webnovel

Dungeon Apocalypse: Earth Violates The Rules (Indonesia)

Dunia telah berubah, munculnya monster-monster aneh, kekuatan super, Dungeon, Hewan berevolusi, serta terlihatnya kembali makhluk-makhluk legenda, telah membawa dunia pada kehancuran. Alan hanyalah seorang bawahan biasa dari seorang dungeon master di dunia apokalip ini. Pencapaian terbesarnya adalah menjadi bagian dari 1000 penyerang Dungeon terkuat. Tapi itu masih belum cukup, pada akhirnya dia mati setelah dimakan oleh monster dalam pertarungan. Ketika dia membuka matanya lagi, dia terkejut ketika menyadari bahwa dia telah kembali ke dunianya 27 tahun di masa lalu, di hari tepat sebelum apokalip terjadi. Dengan pengetahuan masa depannya, apa yang akan dia lakukan? Temukan artefak suci? Mencari harta tersembunyi? Menjadi pendekar pedang terbaik? Bahkan dengan semua itu masih belum cukup. Dengan menggunakan pengetahuannya tentang masa depan, dia akan berusaha menjadi seorang 'Farmer'. Menjadi Dungeon Farmer terbaik.

Night_Farmer · 奇幻
分數不夠
89 Chs

Masa Lalu dan Kejutan

Dan rencananya sekali gagal karena ganggu serangga lemah yang sedang ia kejar.

Meski begitu dia tidak bermaksud membunuh serangga kecil ini, lebih baik jika dia tidak berakhir melukainya secara serius.

Dia menginginkan tubuhnya untuk dijadikan sebagai tubuh baru bagi Necromancer, karena inilah Necromancer memilih mantra tipe pembeku yang bisa membuatnya menangkap serangga kecil ini hidup-hidup.

Jujur memang Necromancer iri dengan serangga kecil ini, dia terlahir dengan otak dan tubuh seorang jenius, Necromancer memang di anggap jenius tapi itu hanya dalam ruang lingkup sihir dan Necromancy. Sedangkan serangga kecil ini...

Dia pandai membuat rencana, cerdas dan tetap tenang dalam menghadapi bahaya, tubuhnya terlihat sangat lemah tapi anehnya mampu melakukan gerakan-gerakan menakjubkan yang jelas-jelas harus membutuhkan banyak latihan, Necromancer juga teringat tentang mantra tipuan sebelumnya, meskipun itu bukan mantra ofensif tapi itu masih sebuah mantra sihir yang tidak mungkin bisa rapalkan secara instan oleh pemula yang bahkan belum 1 bulan menjadi penyihir, tapi serangga kecil ini melakukannya.

Ahhh... Necromancer iri dengan kegeniusan itu, membuat Necromancer semakin menginginkan otak dan tubuh jenius itu menjadi miliknya.

Meskipun sebelumnya ia sempat panik dengan kemampuan yang tidak terduga dari Serangga kecil ini, Necromancer sudah kembali tenang sekarang.

Itu benar, serangga kecil adalah serangga, dan serangga tidak akan berburu melainkan diburu, seperti sekarang ini.

Necromancer telah lama mulai menyukai perasaan 'berburu yang lemah' ini.

Melihat Alan berlari ke pepohonan yang cukup lebat, Necromancer hanya tersenyum.

Mungkin karena terlalu panik dia tidak menyadari ini sebelumnya, di sisi lain kota masih ada seorang gadis dengan begitu banyak barang di sisinya, sedangkan pria tadi bahkan tidak membawa barang apa pun, Necromancer sudah bisa menebak hubungan antara mereka berdua.

Dari pada terus mengejar lebih baik dia menggunakan gadis itu sebagai sandera dan pemerasan.

Di balik pepohonan, Alan yang melihat arah terbang Necromancer, telah menyeringai jahat.

Oh, kau pikir kau sudah menemukan rencana yang hebat? Sayang sekali itu hanya perangkapku.

Tentu di sana memang posisi di mana Laura berada, tapi bukan posisi yang sama saat dia bersama teman-temannya.

Sebelumnya Alan telah meminta Laura untuk pindah ke tempat ini jika teman-temannya sudah kembali normal. Karena di tempat ini Alan telah membuat sebuah formasi serangan yang terutama digunakan untuk memurnikan unsur kematian.

Selain memodifikasi inti formasi kota, sebagian besar sorenya ia habiskan untuk menyiapkan jebakan ini,

Namun karena sebelumnya Alan tidak terlalu yakin tingkat kekuatan Necromancer jadi dia tidak hanya sekedar menggunakan pemurnian biasa kali ini, Alan telah berdoa bantuan dari fraksi malaikat untuk meminta berkat penguatan pemurnian pada formasinya untuk melenyapkan keberadaan 'jahat'.

Dia berhasil mendapatkan berkat yang ia inginkan, tapi Alan masih ingat perasaannya saat benar-benar mendapatkan tanggapan dari fraksi malaikat.

