webnovel

Dua Penguasa

Mengisahkan dua Pemuda dari Negara Maritim yang sangat menggilai barang antik dan kuno, keduanya mengikuti sebuah lelang di Negara Tirai Bambu. Hingga sampai dimana keinginan mereka terwujud, yaitu untuk mencapai dunia lain. Namun sial, setelah sampai di dunia tersebut. Mereka tidak mendapatkan jalan pulang. Kini keduanya terjebak di dunia dengan Manusia yang bisa mengendalikan panasnya api, membekukan air, kerasnya tanah dan hampanya angin. Mereka menyebut diri mereka adalah Kultivator Mereka mendapat identitas baru dari dua Harimau yang mereka temui untuk memulai petualangan mereka di dunia tersebut, mereka berdua dengan sangat tekun menaikan kekuatan mereka dalam tujuan untuk menguasai dunia ini! *Original bukan terjemahan.

Han_disini · 玄幻
分數不夠
525 Chs

Bab60. Talisman Pengusir Siluman

"Apa!!!" Kaisar Yang Qian yang mendapatkan laporan dari orang kepercayaannya sangat terkejut ketika mengetahui Han Xiao membantai Siluman sendirian.

Dia tidak akan terkejut ketika mendengar Yang Qianfan yang berhasil membunuh puluhan Jendral Siluman sendirian kemarin, tetapi Han Xiao? Memang dia mengetahui potensi Han Xiao tinggi karena mampu membuat Istana Takdir lebih banyak dari Kultivator di tingkat yang sama.

Dua orang kepercayaan Kaisar Yang Qian terlihat bingung, mereka berpikir Kaisar Yang Qian mengetahui kekuatan pasti Han Xiao dan menyembunyikan hal tersebut. Tapi dari reaksi tersebut mereka mengetahui bahwa Kaisar mereka ini tidak mengetahui hal tersebut.

"Awasi dan jaga dia terus, lanjutkan tugas kalian." Kaisar Yang Qian menenangkan dirinya, dia sangat senang Han Xiao memiliki kekuatan yang sangat hebat seperti itu.

Dengan hal tersebut dia tidak terlalu khawatir tentang kekuatan muda Kekaisaran Yang, keberadaan Yang Qianfan, Yang Shui dan Han Xiao kemungkinan besar membuat Kekaisaran Yang tidak akan melemah di masa depan. Bahkan mungkin berkembang dengan pesat.

Kedua orang tersebut mengangguk lalu pergi seperti angin menghilang seolah tidak pernah ada dihadapan Kaisar Yang Qian.

"Kau seperti ibumu." Kaisar Yang Qian menatap pada suatu arah seraya menghela napas lembut, ada sebuah getaran ringan ketika Kaisar Yang Qian mengatakan kalimat tersebut.

***

Dedaunan berjatuhan dengan ramai mulai memenuhi jalanan yang kini sangat sepi, sebuah tenpat yang biasanya ramau dengan anak-anak berlarian dipagi hari.

Juga ada beberapa orang tua yang menyapu halaman mereka dari daun yang berjatuhan, kini tempat tersebut sepi tanpa ada suara sedikitpun selain hembusan angin yang meniup perlahan.

Hentakan kaki yang terdengar sangat ringan berdetak mengisi suara semilir angin, sosok muda yang tampan dengan ekspresi angkuh yang tertera pada wajahnya membuat siapapun menduk ketika melihat wajahnya.

Kulit putih bersih yang mulus seperti giok tertera disetiap inci tubuhnya, tangan halus namun tegasnya memegang sebilah pedang yang tersarung dengan rapih. Mata tajamnya mengitari tempat yang barusaja didatanginya.

"Pangeran, kita tidak terlambat. Mereka masih berada didalam rumah untuk berlindung dibawah sinar cahaya yang sangat terang juga ada Talisman Pengusir Siluman disetiap pintu rumah mereka." Salah satu pemuda dibelakangnya berkata dengan penuh hati-hati seolah jika salah bicara dia akan dipenggal.

"Darimana mereka mendapatkan Talisman Pengusir Siluman?" Pemuda yang dipanggil Pangeran itu tidak lain adalah Yang Qianfan, dia bertanya dengan nada dingin.

"Dari kabar yang kudengar ada murid dari Kuil Intan Matahari yang melewati desa, sebelumnya dia juga melewati desa yang telah diserang oleh Siluman." Pemuda itu menjelaskan murid dari Kuil Intan Matahari melihat kondisi Desa yang telah mereka bersihkan dari Siluman, hanya saja saat itu mereka telat sehingga Desa tersebut telah musnah.

Pemuda itu berasal dari Keluarga Bangsawan Ling, dia bernama Ling Dan. Keluarga Ling sangat handal dalam mencari informasi, jadi dia sebagai penerus keluarga pasti memiliki kemampuan tersebut dengan baik.

