webnovel

Dungeon Apocalypse: Earth Violates The Rules (Indonesia)

Dunia telah berubah, munculnya monster-monster aneh, kekuatan super, Dungeon, Hewan berevolusi, serta terlihatnya kembali makhluk-makhluk legenda, telah membawa dunia pada kehancuran. Alan hanyalah seorang bawahan biasa dari seorang dungeon master di dunia apokalip ini. Pencapaian terbesarnya adalah menjadi bagian dari 1000 penyerang Dungeon terkuat. Tapi itu masih belum cukup, pada akhirnya dia mati setelah dimakan oleh monster dalam pertarungan. Ketika dia membuka matanya lagi, dia terkejut ketika menyadari bahwa dia telah kembali ke dunianya 27 tahun di masa lalu, di hari tepat sebelum apokalip terjadi. Dengan pengetahuan masa depannya, apa yang akan dia lakukan? Temukan artefak suci? Mencari harta tersembunyi? Menjadi pendekar pedang terbaik? Bahkan dengan semua itu masih belum cukup. Dengan menggunakan pengetahuannya tentang masa depan, dia akan berusaha menjadi seorang 'Farmer'. Menjadi Dungeon Farmer terbaik.

Night_Farmer · 奇幻
分數不夠
89 Chs

Mudah dan Sulit

Menghadapinya tanpa kekerasan kah.

Ketika aku kembali ke tempat sebelumnya dan sekali lagi melihat Necromancer di siang hari, aku mulai merasa bahwa kata itu hanya mimpi.

Ngomong-ngomong, dimana Laura? aku ingin protes kepadanya, apanya yang mayat hidup dengan tulang besi ?! Tubuhnya seluruhnya terbuat dari besi.

Tapi jika aku memikirkannya sekali lagi, aku menyadari memang ada yg tidak benar dalam kesimpulan yang di ambil Laura

Laura berkata

"... Dia memiliki tubuh yang sangat ramping hingga hanya tulang dan kulit satu-satunya bagian tubuhnya tersisa"

Sebaliknya, aku pikir dia tidak pernah memiliki daging atau kulit sejak awal.

"... otot-ototnya terlihat jelas melilit tulang"

Itu sama sekali bukan otot ataupun saraf.

"... dia hanya memiliki satu mata yang tersisa, dia telah kehilangan bibirnya yang membuat gigi putih terlihat sangat jelas bahkan ketika mulutnya tertutup, kilau logam tulang-tulang yang terbuat dari besi dapat dilihat dari jauh ..."

"Seperti halnya tindakan yang terpola, tindakannya itu seolah memiliki program perintah"

Sekarang aku mengerti mengapa dia bertindak seperti ini

Aku ragu kata 'mayat' itu cocok untuknya.

Dia bukan mayat hidup, tapi... sebuah robot !!!?.

Tidak, tidak, tidak, tunggu! Apa? Robot? Bagaimana bisa robot ada di planet ini? Jangankqn robot, bahkan orang-orang di dunia ini tidak tahu cara membuat senjata api generasi paling awal.

Sejak awal planet ini memilih pohon sihir sebagai akar dunia, mereka mungkin tidak dapat menemukan bagian dari pohon teknologi.

Jika aku mengikuti logika pohon sihir, bukan tak mungkin dia hanya Golem besi dan bukan robon, tetapi melihat kabel yang terlihat seperti otot yang menjuntai dan mata seperti lensa, di pikir-pikir lagi memang masih cenderung lebih condong ke arah robot.

Dulu aku pernah melakukan beberapa obrolan tidak berguna dengan temanku dan entah bagaimana aku mengingatnya lagi sekarang

"Ngomong-ngomong ini mungkin tidak penting, tetapi apakah kau pernah berpikir bahwa jika dunia tidak memiliki Dungron dan jika suatu hari manusia mampu menciptakan kecerdasan buatan sampai pada titik di mana kecerdasan buatan itu memiliki kesadaran yang sama dengan manusia, menurut mu apakah kecerdasan buatan dapat dikatakan memiliki jiwa?"

