DEAD ZONE
Zombie Crisis
-Michael POV-
Aku berlari sekuat tenaga dengan seluruh kekuatan yang bertumpuh pada kedua kakiku, berharap dapat menghindari penyergapan dari pihak kepolisian yang tengah mengevakuasi tempat kejadian perkara.
Aku terus berlari tanpa henti, tanpa tujuan, hingga pada akhirnya aku pun mulai kelelahan dan kuputuskan untuk mencari tempat persembunyian.
Disebuah gedung yang terletak tak jauh dari perempatan jalan, tepatnya berada disebuah gereja tua yang bernamakan Santa Maria, disinilah aku yang tengah berada.
Warna putih mendominasi dinding di dalam gereja Santa Maria, ukiran-ukiran rumit tampak terlihat menghiasi pilar-pilar yang penompang bangunan tersebut. Pintu gerbang yang berwarnakan cokelat tua dengan berlambangkan salip tampak terlihat menonjol, disertai oleh ukiran-ukiran rumit yang ikut mendekorasi pintu utama gereja tua tersebut.
Ada yang aneh didalam ruangan gereja Santa Maria, tak satu pun kursi yang kutemui disana, terkecuali beberapa bercak darah yang berhamburan pada lantainya.
Keanehan mulai terulang kembali pada saat aku mendapati beberapa potongan tangan, kaki, hingga kepala yang berhamburan pada lantai gereja yang dipenuhi dengan genangan darah yang berceceran.
Perlahan aku mencoba untuk berbalik arah dan berkeinginan untuk segera beranjak pergi meninggalkan lokasi terjadinya pembantaian. Namun langkahku terhentikan pada kala suara rintihan itu mulai terdengarkan olehku.
"Tolong...! Tolong aku Tuan, tolong!" ucap seorang pria yang meringik kesakitan seraya menggapai udara dengan sebelah tangannya.
Aku mulai menelan ludah, mendapati sesosok pria dengan balutan darah yang hampir menyelimuti seluruh bagian tubuhnya.
Langkahnya semakin melambat, pria itu seperti tak kuasa untuk menahan rasa sakit pada beberapa bagian tubuhnya yang terluka, hingga pada akhirnya ia pun tergeletak pada lantai yang penuh dengan genangan darah.
"Katakan kepadaku, apa yang telah terjadi?" tegasku kepadanya.
"Aku tidak tahu, kami hanya berusaha untuk bersembunyi dari serangan para Zombie, hingga pada akhirnya makluk itu datang dan menghabisi semua orang yang berada didalam gereja, arrgk!" pria itu berusaha untuk menjelaskan semuanya kepadaku sambil menahan rasa sakit pada bagian perutnya yang terluka.
"Bertahanlah, aku akan segera memanggil bala bantuan," ucapku panik.
Pria itu tersenyum miris kepadaku, kemudian ia kembali berkata,
"Percuma saja, sebaiknya kau segera pergi dari tempat ini sebelum terlambat."
"Katakan kepadaku, apa yang sebenarnya terjadi di tempat ini?!" desaku kepadanya. Naas, pria tersebut sudah tak lagi bernyawa.
"Dasar sial!" geramku kesal.
Berawal dari sebuah adegan penculikan yang terjadi padaku, hingga pada akhirnya berujung pada pembunuhan yang telah kulakukan pada seorang wanita yang tengah menyerangku dengan sebilah pisau dapur. Tak hanya itu, kini aku telah bertemu dengan sesosok pria menyatakan bahwa dirinya telah diserang oleh sesosok makluk menyeramkan.
.
.
Ada rumor yang menyatakan bahwa virus tersebut berasal dari
New Castile, AS. Dimana orang-orang terkena wabah penyakit langkah yang membuat mereka demam hingga kehilangan kesadaran.
Berbagai ilmuwan mencoba untuk menciptakan sebuah serum yang bertujuan untuk menyembuhan terhadap mereka yang terjangkit penyakit tersebut. Naas, bukannya kesembuhan yang mereka dapatkan, malah semakin parah karena vaksin tersebut telah menjadi satu dalam tubuh mereka hingga terciptalah sebuah virus pembawa malah petaka.
Virus itu yang membuat orang terinfeksi mulai bertingkah aneh diluar kendali dirinya. Dan baru-baru ini yang mampu menggegerkan dunia adalah adanya orang yang terinfeksi virus tersebut. Karena mereka mulai beringkah aneh layaknya mayat hidup.
Mereka yang terjangkit virus, kulitnya berubah warna menjadi kehijauan dan mulai mengeriput. Rambutnya rontok, ada beberapa kelainan yang membuat tulang skoliosis. Bagian matanya membusuk, membuat mereka tampak mengerikan bagaikan mayat hidup seperti dalam mitos, Zombie.
Mungkin rumor itu ada benarnya, meski aku pernah beranggapan bahwa mereka yang mempercayai Zombie adalah sekumpulan orang gila, namun inilah yang telah terjadi.
.
.
Suara redap langkah kaki menciptakan kegaduhan pada sebuah ruangan kosong yang terletak bersebelahan dengan aula gereja. Hingga pada akhirnya terdengarlah suara pecahan kaca pada salah satu jendela gereja.
*PYAAAR!
Hancurnya jendela berlapis kaca diikuti oleh lompatan seorang pria yang kini tengah berada didalam ruangan aula gereja.
Sesosok pria misterius yang memiliki tubuh kekar dengan balutan perban pada kepalanya tampak terlihat menyeramkan, di tambah lagi dengan sebilah kapak besar nan tajam yang penuh bercak darah pada genggaman tangannya.
-Bersambung-