webnovel

Daughter of the goddess of the moon

Takdir seakan membuat gadis bernama Zalthea Scarlett itu menjadi benang merah. Di setiap pertemuan yang menyangkut dirinya akan berakhir menjadi ikatan abadi. Kelahiran tiga anak kembarnya yang berawal dari sebuah kesalahan yang membuat ia pergi dari rumah dan memilih tinggal di Alaska, Jauh dari keluarganya. Membuat ia bertemu dengan sang kakak kandung yang mencarinya selama ini. Banyak misteri dalam hidupnya dan ditambah ia bukanlah seorang manusia biasa melainkan salah satu mahluk immortal, werewolf !? Meski tak ada tanda–tanda pada dirinya bahwa ia adalah mahluk itu. Dan yang membingungkan lagi tiga anaknya memiliki wujud Werewolf sedari bayi. Hingga suatu hari ia bertemu dengan pria yang memiliki wajah mirip dengan kedua putrannya. Pria itu bernama Jacob Dracon Echevaliar. Werewolf yang di segani di dunia immortal dan di sebut sebagai King oleh mereka. Entah kebetulan apa yang terjadi Zea merasa sangat kenal dengan pria itu? Tapi bagaimana bisa? Dan saat Zea menemukan sosok wolf dalam dirinya. Wolf–nya malah memanggil sang king sebagai mate, atau pasangan abadinnya! Takdir macam apa ini? Dan apa kah Jacob juga meraskan bahka Zea adalah matenya? Padahal semuanya tau bahwa sang king sudah memiliki pasangan abadi. Apakah yang moon goddes takdirkan untuk mereka ? hanya moon goddes yang tau.

RaraAthava_110703 · 奇幻言情
分數不夠
17 Chs

Part 13.

Zea  menatap  lekat  pria  yang  sekarang  duduk  di  depannya.  Di  ruang  tamu  itu  tinggal  ia  saja  dan  pria  yang  katanya  adalah  Kakak  kandungnya!

Pria  bernama  Orion  Wezlyn  itu  diam  saja  tanpa  terlihat  tidak  suka  saat  Zea  menatapnya.

Zea  menghembuskan  nafasnya  dan  kembali  menatap  pria  itu. "Bisakah  anda  jelaskan  kenapa  anda  begitu  yakin  bahwa  saya  adalah  adik  anda  yang  menghilang  beberapa  tahun  yang  lalu" Tanya Zea.

"14  tahun  yang  lalu" Ralat  pria  itu. "Y-ya,  14  tahun  yang  lalu, mungkin?" Sambung  Zea.

Sekarang  pria  itulah  yang  menghela  nafas. "Tentu  saja.  Itu  karena  kita  memiliki  ikatan  yang  tidak  kau  lihat,  sekarang"

"Maksudnya  bagaimana,  jangan  membuat  teka-teki  tuan.  Saya  meminta  anda  menjelaskan  kalau  bisa  berikan  buktinya"

Pria  itu  mengangguk. "Tentu,  sebentar" Ucapnya. Ia  diam  saja, tapi  tiba-tiba  datang  pria  berbaju  hitam  membawa  koper  kecil  dan  memberikannya  pada  pria  itu.

Uang?! Batin  Zea  bingung. 

Apakah  pria  itu  ingin  memberikannya  uang?  Mungkinkah?!

Pria  itu, Orion.  Menyodorkan  koper  kecil   yang  ia  bawa  ke  hadapan  Zea  dengan  perintah. "Bukalah" Dengan  tegas.

Tanpa  memikirkannya  Zea  membuka  koper  yang  ia  kira  isinya  adalah  uang  nyatanya  bukan.  Isi  dari  koper  itu  berupa  beberapa  dokumen, foto, rekaman  dan  juga  kalung  dengan  buah  kunci  kecil.