Ini terlihat seperti pertanyaan sederhana tetapi jika aku memikirkannya sekali lagi sebenarnya tidak ada jawaban yang pasti untuk pertanyaan itu, sama seperti perdebatan antara mana yang paling enak antara bubur diaduk atau bubur yang dibiarkan dengan topping utuh.

Jawaban untuk pertanyaan ini juga tergantung pada bagaimana seseorang mendefinisikan jiwa, jika jiwa yang dimaksud adalah penyusun tubuh astral maka robot tidak memiliki nya.

Tetapi jika jiwa yang dimaksud adalah 'dasar pembangun kehidupan' maka aku akan menjawab bahwa mereka memilikinya, tetapi berbeda dengan jiwa manusia, jiwa robot berada pada sistem yang berbeda, aku bisa mengatakan mereka memiliki semacam 'dasar' pembangun kehidupan yang berbeda.

Ketika tubuh robot berhenti bekerja atau mati, ' dasar pembangun kehidupan' mereka masih akan menetap dan dikirim ke alam bawah sadar seperti manusia lainnya.

Dengan beberapa cara, ketika seorang pria meninggal dia mungkin masih memiliki jiwa hingga membuatnya dapat mempertahankan kenangan bersama dengan tubuh.

Sedangkan robot tidak akan pernah bisa melakukannya, karena jiwa robot tidak pernah meninggalkan tubuh, sinkronisasi antara keduanya tidak pernah terputus membuat apa yang terjadi pada tubuh juga akan terjadi dalam 'jiwa' mereka, termasuk juga memori jiwa, ketika tubuh rusak jiwa mereka juga akan terfragmentasi. Jiwa dari jenis 'pembangun dasar kehidupan' biasa disebut sebagai jiwa sintesis.

Meskipun memiliki jiwa, mereka tidak akan dapat menggunakan sihir, karena jiwa dan tipe tubuh mereka tidak akan cocok dengan sistem sihir apa pun.

Setelah membahas hal ini membuat ku memikirkan pertanyaan lain, bagaimana robot bisa menjadi seorang Necromancer sementara dia tidak memiliki tubuh astral?

Bahkan jika itu tidak menggunakan sistem sihir yang memprioritaskan tubuh astral sebagai dasar, itu masih tidak berarti bahwa kepentingan tubuh astral dalam sistem dapat dihilangkan dalam system sihir mana pun.

Makhluk yang tidak memiliki tubuh astral tidak akan pernah bisa menggunakan sihir, jadi tidak mungkin robot bisa menjadi seorang Necromancer. Tidak, mungkin sebelum itu aku harus meragukan apakah dia benar-benar seorang Necromancer atau bukan, hanya karena dia bisa mengusir hantu tidak berarti dia adalah ahli nujum, mungkin juga di tubuhnya dia memiliki beberapa teknologi hitam yang dapat mengusir hantu, aku pikir itu adalah teknologi yang sangat dibutuhkan di bumi sekarang terutama setelah perubahan dunia,

Tanpa ku sadari topik sudah melenceng, kembali ke topik

Jika dia memang robot dan bukan benar-benar Necromancer, setidaknya aku tidak lagi harus melawan musuh alami dari sihir ilusi, itu adalah kabar baik untuk ku. Sayangnya, ada juga kabar buruk yang ngestalking di belakang, karena robot memiliki sistem perhitungan cangging pasti akan sangat sulit untuk di lawan, terutama tubuh yang terbuat dari besi itu tidak mungkin akan bisa dilukai oleh pedang biasa ini.

Memikirkannya saja membuat semangat ku menurun, hingga membuatku menghela nafas berkali-kali. Jujur, bahkan jika aku memiliki pengalaman hidup di dunia yang kacau selama 27 tahun, ini masih merupakan pengalaman pertama ku melawan robot.

