webnovel

Do anything for love

Devian syaputra... seorang yang berkepribadian dingin sewaktu kecil iya tiba tiba menginginkan seorang gadis kecil sebagai hadiah ulangtahunnya dan sewaktu gadis itu dewasa devian menikahinya, Naysila seorg anak yatim piatu yang tiba tiba di adopsi oleh keluarga kaya raya, dan pada saat dia dewasa dia mau tak mau menikah dengan devian syaputra, dia tau kepribadiaan devian jadi dia tak bisa menolak pernikahan yang membuat hatinya benar benar tersiksa sebenarnya sejak dari pertama devian melihat naysila dia sudah memiliki ketertariakan padanya, tapi sampai dia dewasa pun devian tak pernah bisa memperlihatkan hal itu karna kepribadian nya itu,,

Risma_Alvhira · 现代言情
分數不夠
64 Chs

buli

Di universitas naysila baru saja keluar dari kelasnya, dia berjalan seorang diri, dia mengenakan dres berwarna biru muda, sampai dada dengan lengan pendek yang tergantung di sisi kanan dan kiri bahunya, panjang dres nya hanya sampai lutut dan kakinya di balut sepatu berwarna senada dengan bajunya, rambut nya di gerai dengan satu jepitan rambut di sisi kepalanya, dia berjalan melewati koridor lalu sampai di sebuah lapangan rumput hijay yang luas, di sekitar sana terdapat beberapa pohon pohon dengan daun daun yang rimbun, jelas pemandangan itu sangat menyejukan mata, naysila menghirup udara dengan tenang seperti melakukan relaksasi pada tubuhnya, dia memperhatikan sekitar sampai matanya tiba tiba tertuju pada seorang pria yang sedang terkulai lemas di atas hamparan rumput, naysila langsung bergegas menghampirinya, naysila berjongkok saat dia sudah berada di hadapan pria itu,

"apa kamu baik baik saja?"tanya naysila, pria itu langsung mengangkat wajahnya memandang naysila, dan betapa terkejutnya naysila saat melihat wajah pria itu yang babak belur penuh luka, bahkan ada darah yang keluar dari luka luka itu,

"yaampun apa yang terjadi"naysila menutup mulutnya dengan kedua tanganya, saat dia berbicara, bukan nya meringis kesakitan pria yang ada di hadapan naysila malah tersenyum, membuat naysila bingung.

"aku tidak apa apa"jawab pria itu dengan suara serak, wajahnya masih tersenyum sampai saat dia berusaha berdiri dia sedikit meringis, ada rasa sakit yang langsung menjalar keseluruh tubuhnya,

repleks naysila langsung mengulurkan tangan nya, membantu pria itu berdiri

"hey apa nya yang tidak apa apa, lihat kamu bahkan sangat kesakitan"ucap naysila merasa prihatin dan khawatrir, lagi lagi pria itu malah tersenyum

"belum pernah ada orang yang peduli pada ku seperti ini"ungkap pria itu membuat naysila tidak mengerti dengan maksudnya "aku siswa yang tergolong mahasiswa miskin, yang bisa kuliah di sini karena beasiswa, karena aku begitu cupu, lemah dan miskin, tidak sulit bagi orang orang membuli ku"

Naysila masih tidak mengerti maksud dari ucapan pria itu, 'buli' ? apa di universitas ini masih ada pembulian pada mahasiswa, pria itu melihat naysila yang malah terlihat bingung

"mungkin orang seperti kalian tidak akan tau dan tidak akan pernah merasakan hal yang kami rasakan, kami hanya golongan rakyat miskin yang hanya bisa bergantung pada bantuan pemerintah, niat kami kesini untuk belajar namun aku tidak pernah menyangka bahwa status sosial begitu penting di universitas ini" terdengar nada suara kesedihan dari kata kata pria itu "sudahlah aku tidak apa apa, luka hari ini lumayan tidak parah, jadi aku baik baik saja, dan satu lagi lebih baik kamu jauhi aku atau kamu nanti akan mendapat masalah"ucap pria itu yang langsung pergi setelah betbicara, naysila memandang pria itu dari belakang tampak pria itu kesusahan saat berjalan, naysila metasa sedih entahlah dia sangat tak tega melihatnya, apalagi setelah mendengar kan pembulian yang tadi diaceritakan, dia tau rasa sakitnya di buli tapi dia hanya di buli dengan kata kata bukan seperti pria itu yang di buli dengan perbuatan yang mungkin rasa sakitnya menjadi double.

