"Hasil penyelidikan menunjukan bahwa memang terjadi pertarungan di tempat itu, tapi kami masih tidak menemukan siapa lawan dari si manusia rubah yang brnama Leo!"
"Apakah kalian tidak menemukan tersangka sama sekali?"
Jagt akan menertawakan hasil kerja mereka yang sangat payah, jika bahkan mereka tidak bisa menemukan satupun tersangka waktu itu.
"Sebetulnya ada satu! Si pelapor kasus yang tidak ditemukan saat kami sampai di lokasi tersebut!"
"Lalu siapa dia?"
Suasana hening langsung tercipta di antara mereka. Raya dapat terlihat sangat tegang saat membacakan nama dari si pelapor.
"Arya Louis!"
Mata Jagt langsung menajam. Kemarahan nampak sangat jelas terlihat dari kedua bola matanya.
"Bukankah itu nama dari tersangka kita!"
"Arya belum dijadikan tersangka, tapi kau benar.... itu adalah orang yang sama dengan orang yang menghilang saat ini!"
Raya menundukan kepalanya. Dia sendiri tidak percaya dengan isi laporan ini saat pertama kali dia membacanya kemarin, jadi sebetulnya dia ingin memastikan kebenarannya hari ini pada tim yang bertanggung jawab untuk menyelidiki kasus tersebut.
"Kenapa kau tidak memberitahukannya padaku lebih cepat!"
"Itu karena Aku baru menerima dan membaca laporan ini tadi malam... Aku sendiri tidak begitu yakin dengan hasil penyelidikan mereka, makanya Aku ingin memastikannya lagi pada tim yang bertanggung jawab untuk menyelidiki kasusnya!"
"Itu sudah tidak perlu lagi! Meskipun hal itu benar atau tidak, hal itu tidak akan merubah kenyataan bahwa si Arya yang menjadi kunci pada kasus ini telah menghilang! Kenapa kalian tidak menyelidiki si Arya saat kasus itu pertama kali muncul!"
"Maaf, tapi... kami baru mendapatkan informasi dari pihak polisi bahwa si Arya adalah pelapor dari kasus tersebut, setelah dia menghilang!"
"Bukankah ada jeda beberapa hari dari kasus pertama kali itu terjadi sampai hari dia menghilang, lalu kenapa kalian baru mendapatkan informasi penting tersebut saat sudah terlambat!?"
"Maafkan Aku, tapi penurut tim yang menyelidiki kasus tersebut... laporan dari Arya sangatlah dadakan dan terburu-buru, jadi mereka sedikit ragu apakah laporan itu asli atau tidak, bahkan si pelapor, Arya, tidak memperkenalkan dirinya dengan benar... sepertinya polisi baru mencari informasi dari si pelapor, setelah mendapat permintaan dari pihak ATS!"
"Apakah si Arya itu memiliki keberuntungan iblis? Kenapa kita tidak bisa menangkapnya sebelum dia menghilang, padahal dia hanya menjalani kehidupan kuliahnya seperti biasa... apakah ada seseorang yang secara diam-diam membantunya?"
"Kami tidak bisa menemukan petunjuk apapun mengenai hal tersebut! Tim penyelidik sudah mencurigai adanya dugaan tersebut, tapi sampai saat ini tidak ada hal yang memperkuat dugaan tersebut!"
"Apa kau yakin tidak ada orang ATS yang berkhianat dan membuat semuanya menjadi menguntungkan bagi dia?!"
Raya terdiam membeku. Sebetulnya bukannya dia tidak pernah memikirkan hal tersebut, tapi dia tidak ingin memikirkan kemungkinan tersebut. Organisasi mereka sudah dijaga dengan ketat, setiap orang yang berhasil masuk ke dalam ATS sudah dipilih secara ketat, bahkan lebih ketat dari pada pasukan militer. Mereka semua bahkan menjalani pemeriksaan medis untuk membuktikan bahwa mereka hanyalah manusia biasa, jadi tidak mungkin ada orang-orang dari pihak sana untuk menyusup ke dalam ATS. Jadi tidak mungkin ada pengkhianat di antara anggota ATS. Meskipun ada, untuk tujuan apa dia berkhianat?
