Sudah seminggu kehidupan pengantin baru Rafka dan Zakiya dipenuhi kebahagiaan. Dan sampai saat ini Rafka tidak pernah curiga sedikitpun pada Zakiya. Dia selalu berfikir positif dengan menganggap tidak adanya darah yang keluar bukan berarti seorang wanita tidak lagi perawan. Pikiran Rafka tidak sejauh itu. Dia menganggap hal itu wajar terjadi pada sebagian wanita.
Bagi Rafka melihat istri cantiknya yang menenangkan jiwa, sholeha, dan selalu patuh padanya adalah jauh lebih penting ketimbang yang lainnya.
"Kak, ini pakaiannya sudah aku siapkan." ucap Zakiya saat Rafka selesai mandi dan akan segera berangkat ke kantor.
"Makasih sayang. Kamu jangan capek-capek ya. Nyuci dan setrika sudah ada bibi yang kerjain. Kamu kan juga masih kuliah."
"Enggak apa-apa Kak. Aku senang koq mencuci baju dan menyetrika baju suamiku sendiri. Karena selalu ada cinta di setiap helainya." Zakiya tersenyum manis sekali.
在webnovel.com支援您喜歡的作者與譯者