Untungnya masih ada pengalaman bertarungku di garis waktu sebelumnya, kesempatan untuk memang tidak kecil.

Mari mulai pertarungan inj dengan sihir pembuka.

Pertama-tama, aku mengeluarkan gulungan sihir Lightning Palm dan meletakkannya di tanah.

Kedua, tekan gulungan sihir dengan telapak tangan kiri dan angkat tangan kanan ke atas.

Ketiga, alirkan energi sihir ke gulungan sihir.

Ke empat, bayangkan lingkaran sihir yang sama seperti di gulungan sihir di kepala.

Untuk selanjutnya saya hanya perlu fokus dan sedikit demi mengalirkan energi sihir ke tangan kanan, dan kemudian munculah bola cid*ri di telapak tangan ku.

Gulungan sihir berhasil di gunakan.

Tapi untuk serangan pembuka mungkin hanya sebesar bola baseball terasa masih kurang, aku membutuhkan sesuatu yang memberikan impact besar, setidaknya aku harus memulainya dengan Genki D*ma, atau sesuatu yang lebih besar.

Karena itu tinggal terus tambahkan lebih banyak energi aihir.

Ketika aku terus berjalan menuju robot, aku mengangkat tangan kanana ku lebih tinggi sambil terus mengalirinya dengan energi. Dari setiap langkah ku bola petir terus tumbuh membesar.

Ketika aku merasa ukuran bola petir sudah cukup ber'impact', aku langsung melemparkan bola petir ke arah robot raksasa yang sedang mendekatiku dengan kecepatan sangat tinggi.

"Hyaaaa .. Sp * rit B * mb" meskipun sebenarnya keduanya adalah dua jenis serangan yang berbeda tapi aku masih ingin mengatakannya.

Bola petir melesat sangat cepat ke arah robot.

Setelah menggunakan sihir super ini mungkin sulit bagi aku untuk menggunakan sihir lainnya, tetapi tidak masalah lagi pula sihir ilusi yang ku miliki tidak akan bekerja pada robot, sama halnya dengan yang terjadi pada hantu sebelumnya.

Setelah melempar sihir aku tidak langsung menyerang, bagaimanapun juga bola listrik tidak memiliki sistem 'friendly fire'. Agar tidak ikut terkena dampak ledakan, aku hanya bisa menunggu dan menonton 'kembang listrik' raksasa baru saja meledak hingga membuat lubang besar di tanah.

Tetapi untuk berjaga-jaga terhadap serangan robot yang bisa datang kapan saja, aku harus terus memasang sikap hati-hati.

Aku menunggu dan terus mempertahankan sikap hati-hati, tetapi bahkan sampai debu yang tersebar hampir sepenuhnya menghilang, serangan robot yang ku waspadai masih belum datang.

Apa yang terjadi? Mungkin kah dia terluka karena serangan ku barusan hingga membuatnya konslet dan tidak bisa bergerak?

Karena penasaran aku akhirnya memutuskan untuk memeriksa nya meskipun aku tahu ini terlalu beresiko.

Setelah mengambil kembali gulungan sihir di tanah, aku berjalan ke pusat ledakan dengan hati-hati, dan di dalam lubang ledakan aku menemukan jawaban mengapa robot masih belum mendekat, di sana aku bisa melihat potongan-potongan besi hangus serta beberapa suku cadang yang tergeletak dan tersebar di mana-mana.

Aku juga bisa melihat kepulan asap, benda-benda yang terlihat seperti besi yang telah meleleh.

"..." Aku kehilangan kata-kata dalam situasi ini.

Robot mati dalam satu serangan.

Chapter ini mungkin sedikit sulit di pahami, bahkan aku harus mikir sekali lagi, apa yang ingin kusampaiin pas aku buat chapter ini.

Terimakasih juga untuk Ps nya.

Night_Farmercreators' thoughts