"Itu adalah hal yang mustahil! Kau seharusnya adalah orang yang paling tahu itu, pak! Seleksi pemilihan anggota kita sangat ketat, bahkan kita sudah diperiksa sebelum kita terpilih menjadi calon anggota! Latar belakang kita juga diselidiki secara menyeluruh, jadi tidak mungkin ada pengkhianat!"
"Lalu bagaimana jika dikendalikan? Bagaimana jika ada mahluk menjijikan yang bisa mengendalikan seseorang di antara kita, lalu memanfaatkannya untuk tujuannya!?"
Raya kembali membeku. Dia tidak bisa menyangkal bahwa ada kemungkinan yang mengerikan seperti itu.
"Jika itu benar adanya, maka tanpa terkecuali, termasuk kau dan Aku, pak! Kita semua mungkin adalah orang yang sedang dikendalikan olehnya!"
Jagt membuang wajahnya dengan ekspresi sangat jijik di wajahnya. Dia memang yang mengatakan hal itu pertama kali, tapi memikirkan bahwa dia dikendalikan oleh mahluk menjijikan membuatnya merasa sangat jijik dan terhina.
"Itu hanya salah satu kemungkinan saja... kau tidak perlu terlalu memikirkannya... mengingat kembali apa yang kukatakan sendiri membuatku ingin muntah!"
"Ya, Aku mengerti!"
Sementara Jagt nampak jijik, Raya justru memiliki senyum kecil di bibirnya. Setidaknya dia tidak perlu berpikir bahwa temannya sendiri adalah musuhnya. Hal itu sudah cukup untuk membuatnya senang.
"Lalu apa lagi yang kalian temukan? Kalian melakukan penyelidikan selama satu bulan, kan? Jadi apakah tidak ada hal penting lainnya yang kalian temukan?"
"Aku hanya pernah ikut penyelidikan tersebut selama satu hari, jadi Aku tidak begitu paham apa yang benar-benar terjadi di sana, tapi kami berhasil menemukan beberapa hal! Seperti pertarungan mereka jelas tidak berada di level pemula, karena kerusakan yang parah di sana, jadi Aku tidak berpikir bahwa Arya yang seharusnya hanya pemula waktu itu adalah orang yang melakukan pertarungan dengan si manusia rubah, pasti ada orang lain yang membantunya!"
"Kau tidak akan tahu level kekuatan dari mahluk menjijikan! Bisa saja seorang yang baru berubah menjadi mahluk menjijikan akan langsung mendapatkan kekuatan yang sangat luar biasa! Buktinya dia bisa lolos dari serangan kita dengan luka yang minimal... tapi kau benar, mungkin seseorang memang membantunya! Kita tidak bisa menghilangkan kemungkinan tersebut! Lalu apakah ada orang yang berhasil kalian temukan yang mungkin membantunya?"
Raya menggelengkan kepalanya. Sayangnya mereka tidak menemukan orang yang bisa mereka jadikan tersangka. Pada hari itu, mereka tidak menemukan bukti Arya bertemu dengan seseorang secara diam-diam, mereka bahkan pernah datang ke rumah sahabatnya (Rio) untuk menanyakan hal tersebut, tapi mereka benar-benar tidak menemukan apapun tentang orang yang mencurigakan. Rio bahkan tidak terlihat berbohong saat menjawab pertanyaan mereka.
"Tidak adakah hal berguna yang bisa kalian temukan?"
"Kami juga menemukan korban manusia di tempat itu, bahkan kami juga sudah menemukan identitas dari korban tersebut, tapi kau sudah mendengar tentang informasi itu, pak!"
"Ya, Aku sudah mendengarnya... dia hanya wanita kurang beruntung yang tertipu oleh tampang menawan dari si manusia rubah... memangnya apanya yang menarik dari wajah menjijikan rubah itu!?"
"Iya, itu benar... tapi kami menemukan beberapa fakta tentang kematiannya... dia meninggal, karena kekurangan darah dan tidak ada bagian tubuhnya yang menghilang!"
"Apa maksudnya itu? Apa kau bisa menjelaskannya dengan lebih rinci?!"
"Baik, Pak... tampaknya si korban hanya mendapatkan luka dari cakaran si manusia rubah... kami sudah memerika cakar dari manusia rubah, Leo, dan itu cocok dengan luka milik si korban... bahkan si pelaku sudah mengakui perbuatannya... akan tetapi, kami tidak menemukan adanya luka yang menunjukan bahwa tubuhnya telah dimakan oleh mahluk lain!"
