“Sebenarnya aku salah apa sih?” tanya Lydia dengan suara isak tangis yang tak bisa dibendungnya.
Sekarang bahkan belum jam pulang kerja, tapi Lydia sudah pulang duluan. Dia tidak peduli lagi dengan Reino. Mau dipecat, potong gaji atau apa pun itu, Lydia hanya ingin segera pulang.
Lydia yang tidak punya kegiatan lain, kemudian mengajak para sahabatnya untuk bertemu. Dan untungnya semua sedang punya waktu untuk ngumpul.
“Emang kau diapaiin sih?” tanya Erika prihatin sekali dengan keadaan Lydia.
Seumur-umur, tiga orang itu belum pernah melihat Lydia menangis. Karena itu ketika Lydia menelepon sambil terisak, mereka semua meluangkan waktu untuk menemani sahabat mereka itu. Dan karena Cinta agak sulit keluar rumah, mereka memilih untuk berkumpul di apatemen ibu hamil itu.
“Polar Bear Sialan itu,” seru Lydia dengan suara cukup keras. “Dia menghindariku.”
“Terus?” tanya Cinta terlihat penasaran.
在webnovel.com支援您喜歡的作者與譯者