"Ini... "

"Itu  adalah  bukti  bahwa  kau  memang  adikku.  Berkas  itu  asli  buka  tiruan  atau  buatan.  Dan  rekaman  itu" Ucapnya  sambil  menunjuk  kamera  hitam. "Didalamnya  terdapat  video  tentang  dirumu.  Di  awal  kau  lahir,  keseharianmu  dan  hari  ulang  tahunmu  sampai  usia  5  tahun.  Itu  juga   ada  foto  dirimu  dan  ada  juga  foto  keluarga  dimana  ada  Ayah,  Bunda,  Aku  dan  Kau"  Sambubgnya  menunjuk  satu-persatu  benda  itu.

Zea  merai  foto  yang  di  maksud  oleh  pria  itu. Ia  menatap  foto  keluarga  di  salah  satu  foto.  Di  foto  itu terlihat  gadis  kecil  bergaun  biru  yang  sangat-sangat  mirip  dengan  Zea  bedanya  gadis  itu  memiliki  rambut  berwarna  putih  terang.

Zea  menunjukan  foto   itu  kepada  Orian. "Apa  ini  benar  saya?  Tapi  bagaimana  bisa?  Disini  rambut  saya  berwarna  putih  sedangkan  saya  memiliki  rambut  hitam.  Itu  menandakan  bahwa  gadis  ini  hanya  mirip  dengan  saya.  Anda  pernah  mendengarkan  bahwa  di  dunia  ini  kita  memiliki  7  orang  yang  mirip  dengan  kita" Jelas  Zea  kemudian  kembali  menatap  Foto  itu.

"Mungkin.  Tapi  belum  tentu  memiliki  kemiripan  yang  benar-benar  sama  seakan  mereka  itu  adalah  satu  di  belah  dua.  Dan  itu tak  mubgkin!  Tanyakan  pada  keluarga  angkatmu  bagaimana  rambutmu  menjadi  hitam?"

Zea  nampak  berpikir.  Ia  ingat  setelah  bagun  dari  koma  dan  kehilangan  semua  ingatannya  ia  memang  memiliki  rambut  putih  terang.  Tapi  karena  menurut  Hendra  itu  adalah  warna  yang  aneh  dan  juga  unik  terpaksa  rambutnya  harus  di  warnai  menjadi  hitam.  Apakah  karen  itu  di  saat  Deira  masih  bayi  memiliki   rambut  putih  sama  sepertinya? Mungkin  saja.

Zea  kembali  menatap  fokus  ke  arah  foto  yang  di  pegannya.  Wanita  bergaun  merah  dengan  rambut  hitam  di  foto  itu  mengingatkannya  mimpi  sebelum  ia  pergi  ke  sini. Mimpi  dimana  ia  melihat  seorang  wanita  di  foto  itu  menyeret  seorang  gadis  berambut  putih  di  dalam  hutan.  Mungkinkan  itu  adalah  ia  dan  wanita  yang  katannya  adalah  Ibunya.

Zea  beralih  menatap  ke  arah  foto  seorang  pria  berambut  pirang  yang  tidak  terlalu  terang. Mata  pria  itu  sama  seperi  warna  hijau  giok  sedangkan  wanita  tadi  memiliki  warna  mata  yang  sama  seperi  Zea.  Biru  saphire,  hanya  saja  warna  mata  wanita  itu  sama  dengan  mata  pria  di  depan  Zea.

Zea  beralih  menatap  ke  arah  foto  yang  lain  dimana  gadis  kecil  yang  mirip  dengannya  memegang  boneka  kelinci  dan  terlihat  beberapa  burung  berterbangan  di  sekitarnya.  Di  foto  itu  ada  yang  membuat  Zea  terkejut.  Yaitu  liontin  batu  permata  yang  ada  di  leher  gadis  itu.  Kalung  yang  sama  seperti  miliknya.

Zea  melepas  kalung  di  lehernya.  "Kalung  itu?!" Seru  Orion  menunjuk  kalung  di  tangan  Zea.

"Itu  kalung  buatan  Bunda.  Kalau  tidak  salah  di  belakang  liontin  itu  terdapat  lubang  kunci.  Aku  memiliki  kuncinya" Ucapnya  sebelum  merai  koper  itu  dan  mencari  kalung  berbuah  kunci.

Tak  lama  setelah  itu  ia  menemukannya. "Ini.  Coba  kau  buka  dengan  ini" Sarannya  sambil  menerahkan  kalung  kunci  itu  kepada  Zea.