"Jadi dia dibunuh hanya untuk dipermainkan!"
Jagt menampilkan wajah marah yang menakutkan, tapi gelengan kepala Raya membuat ekspresinya berubah menjadi terkejut.
"Menurut pengakuan si pelaku, nampaknya dia memang benar-benar berniat untuk memakannya, tapi sayangnya ada seseorang yang menghentikannya!"
"Dan apakah orang yang menghentikannya adalah si Arya itu?"
"Si pelaku tidak menyebutkan nama dari orang yang menghentikannya dan hanya mengatakan bahwa dia tidak tahu, tapi kemungkinan besar orang yang menghentikannya memang adalah Arya!"
"Untuk apa dia melakukan hal tersebut? Apakah dia juga ingin memakan si korban?"
"Kemungkinan, dia masih memiliki sifat manusia yang tertinggal di dalam dirinya!"
Jagt dan Raya terdiam beberapa saat, Raya kemudian memecahkan keheningan tersebut setelah dia menghirup nafas yang dalam, lalu mengeluarkannya.
"Kejadian tersebut terjadi sebelum Ibunya meninggal! Jadi mungkin saat itu dia masih bisa mengendalikan dirinya!"
"Begitukah... jika kita mengetahui hal tersebut lebih cepat, mungkin kita bisa menolongnya... dengan membunuhnya sebelum menjadi monster menjijikan!"
Raya menahan nafasnya. Dia merasakan ketakutan dengan apa yang dikatakan oleh Jagt di bagian akhir.
"Apakah kau akan tetap membunuhnya, meskipun dia masih memiliki hati manusia?"
"Justru karena dia masih memiliki hati manusia, makanya kita harus membunuhnya lebih cepat... kalau dia sampai berubah menjadi monster, dia hanya akan menyesali perbuatannya... dia mungkin merasa sangat bersalah saat ini, karena telah membunuh Ibunya sendiri!"
"Tapi kami masih belum mengetahui apakah dia yang benar-benar membunuh Ibunya atau bukan!"
"Semua bukti di lapangan mengarah pada hal tersebut! Mungkin memang bukan dirinya yang membunuhnya, tapi monster menjijikan yang berdiam diri di dalam tubuhnya yang melakukannya! Tapi pada akhirnya itu tetaplah dirinya sendiri!"
Jagt menatap sangat tajam pada Raya sehingga membuatnya tidak bisa berkata apa-apa. Dia tahu bahwa memang kemungkinan besar Arya adalah orang yang membunuh Ibunya sendiri, tapi dia ingin percaya bahwa masih ada sifat manusia di dalam dirinya, meski hanya sedikit.
"Apakah tidak ada cara supaya kita bisa menolongnya?! Dari bukti di lapangan waktu itu, dia adalah orang yang kemungkinan mencoba menyelamatkan si wanita... Aku sudah datang ke lokasi dan melihat sendiri tubuh si korban! Dia memang tidak dimakan oleh siapapun! Dia mencoba untuk melindunginya, meskipun gagal, tapi dia tetap mencobanya!"
"JANGAN NAIF! MUNGKIN SAJA DIA MEMANG MASIH MEMILIKI SIFAT MANUSIA SAAT ITU, TAPI SIFAT ITU SUDAH MENGHILANG SAAT INI! DIA SUDAH BERUBAH MENJADI MONSTER!"
Teriak Jagt membuat Raya terdiam. Dia tidak ingin mempercayai perkataan Jagt sedikitpun, tapi apa yang dia katakan ada benarnya. Arya mungkin sudah tertelan oleh monster yang ada di dalam dirinya.
"Apa ada hal lainnya yang ingin kau katakan?"
"Tidak ada!"
Raya menggelengkan kepalanya. Meskipun masih ada beberapa hal yang mereka harus diskusikan hari itu, tapi mereka memustuskan untuk mengakhiri diskusi mereka hari itu, karena suasana yang tidak mengenakan di sana. Mereka berdua akhirnya pergi meninggalkan markas ATS dan membiarkan tempat itu kosong, karena semua anggota ATS yang bermarkas di tempat itu sedang ditugaskan di berbagai tempat lainnya saat ini. Kasus yang melibatkan Arya benar-benar membuat ATS sangat sibuk.