Awalnya kami membiarkan. Tapi bel pintu berbunyi terus menerus seperti sirine ambulans yang ingin menerobos jalanan.
"Buka dulu aja, Bang. Siapa tahu itu penting."
Satria melepas penyatuan seraya mengumpati tamu itu. Tangannya bergerak memakai celana piyama, lantas menyeret kaki menuju pintu masuk.
Aku menarik selimut tinggi-tinggi dan mencoba bangkit dari tidur. Memasang telinga tajam untuk tahu siapa yang menganggu olahraga pagi kami.
"Hai! Ups, sorry. Kayaknya gue datang di saat yang nggak tepat."
Suara seorang wanita. Itu seperti suara...Alexis? Apa?! Astaga, Satria membuka pintu dalam keadaan setengah naked. Aku buru-buru mengenakan piyamaku, sedikit merapikan rambut, dan segera lari keluar.
Kulihat Satria mengerutkan kening melihat wanita yang berdiri di depan pintu. "Bang, kamu masuk aja." Aku menarik segera lengan Satria yang kelihatan bingung. Namun, dia tetap menurut.
"Halo, Alexis. Ada apa ya?" tanyaku kemudian. Wanita itu menunjukkan cengiran lebar.
在webnovel.com支援您喜歡的作者與譯者