Zea  memuntar  Liontin  itu.  Di  bagian  Liontin  tertuliskan  nama...

Matthars  Wezlyn  dan  Abella  Crazlen.  Lalu  dibawah  nama  itu  tertuliskan  nama  Zalthea  Scarlett  yang  di  samping  tulisan  itu  tertutup  debu  berwarna  hitam.  Zea  mengusap  debu  itu  sampai  munculah  tulisan  Wezlyn. Zalthea  Scarlett  Wezlyn. Itukah  namanya?

Zea  merasa  air  matanya  mengalir  di  kedua  pipinya.  Ia  coba  buka  liontin  itu  dengan  kunci  yang  ada  di  tangnnya.

Klik...

Di  saat  Zea  membukannya  terdapat  sebuah  tombol  kecil  di  sana.  Dan  saat  ia  menekannya  tiba-tiba  muncul  bayangan  dua  orang  dari  batu  itu.

Dua  orang  itu  adalah  Matthars  dan  Abella.

Wanita  itu   tersenyum  kemudian  membawa  tangannya  ke  pipi  Zea.

"Putriku... " Ucapnya  dengan  lembut.

Zea  bisa  merasakan  sentuhan  wanita  itu.  Karena  bingung,  ia  menatap  Orion  meminta  jawaban.

"Batu  jiwa. Batu  dimana  menyimpan  jiwa  yang  sudah  mati  ataupun  masih  hidup  tersimpan  disana,  tidak  seluruhnya  hanya  seperempatnya  saja" Jelas  Orion  terlihat  terkejut  awalnya  lalu  sendu.

"Zea... " Panggil  pria  di  samping  wanita  itu.  Zea  mendongak.

"Maafkan  kami.  Karena  tidak  bisa  melindungimu  5  tahun  yang  lalu" Ucap  pria  itu  sambil  berlutut  di  depan  Zea.

"Kau  jadi  kehilangan  ingatanmu.  Walaupun  sebenarnya  Ayah  bersyukur,  setidaknya  kau  melupakan  kejadia  itu  yang  mungkin  saja  akan  menjadi  trauma  untukmu"  Sambungnya.

Pria  berambut  pirang  itu  tersenyum  lembut. "Rambut  hitammu  indah.  Kau  mirip  dengan  Bundamu" Ucapnya  lagi  sambil  menoleh  ke  arah  wanita  yang  kini  sudah menangis  menatap  Zea.

Zea  masih  diam  tanpa  menjawab.  Ia  hanya  bisa  diam  sambil  menangis.  Benarkah  mereka  kefua  orang  tuannya? Tapi  saat  mereka  menyentuh  Zea,  Zea  bisa  merasakan  ikatan  yabg  dimaksud  oleh  Orion  itu.

Bolehkan  ia  percaya?

Percayalah  Zea.  Mendengar  suara  itu  membuat  Zea  tak  tahan  untuk  memangilnya  Ayah  dan  Bunda.

Zea  langsung  memeluk  mereka. "Ayahh... Bundaa... Hiks... Aaaaaa... aarggg.. Heeee.."

Tangisan  Zea  menggema  di  ruangan  itu.  Ia  menagis  di  dalam  pelukan  kedua  orang  tua  kandungnya  yang  sedari  dulu  ia  nantikan.  Melepas  semua  beban  yang  singgap  di  kedua  bahunya  karena  mengira  kedua  orang  tuannya  tidak  mencarinya  dan  melupakannya.  Orion  juga  ikut  memeluk  Ayah, Bunda  dan  Adiknya.

Pelukan  yang  sedari  dulu  ia  nantikan.  Pelukan  dimana  mereka  seakan  masih  bersama.

Di  balik  tembok  seluruh  keluarga  angkat  dan  para  sahabatnya  dan  juga  anak-anaknya  sedari  tadi  memperhatikan  keduanya  sampai  sepasang  suami  istri  keluar  dari  batu.  Meski  menurut  mereka  itu  mustahil  dan  aneh! Mereka  senang  melihat  Zea  bisa  bertemu  lagi  dengan  keluarga  kandungnya.

*****