Yuki yang sedang berada di depan loker milik seluruh murid SMA Natsu, memilih untuk mengeluarkan ponselnya dari dalam tas. Dirinya bermaksud untuk menghubungi Aida agar perempuan itu pulang terlebih dulu dan tidak menunggu dirinya yang akan memiliki urusan lain di sekolah ini.
Jari-jemari Yuki dengan lihat bergerak mengetikan pesan untuk Aida dan mengirimkannya pada perempuan itu.
Setelah pesan itu terkirim, Yuki memilih untuk memasukan ponselnya kedalam saku celana lalu melangkah kan kakinya berjalan keluar dari bangunan sekolah SMA Natsu bersama dengan para murid yang lain.
Dengan santai, Yuki melangkahkan kakinya berjalan menyusuri lorong bangunan sekolah yang akan mengarahkannya menuju gedung olahraga indoor, dimana para murid akan melakuakn ativitas club setiap sehabis pulang sekolah hingga beberapa jam kedepan.
Selama dalam perjalanan menuju gedung olahraga indoor, tidak sedikit Yuki mendapati beberapa murid yang tengah berekurumun melayangkan tatapan kepadanya lalu berbisik pada satu sama lain, seolah sedang membicarakan dirinya.
Bukan Yuki merasa begitu sangat percaya diri, hanya saja dirinya mendapatkan informasi terbaru dari Hanami, Yumi dan Aida mengenai dirinya yang sedang hangat dibicarakan disekolah ini. Padahal dirinya belum ada satu minggu menjadi murid baru di sekolah ini, tetapi sudah ada banyak sekali berita dan informasi yang beredar di sekolah ini mengenai dirinya.
Dan yang paling penting, informasi paling terbaru yang dirinya dapatkan pagi ini dari Hanami adalah mengenai dirinya yang melakukan tindakan kekerasan pada sala satu anggota club basket yang memintanya untuk bergabung kedalam club itu.
Yuki tidak habis fikir dari mana asala berita itu muncul. Karena setelah upacara penerimaaan murid baru dimana dirinya bertemu dengan tiga murid senior dari club basket bersama dengan Aida, dirinya sudah tidak bertemu lagi dengan ketiga murid senior itu sampai saat ini. Yang dirinya temukan hanya secarik kertas yang tersimpan di dalam loker bawah mejanya. Itu pun hanya dirinya sapati satu kali saja, hingga sampai saat ini dirinya sudah tidak menemukan surat apapun yang berisikan permohonan agar dirinya dapat bergabung kedalam club basket SMA Natsu.
Kedua langkah kaki Yuki terhenti saat dirinya sudah berdiri di depan pintu ruangan dimana saat dirinya membuka pintu didepannya ini nanti akan langsung tersajikan lapangan basket indoor milik SMA Natsu
Dari luar tempatnya berdiri saat ini, sayup-sayup Yuki dapat mendengar suara decitan sepatu pada lantai lapangan basket dan juga seruan para murid yang sepertinya sudah mulai melakukan pelatihan di dalam sana.
Pluk..
Yuki yang baru saja akan mengulurkan sebelah tangannya untuk membuka pintu ruangan lapangan basket indoor, terurungkan niatnya saat dirinya merasakan sebuah tepukan pada sebelah pundaknya.
Pluk..
Tanpa menunggu lama, Yuki pun langsung menolehkan kepalanya kearah belakang dan dirinya dapat menemukan sosok murid laki-laki berkacamata, dengan postur tubuh sedikit lebih tinggi darinya tengah mengulaskan senyum hangat kepada dirinya.
"Yuki-kun, sudah lama kita tidak bertemu." Ucap murid laki-laki itu sambil menjauhkan tangannya dari sebelah pundak Yuki yang dirinya tepuk tadi.
Yuki balas mengulaskan senyum kecil diwajahnya sambil menundukan sedikit kepalanya.
"Eita-senpai, senang bertemu dengan mu lagi."
Murid laki-laki berkacamata yang berdiri di hadapan Yuki pun menganggukan kepalanya pelan.
"Ya senang bertemu dengan mu Yuki-kun. Apa kau memiliki keperluan dengan club basket?" Tanya Eita yang membuat Yuki terdiam sesaat di tempatnya.
"Ya aku memiliki keperluan dengan club basket untuk meluruskan beberapa hal dan berita yang belakangan ini selalu kudengar mengenai diriku."
