webnovel

E V A N E S C E N T

[KATA KATA NON BAKU ALERT!] PRANG! Terorisme masuk melalui jendela kelas yang membuat para siswi berteriak. Tanpa lama lama, para terorisme itu langsung menyekap semua murid. Begitu pun dengan kelas lain, para siswi berteriak tidak karuan. "YANG BERBICARA, DAN BERGERAK AKAN SAYA TEMBAK" Tegas salah satu terorisme Semua murid di kelas Bryan sudah tersekap semua, namun tidak dengan Renjun. Ia sudah keburu panik dengan semua yang terjadi diluar kamar mandi. "Gue jangan panik, tenang tenang. AAAA bagaimana ini ya ampun gua menyesal tadi makan Pho ayam pakai saos cabe" Perlahan Renjun membuka pintu kamar mandi, mencuci tangannya. Lalu melihat keadaan di luar kelas. Semuanya terlihat sangat ricuh, beberapa murid sudah ada yang terkena tembakan dan meninggal. Renjun mengintip kelas yang berisikan para sahabatnya sedang di sekap oleh para teroris. Renjun buru buru masuk kembali ke kamar mandi dan mencari tempat untuk dia sembunyi. Ingin tahu kisah selanjutnya? Buruan baca novel EVANESCENT! Bakal ada kejutan menarik. Yang gak bakal kalian sangka. Maafkan kalo ada kesalahan kata, bisa komen di chapter nya agar aku perbaiki. Jangan lupa vote! Happy reading guysss!^^

Muhammadbirrul · 都市
分數不夠
20 Chs

Crashing at the canteen

"Hai Fanka, selamat pagi!" Kata Bryan dan Riero berbarengan.

"Hai juga kaliaan, gimana kabarnya?"

"Kita baik alhamdulillah" kata mereka serempak.

"Nanti istirahat, gue mau bareng ya"

"Iyaa, kami duluan. Bye"

"Iya" kata Fanka sembari tersenyum dan berjalan memasuki kelasnya.

Jam istirahat pun tiba

"Hai Fankaa, ayo bareng ke kantin nya" kata Bryan dan Riero serempak.

"Iya ayo"

Mereka bertiga berjalan menuju kantin yang tidak begitu jauh dengan kelas Bryan dan Riero.

Psst psst!

"Rea, tuh si Fanka udah dateng"

"Ah, akhirnya"

-----

"Hai Fanka, lu makan apa tuh?"

"Pho ayam, lu?"

"Gua mau.."

Set!

Rea menarik kerah baju Fanka, dan menjatuhkan Fanka ke lantai kantin.

"Gua salah apaa?!"

"Lu ga usah pura pura ga tau ye"

"Gua emang gatau apa apa anjir"

"Alah bacot, Lynn kasih tau"

"Lu ga usah pura pura ga tau" kata Lynn sembari menonjok perut Fanka yang menyebabkan makanan yang telah ia makan keluar kembali.

Tuk tuk!

"Eh Bryan, ada rame rame apaan itu"

"Lu ngomong nya bisa ga si ga usah bisik bisik?geli anjir"

"Eh itu Fanka? Kenapa?"

"Makanya eh, buruan liat"

Bryan dan Riero berlari kecil dan segera melihat apa yang sedang terjadi.

Set!

Bryan menarik kerah belakang baju Lynn, dan bertanya.

"Lu ada masalah apa sama Fanka? Hah?!"

"..."

"Jawab, Rea! Ceritain kenapa?!"

"So, kemaren gue liat Lu, Riero, sama Fanka jalan pas pulang sekolah. And gue cemburu dong, jadi ini lah yang gue lakuin ke dia"

"Hah? Lu ngelakuin ini semua cuma gara gara cemburu?"

"Iya, gue lakuin ini karena cemburu"

"WTF gila masa cuma gara gara gituan doang"

"Tapi, gue ikut pulang bareng mereka berdua bukan karena mau ngedeketin, tapi kemaren mereka nanyain tentang geng Jeno"

"Alah, ✨alasan✨"

Riero yang sudah mendidih, mulai tak tahan.

Set!

"Lu berhenti atau gue panggilkan guru BK" Menarik baju Rea dan Lynn.

"Coba aja"

Krak! Set!

"AAAAAAAK S-SAKIIIT"

"Berhenti, atau mau diterusin nih?"

"Lanjutin aja sampe dia kapok"

"NGGA PLIS, UDAH CUKUP GUE NYERAH"

"BENER?"

"S-SUMPAH BENERAN"

Hup!

Riero melepaskan tangannya dari Lynn dan Rea.

Minggu depannya

"Hai, ada apa ni selama gue masih di rumah sakit?" Tanya Renjun

"Ga begitu jauh dari paparazi anjir" kata Bryan

"Minggu lalu Rea sama kawan kawannya ngajak ribut" sambung Riero

"Eh kenapa emang?"

"Rea tuh kek iri gitu sama Fanka, gara gara Fanka pulang sekolah bareng sama kita berdua"

"Hah serius lo? Gila bisa bisa nya hal sepele di besar besarin"

"Tapi udah kelar aja si masalahnya"

"Nah syukur deh"

Minggu ini adalah pekan ujian semester

"Selamat pagi semua, hari ini bapak akan membagikan soal ulangan matematika"

"Anjir, gua lupa belajar"

Kata Riero sambil berbisik kepada Bryan

"Hayoloh, lu mau nyontek?"

"Kagak lah, eh gatau"

"Udah gapapa, pasrah aja pasti bisa kalo materi yang sebelumnya diperhatikan"

"Aamiin aamiin"

Ujian matematika berlangsung selama 40 menit dengan 20 soal.

