“Mau Mama pijitin?”
“Loh, Mama? Kok belum tidur sih?” Lydia yang berbaring dengan menatap tablet, langsung berdiri menyambut ibunya yang baru saja membuka pintu kamarnya. Kebetulan dia belum mengunci pintu.
Liani membawa nampan kecil berisi susu vanila hangat. Lydia segera meraih nampan itu untuk diletakaam di atas nakas. Liani lah yang kemudian mengambil gelasnya dan meminta anaknya untuk minum susu dulu.
Lydia meminum susunya tanpa protes. Dia baru protes ketika sang ibu mulai memijat bahunya yang memang terasa kaku akibat terlalu lama kerja.
“Mama,” Lydia menyingkirkan tangan Liani dengan lembut. “Mama ngapain sih?”
“Mijitin kamu lah. Belakangan ini kan kamu lembur terus, pasti capek banget.”
“Capek sih, Ma. Tapi bukan berarti Mama harus mijitin aku dong. Mama kan habis operasi, jadi harus banyak istirahat.”
“Tapi kamu jadi makin sibuk pasti gara-gara biaya rumah sakit kan?” tanya Liani yang hanya bisa dijawab ringisan oleh Lydia.