Yang Qianfan mengangguk ringan, dia berjalan masuk kedalam Desa yang kini seperti desa hantu.

Kreek...

Salah satu pintu terbuka secara perlahan, seorang anak lelaki keluar dari pintu tersebut, dia berlari kearah kelompok Yang Qianfan.

"Pendekar! Pendekar! Pendekar! Tolong desa kami Pendekar!" Anak lelaki itu berteriak kencang kearah kelompok Yang Qianfan, anak itu melihat kelompok Yang Qianfan membawa senjata serta tampilan mereka memang terlihat seperti pendekar muda yang tangguh.

Salah satu anggota tim Yang Qianfan mengetahui bahwa Yang Qianfan tidak menyukai anak kecil, dia memiliki hati yang sangat baik sehingga menghampiri anak lelaki tersebut.

"Dik, ceritakan pada abang ini apa yang terjadi di desamu," ucap pemuda itu seraya tersenyum.

"Apa yang kau lakukan She Pian!" Ling Dan berkata dengan seruan rendah.

She Pian menatap Ling Dan yang tengah melihatnya dengan marah, dia hanya tersenyum kecil.

"Ingat, jangan banyak bergoyang dihadapanku." She Pian menunjukan senyum yang sangat aneh.

Ling Dan langsung terdiam melihat senyum She Pian, tidak ada yang baik ketika She Pian tersenyum seperti itu.

"Bagaimana dik?" She Pian mengalihkan pandangannya pada anak lelaki itu dengan senyum hangat yang berbeda ketika dia menatap Ling Dan.

Saat anak lelaki itu hendak menjawab seorang pria paruh baya berlari kearah mereka dengan terburu-buru hingga membuatnya hampir saja terjatuh.

"Kalian sebaiknya pergi!" Pria itu berkata dengan nada yang sangat cemas.

"Kenapa?" She Pian bertanya.

"Desa ini sekarang ditempati oleh para Siluman! Cepat pergi atau nyawa kalian dalam bahaya." Pria itu berkata dengan penuh kecemasan.

She Pian hanya tersenyum untuk tanggapan, dia segera menghampiri pria tersebut lalu mengelus kepala anak lelaki tadi.

"Paman tenang saja, dengan kami disini para Siluman tidak akan menampakan wajah jelek mereka lagi mulai besok," ucap She Pian seraya tertawa kecil lalu berjalan kesisi Yang Qianfan. "Bukan begitu? Saudara Fan?"

Yang Qianfan menatap She Pian lalu mengangguk, "Sebaiknya kalian masuk kedalam rumah untuk berlindung," ujar Yang Qianfan setelah itu pergi menghilang dari pandangan pria dan anak lelaki tersebut.

Tanpa ucapan Yang Qianfan sekalipun pria itu lebih baik masuk kedalan rumahnya, saat ini rumah mereka adalah tempat paling aman untuk mereka berlindung dari para Siluman

"Kita tunggu hari menjadi malam disini." Yang Qianfan yang kini mendarat pada sebuah cabang pohon besar menatap kedepan, disana ada sebuah desa yang tadi dikunjungunya.

Sembilan pemuda dibelakangnya mengangguk sebagai jawaban.

***

"Buddha memberkati kalian."

Seorang pemuda dengan wajah yang tampan memiliki kepala botak plontos dengan sebuah pola bulat enam berbaris rapi dikepalanya mengangkat tangannya, dia mengucapkan beberapa nyanyian sutra dengan senyum yang terus menghiasi wajahnya.

Sebuah jubah kain putih khas seorang Taoist menempel pada tubuh pemuda itu dengan sebuah gambar Intan yang disinari oleh Matahari pada bagian belakang jubah pemuda tersebut. Kuil Intan Matahari, pemuda itu dikenal berasal dari Kuil tersebut hanya dengan melihat gambar pada jubah putihnya.

"Terimakasih atas bantuan Biksu Muda!" Pria paruh baya dihadapan pemuda itu memegang tumpukan kertas Talisman dengan bergetar.

"Kita diajarkan untuk membantu sesama," balas pemuda botak tersebut.

Selepas memberikan tumpukan Talisman pemuda botak itu pergi setelah mengucapkan selamat tinggal pada pria tersebut.

"Para jenius bangsawan muda pasti sedang berburu Siluman," batin pemuda itu seraya menghela napas ringan, bukan tidak ingin dia membasmi Siluman tetapi dengan kekuatannya seorang diri dia tidak akan mampu melawan ratusan Siluman.

Pemuda itu berpikir untuk berkeliling ke desa desa terdekat dan membagikan Talisman Pengusir Siluman, hanya dengan begitu para warga akan aman hingga datang para Jenius dari Bangsawan untuk menghabisi para Siluman.