"Sungguh?" Aku tidak bisa menghentikan pikiranku untuk bersuara keras.
Pria besar itu tertawa canggung. "Maksudnya, kamu akan menerima hadiah khusus."
"Ah…" Sialan, Bilang dari tadi dong!
Aku bukanlah orang yang rakus, tetapi aku telah menghabiskan sepanjang hari hanya beberapa puluh meter dari gerombolan zombie dan merapal sihir sampai aku hampir pingsan karena kehabisan mana!
Pria itu sepertinya menganggap ekspresiku lucu, saat dia tertawa lagi, menepuk punggungku. "Malam ini kami akan menghitung jumlah kontribusi pertempuran, dan hadiah akan dibagikan besok saat rapat kota berlangsung. Kami perlu membahas serbuan ini dan hal-hal yang harus dilakukan selanjutnya. Karena kamu berkontribusi besar dalam pertempuran ini, maka datanglah."
"Besok, ya?"
Mau tidak mau aku menampilkan ekspresi wajah yang buruk. Bagaimanapun, aku baru saja datang ke dunia ini, dan aku tidak punya uang. Aku akan menghabiskan malam yang sulit di jalan di kota yang tidak ku kenal di dunia yang tidak ku ketahui. Memikirkan itu membuatku semakin merasa kecewa.
"Tidak punya tempat untuk tinggal, ya?" Tanya pria itu.
"Membaca pikiran!" Aku berteriak, memberinya tatapan terkejut.
"Tidak, hanya saja aku telah memeriksanya, dan menurut sumberku kamu baru saja tiba hari ini dan belum memesan tempat di penginapan."
Aku memberikan tampilan yang jelek. Untuk pria yang terlihat seperti otak otot, dia sangat berwawasan. Nyatanya, itu terdengar sedikit mengintimidasi karena dia sudah memeriksaku. Meski, dia tidak memiliki semua fakta yang sebenarnya. Aku muncul di tengah alun-alun kota. Tentu saja, tidak ada yang ingin terlihat gila, mengatakan aku muncul entah dari mana, jadi aku adalah orang asing di kota, bukan orang asing di dunia.
"Ini, Nak, ambillah. Ini akan memberimu satu malam di penginapan dan makanan. Kami hanya akan menguranginya dari jumlah bayaran yang akan kamu terima." Sebuah koin melayang di udara, dan aku melewatkannya, menyebabkannya mendarat di suatu tempat di lantai.
Pria itu tertawa lagi saat aku berlutut, mencarinya. Hari mulai gelap di sini, jadi sangat sulit untuk melihat.
"Arggg!" Zombie tiba-tiba menerjang dari tumpukan mayat tepat ke arahku.
"Hei nak! Menghindar!" Wajah serius dari ketua guild menggantikan wajah main-mainnya saat dia meraih pedang di punggungnya.
Namun, tidak ada waktu untuk mengelak. Monster itu berada dalam posisi di mana satu sapuan akan membelahku. Pada saat itu, aku tidak dapat memikirkan hal lain selain merapal sihir yang telah aku lontarkan sepanjang hari. Aku memiliki teori bahwa jika ini adalah undead, maka ...
"Weak Heal!"
Sihir putih membanjiri dan menyentuh monster itu. Begitu cahaya putih menyentuhnya, terdengar suara mendesis. Makhluk itu menegang sejenak dan kemudian roboh seolah talinya baru saja putus. Badannya terus mendesis dan meleleh hingga hanya menjadi genangan air di lantai. Pada saat itu, ketua guild telah mencapai sisiku dan menatap genangan air dengan keterkejutan di wajahnya.
"Sepertinya kemampuan yang kamu punya bukan hanya sekedar menyembuhkan." Dia berkata dengan ekspresi terkesan di wajahnya.
Aku mengangguk, tetapi aku semakin bersemangat dengan pengumuman di layarku.
{White Mage telah meningkat ke level 4.}
{Refresh telah terbuka.}