...

Naysila baru sampai di rumah nya sore hari, seharian dia belajar cukup menguras tenaganya, dia pun bergegas ke kamarnya lalu mandi, usai mandi dia langsung bersantai di sofa ruang tamu dengan menikmati acar di tv dan beberapa cemilan sebagi pengganjal perut nya, devian belum pulang, naysila melirik jam dingding, tampak jam menunjukan pukul 5 sore, seorang pelayan wanita menghampiri naysila dan menanyakan apa lagi yang di butuhkan naysila, karena acara di tv sangat menarik jadi naysila hanya menanggapi nya dengan lambaian tangan, setelah mendapatkan jawaban pelayan itu pun langsung pergi,

entah acara apa yang sedang di tonton naysila, tapi naysila tampak sangat fokus menonton nya sampai kedatangan devian pun tak di ketahuinya, sampai devian berdehem barulah naysila menyadarinya, naysila tampak terkejut dengan keberadaan devian yang tiba tiba sudah duduk di samping nya,

"kapan kak vian datang?" tanya nya yang masih tampak terkejut, devin tidak menjawab dia malah mengambil cemilan yang sedang di pegang naysila,

"tidak baik memakan makanan seperti ini," ucap devian nada bicaranya memang terdengar dingin, tapi di balik itu ada rasa perhatian yang tersembunyi, devian memanggil pelayan lalu menyerahkan cemilan itu pada sang pelayan, "apa kamu sudah makan?" tanya nya, naysila menjawab dengan gelengan kepala, dia masih kecewa karena devin mengganggu nya, bahkan mengambil cemilan kesukaan nya,

"kalu begitu ayo ! kita akan makan di luar"ajak devian, dia berdiri sambil menarik tangan naysila,

"tu..tunggu kak, aku ganti baju dulu"jawab naysila

"tidak usah! begini saja," kata devian dengan ekspresi dingin nya tentu,

"tapi kak..." naysila bahkan tidak bisa protes karena devian langsung menarik tangan naysila,

...

beberapa saat kemudia devian dan naysila sampai di sebuah restoran mewah berbintang, mereka sampai di restoran pukul setengah tujuh, karena jarak dari rumah ke restoran cukup jauh, jadi cukup memakan waktu juga,

Naysila mengamati sekitarnya, sungguh indah, dekorasi restoran itu hampir menyerupai sebuah istana, apalagi para pagawainya mengenakan seragam bak seorang pelayan di istana, apalagi pelayanan mereka yang sangat ramah dan murah senyum, siapapun yang datang ke restoran itu akan di sambut seolah mereka adalah raja dan ratu dari sebuah kerajaan,

naysila dan devian duduk di meja dekat jendela, meraka dapat melihat pemandangan di luar dengan begitu jelas, meskipun pemandangan di luar tidak terlalu menarik namun keindahan taman bunga di luar restoran sangat membuat naysila terpesona, dari dulu dia sangat suka dengan bunga, bahkan bunga bunga yang tumbuh di halaman belakang rumah devian itu semua ulah dari naysila, devian yang merancang taman belakang nya sebagai lapangan rumput hijau malah di ubah jadi taman bunga oleh naysila,

Seorang pelayan pria datang menghampiri naysila dan devian

"selmat malam"sapa pelayan itu dengan tersenyum ramah, tapi naysila tidak menghiraukan nya bahkan dia tidak menoleh, dia malah fokus pada handphonenya, hanya devian saja yang menanggapinya tentunya dengan sikap dingin nya yang seperti biasa, "silahkan lihat lihat dulu menunya?"lanjutnya sambil menyerahkan buku menu pada devian dan naysila,

Devian lngsung membuka buku menu itu sambil melihat lihat menu, dan naysila pun juga melakukan hal yang sama,

cukup lama naysila membulak balikan buku itu sampai matanya tertarik oleh satu menu, dia dengan semangat langsung memesan itu