Ada perasaan senang, aneh, lega, tegang, penasaran dan bahkan ada juga sedikit perasaan... takut. Alan sendiri tidak tahu dari mana asal ketakutannya itu.

Alan membersihkan pikirannya dengan mencoba memikirkan panen yang akan ia dapatkan.

Tapi saat Alan berbalik dan bersiap duduk bersantai, dia di kejutkan dengan sebuah jumpscare ke depan wajahnya.

Alan dikejutkan oleh sebuah lingkaran seukuran bola basket yang telah menempel dan melubangi ruang di belakangnya.

Dan dari sana Alan merasakan sedotan yang sangat kuat.

Sial, Lari.

Alan tidak tahu lubang apa itu tapi yang pasti Alan masih bisa merasakan jika ia tersedot ke dalamnya, sesuatu yang tidak menyenangkan akan terjadi padanya.

Sayangnya sekuat apa pun Alan mencoba berlari, Alan masih tidak bisa lolos dari sedotan itu, karena sekarang kedua kakinya telah terangkat dari permukaan tanah, dia masih belum bisa terbang, tanpa adanya gesekan dia tidak akan bisa melakukan perpindahan lagi.

Alan melihat tubuhnya berubah warna, namun tidak seperti di cat perubahan ini lebih seperti tubuhnya seolah berubah menjadi bohlam lampu berbentuk manusia, dari ujung rambut bahkan hingga ke pakaian dan sepatunya.

Dan sepertinya Alan harus mengoreksi bagian 'berbentuk manusia', karena di detik berikutnya Alan merasakan tubuhnya seperti di tekan dan dibentuk menjadi sebuah bola, seolah ingin membuatnya sebuah bola lampu secara harfiah.

Meskipun rasa sakitnya bertahan kurang dari 1 detik, Alan merasa dirinya tidak akan pernah bisa melupakan rasa sakit ini.

Dengan bentuk bola, tubuhnya berhasil melewati lubang ruang yang seukuran bola basket.

Alan mulai mengerti mengapa tubuhnya harus di buat seperti ini terlebih dahulu, tapi bahkan setelah melewati lubang dan sampai di lorong ruang, tubuhnya masih belum kembali ke wujud semula, memang Alan tidak lagi merasakan sakit, tetap saja perasaan saat tubuhnya di bentuk menjadi bola sangat tidak mengenakkan.

Di luar Necromancer juga menyadari kepergian Alan, dia merasakan fluktuasi ruang.

Pada saat bersamaan dia juga melihat barang-barang Alan berubah menjadi kilatan cahaya terbang ke arah pepohonan pepohonan di mana serangga kecil berlari.

"Sial, aku tertipu lagi" Pikir Necromancer.

Dia mengira sejak awal Alan berniat meninggalkan teman-temannya, namun karena dia sudah mengetahuinya tidak mungkin dia akan membiarkan Alan pergi begitu saja.

Apa pun yang terjadi dia harus mendapatkan tubuh genius itu.

Ketika barang-barang Alan hendak melewatinya, Necromancer memutuskan untuk meninggal kan tubuhnya dan menempelkan jiwanya pada berkas cahaya itu.

Dan seperti yang ia duga, barang-barang Alan masuk melewati lubang ruang mencoba bergabung dengan bola Raksasa.

Necromancer bersemangat, ketika mengetahui bola besar itu adalah tubuh dari serangga sebelumnya.

Dia mencoba berpindah dari bola kecil ke bola, sayang sekali dia melupakan satu hal penting, sebagai jiwa dia sangat lemah, melewati kacaunya ruang dia merasa jiwanya mulai terkoyak, rasa sakit membuatnya ingin menjerit sangat keras.

Rasa sakit juga menambahkan potongan pada ingatannya yang hilang, dia ingat rasa sakit ini adalah rasa sakit yang ia rasakan dalam perjalanan ruang waktu itu.

Dia menyesal karena terlalu ceroboh, tapi Necromancer masih belum menyerah.

Dengan sekuat tenaga dia mencoba merasuki tubuh Alan tanpa Alan sadari.

Dia berhasil, namun karena luka jiwanya yang terlalu serius dia lengah saat menghadapi pertahanan jiwa Alan, dan akhirnya mati.

Jiwa penyihir tingkat menengah tinggi, mati di tubuh Alan.

Alan sendiri tidak mengerti apa yang baru saja terjadi pada tubuhnya, ia hanya tahu pertahanan jiwa yang telah ia pasang tiba-tiba di aktifkan.

Dalam bingung dia menggeram.

"Apa yang terjadi? Kenapa tubuhku tiba-tiba mengalami peningkatan kecil?

Uh seharusnya chapter ini di upload 23 jam yang lalu, karena saat itu tinggal nambahin dikit doang.

Aku jadi nunda, dan nggak nyangka, dah 20 jam lebih berlalu tapi masih belum selesai.

dan baru nyelesain sekarang.

Ch berikutnya Arc dunia Elves berakhir.

Night_Farmercreators' thoughts