangat kalian untuk menyelesaikan misi ini benar-benar besar, aku menjamin kalian akan menjadi petualang yang hebat kelak" Ucap Zen sambil tertawa

"Yah, terima kasih.. Tapi, seharusnya kami yang kagum pada mu, kau kelihatannya masih muda. Sekitar 18-20 tahun? Namun kau sudah bisa menjadi ketua kelompok" Aku mencoba memujinya

Zen tersenyum mendapat pujian tersebut dan berterima kasih kepada kami. Zen mengajak kami berdua masuk ke dungeon tersebut untuk memeriksanya, sementara kami bertiga pergi. Petualang yang lain tetap menjaga kamp.

Aku, Zen, dan Zion yang sudah masuk ke dungeon mulai memeriksa dungeon tersebut, seperti jebakan, monster, dll yang berada di dungeon.

Kami tidak terdeteksi oleh monster-monster yang berada disana karena skill "Sneak" Milik ku yang sudah mencapai level 10. Kami sudah memeriksa bagian awal dungeon dan mencoba untuk melanjutkan ke bagian tengah dungeon yang dimana tempat para laba-laba berkumpul.

"Jadi disini mereka berkumpul. Dungeon ini benar benar tertata rapih, tidak seperti dungeon yang lain.. kita dapat menemukan monster dan jebakan di setiap lorong. Tapi dungeon ini, di bagian awal kita hanya menemukan beberapa monster dan jebakan. Tapi di bagian tengah kita menemukan tempat berkumpulnya monster itu dan juga ada kemungkinan akan ada jebakan yang lebih banyak lagi disini, kita tidak bisa melanjutkan untuk memeriksa bagian akhirnya. Kita kembali saja dan beritahu semua orang tentang ini" Kata Zen dan keluar dari dungeon

Kami bertiga keluar dari dungeon dan memberitahukan hasil dari pemeriksaan kami kepada anggota lainnya. Matahari sudah terbenam, dan hari mulai malam kami bersiap untuk melakukan pembasmian dungeon besok pada pagi hari seperti yang sudah direncanakan.

Kelompok pembasmian itu dibagi menjadi 2 kelompok, kelompok Inti yang pertama yang akan memasuki dungeon itu kemudian disusul oleh Kelompok Pembantu. Kelompok inti diberi waktu 15 menit di dalam dungeon untuk membasmi monster, jika mereka tidak kembali dalam 15 menit kelompok Pembantu akan datang untuk menolong Kelompok Inti. Party Misfell, Rosewood, dan Sunrise masuk ke dalam kelompok Pembantu dan 3 kelompok lainnya, Thunder Mist, Strike Back, dan Third Eye masuk ke dalam kelompok Inti.

Anggota Kelompok Thunder Mist antara lain adalah Zen sebagai ketua kelompok meskipun dia masih 18 tahun dia sudah menjadi petualang peringkat B, dengan rambut putih lurus, hidung mancung, dan matanya yang indah.. Banyak perempuan yang mendekatinya. Roman, Meskipun dia botak.. Tubuhnya sangat kekar dia mampu mengangkat monster minotaur dengan satu tangan. Milia, assassin wanita yang sangat cantik dengan tubuhnya yang langsing cocok untuk membunuh targetnya dengan menyamar menjadi pelayan targetnya dan membunuhnya saat targetnya tengah lengah. Aslen, Penyihir yang selalu menutupi mukanya dengan topeng.. Tidak ada yang tahu identitas, kelamin, wajah, dan suaranya.. Dia berbicara melalui tulisan menggunakan sihirnya. Mary, Pemanah yang sangat ahli, dia bisa menembak tepat sasaran meskipun dalam jarak 1KM sekalipun.. Selain keahliannya yang begitu hebat, paras wajahnya pun tidak kalah dengan Milia.

Anggota kelompok Strike Back yang diketuai oleh Matt, orang yang sangat angkuh dia selalu menyombongkan kekuatannya saat melawan monster lemah sekalipun.. Dengan rambut blonde dan rambut acak-acakan. Via, dengan rambut blonde pendeknya dan wajahnya yang cantik.. Dia memiliki bakat yang hebat sebagai swordmage, dia sudah menguasai skill swordmage sampai tingkat ke-3. Meil, tidak perlu disebutkan lagi dia adalah wanita idaman para petualang di guild, rambut silver panjang dan dada yang cukup besar dan kebaikan hatinya membuatnya petualang lain tergila-gila dengannya.. Dia sudah menguasai skill skill sihir sampai tingkat ke-3. Nemuri dan Robb, mereka adalah adik-kakak yang kemampuannya tidak bisa diremehkan, Robb kakaknya dia sangat ahli dalam penyusupan.. dia adalah assassin terhebat di guild, dan untuk adiknya, Nemuri, kemampuan memanahnya hampir setara dengan Mary.. Dia memiliki wajah yang imut diantara semua petualang wanita, wajahnya seperti anak berusia 14 tahun.

Kelompok Third Eye adalah kelompok yang aneh, anggota kelompoknya hanya memiliki nama alfabet dan mereka memakai jubah dan topeng dengan gambar mata ditengah sehingga tidak ada yang tahu identitas mereka. A sebagai ketuanya, topengnya memiliki huruf Abjad A dibawah gambar mata. B, memiliki abjad B. C, D, E juga sama memiliki abjad dibawah gambar mata yang berada di topeng mereka.

Besoknya..

Kelompok inti memasuki dungeon itu, dan untuk kelompok Pembantu, sementara berjaga diluar dan juga kamp agar tidak ada monster yang menyusup dan menyerang kelompok Inti dari belakang.

"Disini gelap sekali, bagaimana caramu dan kedua pemula itu memeriksa dungeon dalam kegelapan seperti ini ketua?" Tanya Roman kepada Zen

"Yah.. Salah satu dari mereka menggunakan buff "Night Vision" kepada mata kami, dan satunya lagi menggunakan "Sneak". Level sihir mereka bukan main, aku rasa sihir mereka sudah berada di level yang sangat tinggi" Ucap Zen

"A-apa?!" Teriak semua anggota kelompok Inti kecuali Aslen dan kelompok Third Eye

Teriakan itu menyebabkan pantulan suara yang sangat kencang.

"Shtt! Kenapa kalian berteriak?! Bagaimana jika semua monster yang ada di bagian tengah menuju kemari?!!" Ucap Zen dengan nada pelan

"Ma-maafkan kami" Ucap anggota Thunder Mist yang diikuti oleh anggota Strike Back

Mereka melanjutkan untuk menuju ke bagian tengah melewati jalur aman di bagian awal. Mereka sudah mencapai di bagian tengah, dan disana, ditempat monster laba-laba berkumpul saat aku, Zen, dan Zion memeriksa.. Tidak ada satupun monster laba-laba dibawah sana melainkan jaring yang sangat besar disana dan satu monster capung yang terperangkap disana

"Apa maksudnya ini? Kemana sekumpulan laba-laba itu pergi?!" Ucap Zen