"saya mau in..."kata naysila terhenti saat dia melihat wajah playan pria yang ada di hadalan nya "kamu.." naysila tampak terkejut devian juga langsung melirik ke arah pelayan itu, devian mengerinyit, sedangkan pelayan pria itu hanya tersenyum menanggapi naysila, ya dia adalah pria yang sama yang naysila temui saat di kampus nya tadi, wajah pria itu masih tampak babak belur, luka nya sepertinya tidak di obati dengan benar, naysila tampak terdiam sesaat saat pria itu menanyai naysila,

"maaf apa yang ingin anda pesan tadi?"tanya nya lagi, seketika naysila langsung tersadar

"ah iya.. saya mau pesan ini"jawab naysila spontan sambil menunjuk ke arah menu yang dia mau, pria itu langsung mencatat pesanan nya, "dan minuman nya lemon tea saja" pria itu mencatat kembali, setelah itu dia langsung beralih pada devian,

"bawakan satu porsi steak saus lada hitam dan jus melon"ucap devia, pria itu langsung mencatat kembali

"mohon tunggu sebentar, pesanan nya akan siap dalam beberapa menit"seru pelayan pria itu lalu setelah itu dia berpamitan, naysila terus memandang ke arah pria itu, dan devian juga memperhatikan naysila dengan geram, dia tampak tidak suka melihat naysila memperhatikan pria lain apalagi di hadapan nya seperti saat ini

"ehemm"devian mendehem supaya naysila beralih pada nya, dan benar naysila langsung beralih melihat devian, devian memandang nya dengan tarapan tajam

"kamu mengenal pria tadi?"tanya devian langsung to the point

"tidak"jawab naysila sambil menggelengkan kepala, "tapi tadi siang aku sempat bertemu dia di kampus,"lanjut nya "kak vian tau gak dia itu kasihan, masa dia di buli sambil di pukuli di kampus, padahal kan di kampus tidak boleh ada pembulian kan"ucap naysila,

"kamu tau dari mana dia di buli di kampus"tanya devian dengan suara dingin

"aku tadi melihatnya di kampus wajahnya babak belur dan tadi dia kak vian melihatnya sendiri kan,di wajah nya banyak luka lebam, kak vian gak boleh membiarkan hal seperti pembulian terjadi di kampus kakak, itu bisa mencoreng nama baik kakak"

"naysila di kampus tidak pernah ada pembulian, kalu pun ada orang orang itu pasti sudah di keluarkan"jawab devian dia tampak sedikit berfikir, dia juga merasa aneh ada orang yang di buli di kampus nya jelas jelas peraturan di kampus itu sangat ketat, apalagi selama bertahun tahun tidak pernah ada berita seperti itu, ini memang sangat aneh, apa lagi melihat pria tadi memandang nya

"tapi kak vian, gak mungkin kan pria tadi bohong apa lagi aku jelas melihat luka luka bekas bulian nya tadi, "kata naysila sedikit bersikeras tentang pendapat nya

"sudah jangan bahas itu lagi, jika benar ada pembulian, pihak kampus pasti akan segera bertindak, diam dan nikmati makanan mu"tegas devian karena mulai kesal dengan tingkah naysila yang tampak sangat mempedulikan pelayan pria tadi, sudah jelas devian tidak suka, jangan kan perhatian melihat naysila melirik pria lain pun dia pasti akan sangat kesal,

dan setelah devian bicara makanan pun datang dengan di atar 2 orang pelayan wanita, salah satu wanita itu tampak seperti sedang menggoda devian, wanita itu memakia baju dengan ukuran yang sangat ketat di tubuh nya, jadi dengan jelas tubuh nya terebentuk dengan sempurna, apalagi di bagian dadannya, karena bajunya terbuka di bagian dada jadi bisa terlihat jelas saat dia tertunduk orang yang ada di dekatnya dapat melihat dengan jelas bagian dadanya yang tampak seperti ingin mendesak keluar dari bajunya,

pelayan wanita itu menyimpan pesenan devian dengan membungkut lebih rendah, bahkan sesekali dia tampak mengigit bibir bawah nya, tapi devian bukan pria seperti itu, bukan nya tergoda devian malah merasa setiap melihat wanita seperti itu, wanita itu tampak sangat menjijikan.

karena tidak berhasil mengoda devian wanita itu meninggalkan meja dengan wajah kesal,