webnovel

Kepedihan Helena

DEAD ZONE

                Zombie Crisis

                    

                 -Helen POV-

Tidak ada yang dapat kulakukan di dalam kesukaran hidup yang mulai berada di ujung kehancuran, selain menghadapi semuanya dengan kekuatan. Melangkah mundur bukanlah suatu pilihan, terkecuali mereka yang punya nyali untuk menentang.

Pada awalnya dunia mulai dilandah oleh kehancuran, dimana semua orang tewas akibat sebuah pertempuran. Entahlah, aku pun tidak dapat menjelaskan terlalu jauh bagaimana kejadian ini bisa menjadi misteri.

Namaku Helen Sparingga, salah seorang agent rahasia kemiliteran AS yang bertugas untuk menyelidiki awal mula terjadinya penyebaran wabah virus mematikan yang terjadi di ibukota NewCastile, tepatnya di dalam kawasan benua Eropa. Meski insiden itu telah berakhir sekitar tiga tahun yang lalu, namun bukan berarti kami telah berhasil melenyapkan wabah penyakit yang amat mematikan tersebut.

Tiga tahun yang lalu, di sebuah ibukota yang bernamakan New Castile, terjadilah penyebaran virus micro partikel yang secara sengaja di sebarkan dalam rangka pemusnahan seluruh umat manusia. Mercenery Ops adalah organisasi kemiliteran yang sengaja di bentuk dari sekumpulan warga yang tak terjangkit virus dalam rangka mempertahankan kekuatan manusia untuk melawan ribuan para zombie.

Ya! Insiden itu telah menewaskan banyak warga, termasuk para anggota kami yang juga berperang melawan zombie pada kala itu. Dan yang amat aku sayangkan ialah salah seorang anggota kepolisian AS, ia bernamakan Michael Christopher, terakhir aku melihatnya pada saat markas kami tengah di gempur oleh ribuan pasukan zombie yang hendak memburu manusia di dalam benteng pertahanan Mercenery Ops.

Puluhan hellikopter telah datang dari AS, dalam rangka mengevakuasi seluruh warga sipil di ibukota New Castile. Naas, nasib indah tak menyertai salah seorang partner yang bernamakan Michael, ia tak hanya ketinggalan hellikopter, namun tak lama setelahnya ratusan pesawat tempur AS berdatangan untuk menghujani ibukota New Castile dengan bom atom. Ya! Mungkin ia telah tiada.. Michael telah mati bersama mereka yang telah terjangkit virus mematikan tersebut.

24 Febuary 2018.

Pemakaman Umum - Dunhill City.

17:24 AM.

Langit jingga berhias awan tebal nan indah di sore hari. Migrasi burung-burung berpacu membentuk anak panah, menuju arah barat dimana pegunungan Dastorn berada.

Di sebuah puncak bukit hijau yang terletak di pegunungan Dastorn, disinilah aku yang tengah berdiri tegak dengan pandangan mata yang terpaku pada suatu titik pengelihatan. Yakni pada sebuah batu nisan yang berada di hadapanku.

Hanya batu nisan kelabu di depanku yang bertuliskan nama Michael Christopher pada pahatannya. Sesaat aku mencoba untuk menghapus air mataku yang berlinang membasahi pipiku, tak lama kemudian kucoba untuk meletakan sebilah pisau yang pernah ia pergunakan dalam misinya di New Castile tujuh tahun yang lalu pada batu nisannya.

Aku pun memeluk tubuhku, merasakan mantel hitam yang pernah Alice berikan padaku saat upacara pemakaman itu berlangsung.

Pandangan mataku kian terpaku pada batu nisan kelabu yang berada di hadapanku, hingga aku tak menyadari bahwa ada seseorang yang kini tengah berdiri tegak di belakangku.

"Helen, masa lalu adalah masa lalu, dan kita tak seharusnya mengingat akan semua kenangan pahit itu. Helen, tabahkanlah dirimu..." ucapan itu terdengar pelan dan sempat membuyarkan lamunanku, hingga aku pun mulai berbalik dan menatapnya yang kini tengah berhadapan denganku.

Seorang wanita berparaskan cantik jelita dengan rambut pirangnya. Tak lain ia adalah salah satu anggota dari Mercenery Ops yang selamat dari insiden di ibukota New Castile. Ialah sang legendaris yang telah berjuang bersamaku tiga tahun yang lalu, Alice Wilson,

"Alice," sapaku lirih.

"Lama tak berjumpa..." senyum miris seakan menghias pada bibirnya dikala ia tengah berbicara padaku.

"Apa yang kaulakukan di sini, Alice?"

tanyaku ragu, serentak ia menjawab,

"Menemui mantan ketua Mercenery Ops."

"Hehehe.. Lucu sekali, bahkan aku tidak ingat bahwa diriku adalah seorang mantan ketua dari organisasi Mercenery Ops."

"Tak masalah, setidaknya kau masih dapat mengingatku sebagai teman," ujarnya, senyuman manisnya seakan membuat hatiku tenang bila berada di sampingnya. Entahlah, aku merasa bahwa hanya ialah satu-satunya orang yang berharga di dalam hidupku.

"Sudah saatnya untuk pergi Nona Helen, hellikopter telah menunggu keberangkatan kita untuk melanjutkan misi dari President." ucapan itu terdengar pelan dan sempat mengejutkanku pada saat diriku tengah berbicara dengan Alice,

Tak lama setelah ia berhasil menyampaikan pesannya padaku, pria dengan jas berwarnakan hitam itu segera melambaikan sebelah tangannya pada salah seorang pilot yang tengah duduk di bangku hellikopter. Mendapati lambaian tangan dari pria tersebut sang pilot hendaklah segera membalasnya dengan acungan jempol seraya menghidupkan mesin hellikopternya.

-TAMAT-