"Anjim gua dapet soal ini mulu" kata Bryan di dalam hati.

"Insya Allah bisa deh, inget inget dulu~" sambung Bryan.

KRINGG! Jam istirahat pun tiba.

"Eh eh jawaban nomer 14, B kan?" Bryan bertanya dengan gelisah

"Jawabannya D heh" Riero menjawab

"Bisa bisa nya lu salah" tambah Renjun

"Ya elah, em gapapa deh biarin"

"Nye nye Nye kantin yok!" Ajak Renjun

"Ayo ayo!" Kata Bryan

"Kuyy!" Sambung Riero

Dikantin...

"Rame anjir"

"Namanya juga kantin"

"Dahlah ga usah banyak bacot, ayo pesan"

"Jadi kakak kakak lo pindah kemana?" Bryan bertanya penasaran

"Pindah ke provinsi lain"

"Ohh berarti, pindah rumah juga dong?"

"Iyalah masa bolak balik antar provinsi"

"Bisa aja tapi ga mungkin"

"Yeee gimana si lu"

"Riero beda meja?"

"Kali"

"Heyy ada apa ni" Bryan lalu databg membawa makanannya.

"Panjang umur, diomongin nongol orangnya"  Kata Bryan dengan spontan

"Speak up the devil"

"Hehe iya"

Jam pelajaran selanjutnya..

"Nah sekarang pelajaran sejarah, silahkan baca buku dahulu"

"Giliran sejarah aja boleh belajar" Bryan berbisik lagi ke Riero.

"Anjir, ga boleh ngomong gitu heh"

"Astaghfirullahaladzim iya ya"

"Gila lu baru sadar omongan lu kasar"

"Ya maap"

10 menit setelah review materi..

"Ya, waktu membaca dan mereview materi sudah habis. Silahkan masukkan buku nya, dan bapak akan membagikan soal ulangannya"

"Baik pak"

seluruh murid menjawab secara spontan

"Bismillah, ulangan kedua"

"Eh ini apaan jawabannya, gua lupa pas ulangan bab ini ga ada perasaan.."

Kata Riero dalam hati.

"Pak saya sudah selesai!"

Kata Bryan sembari mengangkat tangan

"Ya, yang sudah selesai silahkan di kumpulkan di meja bapak, sini"

Beberapa murid ternyata sudah selesau mengerjakan ulangan tersebut, hanya tinggal beberapa orang lagi termasuk Riero.

"Anjir tahan tahan, Bryan kan emang jago di pelajaran sejarah. Riero, ayo fokus ke ujian mu jangan panik lu pasti bisa!"

Riero berkata kepada hati kecilnya untuk tenang dan tidak panik.

"Waktu tinggal 10 menit lagi ya murid murid"

"Ya pak"

jawab murid murid

"Ini bener, yak ini juga, sip, ah ini juga. Oke, saatnya mengumpulkan"

Riero mengecek jawaban ulangannya

"Gimana? Gampang kan?"

Tanya pak Chao Bian

"I-iya pak lumayan"

"Ya Allah harap harap nilai gua bagus"

Tap tap tap Riero berjalan keluar kelas

"Gimana? Lu bisa"

Tanya Bryan dan Renjun berbarengan

"Iya gua lumayan bisa, soalnya tadi ada beberapa soal yang susah"

"Lu ga belajar apa gimana?"

Bryan memastikan

"Belajar, tapi ada bab yang gua ga ngerti"

"Ohh, yaudah lah gapapa. Semoga bagus!"

Bryan memberi support kepada Riero agar berpikir positif kalau nilai ulangannya bagus.

"Nah sekarang kita ngapain?"

"Gua mau main basket,lu sendiri gimana?"

"Renjun katanya mau ke toilet, dia makan Pho pake saus cabe kebanyakan"

"Yaudah gua mau main sepatu roda"

"Lu bawa sepatu roda nya?"

"Ada di loker, tapi lu gapapa main basket sendiri?"

"Sans, gapapa kok"

"Yaudah gua ambil sepatu roda nya"

"Gua mau ke ruang olahraga dulu kalo gitu"

"Sip"

Mereka berdua datang bersamaan

"Gua main duluan"

"Yo, gua mau pake pengaman siku sama lutut dulu"

20 menit kemudian Bryan dan Riero kembali ke kelas, dan bersiap pulang.

"Baik anak anak, selamat beristirahat. Dan besok masih ada ulangannya, jadi jangan lupa belajar!"

"Baik pak, terima kasih"

Lagi lagi murid murid berkata secara spontan.

"Yok pulang bareng" ajak Renjun

"Ayo, tumben lu buka hp Rie?"

"Kakak gua! Kakak gua!"

"Kenapa kakak lu? Kenapa heh?"

"Ketemu ketemu!"

"Ah? Kakak Riero kenapa?"

"Itu lho, oup-"

Saat Bryan ingin menjelaskan ada apa dengan kakak Riero kepada Renjun, Riero menutup mulutnya.

"UDAH! SEMUANYA IKUTIN GUA, IKUT GUA KE KANTOR POLISI"

"Anjir, nyelow bro"

Kata Renjun yang tadi kaget akibat teriakan Riero.

Mereka bertiga pun berlari menuju kantor polisi yang di maksud Riero.

"Eh pelan pelan, Renjun kan baru sembuh dari sakit nya"

Kata Bryan mengingatkan Riero

"Ah gapapa kok, santai aja"

Jawab Renjun

"Beneran?"

Riero memastikan.

"KAKAK!"