"Ka-kau siapa?" tanya pria itu.
Narsih menatap tajam kearah lelaki itu. Hawa nafas Narsih membuat lelaki itu bergetar.
Hahahahahah!
Tawa Narsih begitu menakutkan. Pria itu mundur selangkah untuk melarikan diri. Namun, pria itu tidak bisa bergerak sama sekali, dia hanya diam mematung.
Golok Narsih sudah berada di atas, dia bersiap untuk menebas pria itu. Dengan sekali ayunan pada golok, kepala pria itu lepas dari lehernya dan jatuh di depan Ian, Paijo dan Mang Dadang.
"Mang, aku takut melihat Narsih, dia menakutkan," cicit Paijo.
Mang Dadang menganggukkan kepalanya, dia juga merinding melihat kekejaman Narsih. "Narsih menyeramkan sekali dan kamu lihat dia tidak bisa meredam emosinya bila berhubung dengan pembunuh itu."
Paijo pun mengerti sakit hati Winarsih, sebagai manusia juga akan sakit hati, bila kerabat kita dibunuh.
在webnovel.com支援您喜歡的作者與譯者