Kini gantian Eita yang terdiam sesaat di tempatnya.
"Baiklah, apa kau tidak keberatan jika kita membicarakan hal tersebut diruang meeting club basket?"
Yuki melirikan matanya sesaat kearah pintu ruangan lapangan basket indoor yang berada di belakangnya.
"Hmm, baiklah, aku sama sekali tidak merasa keberatan, senpai."
Eita yang mendengar jawaban Yuki pun semakin merekahkan senyuman diwajahnya.
"Ayo, kita masuk kedalam."
Yuki menganggukan kepalanya pelan lalu sedikit menggeser posisi tubuhnya memberi Eita ruang untuk membuka pintu ruangan lapangan basket indoor itu.
Ceklek..
Saat pintu ruangan telah dibuka oleh Eita. Yuki langsung di suguhkan dengan pemandangan para murid yang tengah bermain basket dengan begitu bersemangat.
"Ku harap kau terus memperhatikan sekitar mu. Karena bisa saja ada serangan bola basket tiba-tiba yang akan melukai dirimu." Ujar Eita sambil terkekeh pelan pada Yuki yang berjalan di belakangnya.
Yuki pun menganggukan kepalanya pelan. "Baik, aku akan memperhatikan sekitar ku."
Eita pun balas menganggukan kepalanya dan terus melangkahkan kakinya. Namun langah kakinya langsung terhenti saat para anggota clubnya yang sudah menghentikan permainan dan kini tengah berbaris memanjang sambil membungkukan badan kearah dirinya dan Yuki.
"Selamat datang kapten!" Sapa para murid anggota club basket serempak membuat Yuki sedikit terkejut karena suara para anggota club basket yang menggema diruangan ini.
Eita yang disapa oleh para anggota clubnya pun menganggukan kepala pelan.
"Ya selamat siang untuk kalian." Balas Eita sambil menatap seluruh anggota club basketnya yang bertambah cukup banyak karena penerimaan murid baru tahun ini.
"Kalian lanjutkan kembali permainan kalian. Karena aku memiliki sedikit urusan dengan Tetsuya-kun." Ucap Eita sambil mengarahkan tangannya untuk memperkenalkan Yuki kepada para anggotanya.
Sedangkan itu Yuki yang merasa repot-repot sudah di perkenalkan oleh Eita kepada para anggota club basket pun memili untuk sedikit menundukan kepalanya.
Melihat kehadiran sosok Yuki tentu saja tidak mungkin tidak membuat para anggota club basket lama maupun baru terkejut bukan main. Karena informasi yang mereka terima di sekolah saat ini adalah Yuki yang memiliki masalah dengan salah satu anggota club mereka, namun sampai saat ini mereka masih belum mengetahui siapa orang yang sudah mencari masalah pada Yuki yang merupakan atlet bola basket terkenal.
Melihat tatapan seluruh anggota club nya mengarah kepada Yuki dengan sorot mata terkejut pun membuat Eita sedikit menghela nafas panjang. Bukan dirinya tidak mengetahui informasi terhangat mengenai Yuki dan club basket yang sedang beredar di sekolah ini. Hanya saja Eita tidak ingin terlalu menganggap serius informasi yang sama sekali tidak mendasar seperti ini. Karena dirinya mengetahui bagaimana sikap dan sifat masing-masing para anggota club basketya dan juga dirinya yang mengetahui bagaiman sikap dan sifat yang dimiliki oleh Yuki selama dirinya mengenal pemuda itu.
"Setelah urusan ku dengan Yuki-kun selesai, aku akan menilai kemampuan para murid baru setelah melakukan latihan selama lima hari ini. Jadi selagi kalian memiliki waktu sampai aku menyelesaikan urusanku, lakukanah latihan bersama agar kalian mendapatkan nilai yang memuaskan." Ucap Eita dengan seulas senyum terulas diwajahnya.
"Siap kapten!" Sahut para anggota club basket serempak, lalu setelahnya mereka pun membubarkan barisan dan kembali melanjutkan permainan.
Yuki yang sedari tadi terdiam memperhatikan interaksi Eita dengan para anggota club basket pun mengungkapkan pendapatnya.
"Kau tetap tidak berubah seperti Eita-senpai yang ku kenal dulu." Ujar Yuki yang membuat Eita terkekeh pelan.
"Kau juga Yuki-kun, kau tetap tidak berubah seperti Yuki-kohai yang kukenal dulu."