...
"Yun Li An!, bagus sekali kau bisa tidur di kelasku!" Tukas seorang pria yang sedari tadi berdiri untuk mengajar di kelas, namun sayangnya ia menjadi tidak fokus karena ada seorang murid yang duduk di bangku paling depan tertidur.
Sebenarnya guru yang mengajar mata pelajaran pendidikan kewargaanegaraan itu bisa membiarkannya, tapi suara dengkuran dari siswa itu begitu kencang sehingga ia tidak dapat lagi menahan kesabarannya.
Bruk!
"Yun Li An!" Teriak sang guru yang memanggil dengan nama lengka murid kurang ajarnya yang masih juga tertidur, bahkan setelah dipukul oleh rotan beberapa kali.
Sang guru hanya dapat membuat wajah gelap karena pukulannya hanya dapat menghilangkan suara dengkuran Yun Li An sebelum akhirnya ia terjatuh dari bangkunya dan membuat seisi kelas ribut.
Tidak ada yang percaya jika satu-satunya murid perempuan yang nakal di kelas dua SMA itu ternyata bisa juga terjatuh dari bangku untuk pingsan.
"Hei, bantu aku bawa anak ini ke UKS!" Teriak sang guru yang merubah ekspresinya jadi sedikit cemas karena wajah Yun Li An sangatlah pucat.
Sementara di tempat lain seorang wanita muda juga bernasib sama dengan Yun Li An. Ia dipukuli tanpa ampun setelah malam panjang yang ia habiskan di kamar kaisar untuk melayaninya.
"Agh!"
"Yang Mulia tolong ampuni saya!. Tolong ampuni saya!"
"Aghhh!"
Tidak ada siapapun yang berani menolong gadis malang itu atau mereka hanya akan berakhir sama dengannya. Siapa yang berani berbicara sepatah kata pun pada kaisar untuk wanita itu, sudah dijamin leher mereka akan hilang cepat atau lambat.
Tak ada yang berani menentang kata-kata kaisar tiran yang kejam itu, kecuali semua orang hanya akan mendapati diri mereka gemetar ketakutan saat mendapatkan dekrit darinya entah itu berisi kebahagiaan atau kesedihan.
Siapapun yang mendapat dekrit perintah untuk menjadi selirnya sudah dipastikan wanita itu akan menangis.
Kecantikan adalah hal kejam saat ini karena itu hanya dipersembahkan untuk kaisar seperti tumbal.
Wanita itu salah satunya, namun sebelum pergi menjadi selirnya ia sudah mencakar wajahnya sendiri agar banyak luka dan pergi ke istana dengan penutup wajah.
Tentu saja wajah rusak wanita itu menjadi penghinaan untuk kaisar. Meski begitu kaisar masih tetap dapat menikmati tubuhnya untuk beberapa malam. Tentu saja setiap malam akan menjadi malam yang panjang bagi wanita itu karena dengan berani ia merusak wajah cantiknya sendiri karena takut dengan kaisar.
Namun karena alasan itu kaisar menjadi bersemangat. Wanita itu takut padanya dan itu membuat kaisar semakin senang padanya. Seandainya ia tidak merusak wajahnya, kaisar mungkin akan membuatnya jadi permaisurinya, tapi sayang dia sudah melakukan penghinaan padanya sehingga mau tak mau ia harus membuangnya.
Wanita itu tak lebih hanya boneka yang sudah retak yang tidak lagi berguna setelah ia gunakan. Dan wanita itu tidak sadar jika ia akan dipukuli sampai mati walaupun saat ia sudah merasa nyawanya telah melayang karena ditekan oleh perasaan takutnya secara bersamaan.
"Ampuni aku, Yang Mulia. Tolong!"
"Aku janji tidak akan merusak diriku lagi!"
Wanita itu terus berteriak sampai akhir hidupnya untuk meminta ampunan agar dirinya berhenti dipukuli.
"Tentu saja kau tidak akan bisa merusak dirimu sendiri karena aku sudah menghancurkan dirimu lebih duluan" gumam sang kaisar dengan menunjukan ekspresi kecewa. Ia benar-benar berniat menjadikan wanita itu permaisurinya awalnya dan berharap wanita itu akan dapat merubahnya, tapi sayang wanita itu justru membuatnya semakin buruk.
"Benar-benar ..."
"Seharusnya kau menyayangi dirimu sendiri dan tidak menyiksa diri" bisik sang kaisar sebelum wanita itu menutup matanya setelah ia melihat kaisar menghampirinya dan menatapnya untuk terakhir kalinya.
"Yang Mulia, tolong maafkan aku" gumam Yun Li An
Beberapa mata yang berada di ruang UKS menjadi terkejut. Mereka baru saja akan memanggil ambulan karena Yun Li An tidak bernafas, tapi siapa sangka ia kembali dengan bergumam aneh.
"Anak ini. Apa dia berpura-pura mati tapi sebenarnya hanya sedang tidur nyenyak sambil menahan nafas dan bermimpi menjadi putri kerajaan?!. Yang Mulia apanya?!" Tukas sang wali kelas yang sudah cukup sering menangani Yun Li An.
"Yang Mulia, tolong maafkan aku!" Teriak Yun Li An.
Begitu membuka matanya ia hanya melihat cahaya terang dari lampu yang membuat matanya dengan refleks menutup kembali.
"Akhirnya kau bangun. Apa tidurmu nyenyak tuan putri?!" Teriak wali kelas.
Saat mendengar suara yang menyebutnya tuan putri, Yun Li An segera bangkit dan tiba-tiba bersujud di kaki sang wali kelasnya dengan cara yang sama seperti tengah memohon ampunan pada kaisar.
"Yang Mulia, tolong maafkan aku!. Tolong jangan hukum lagi. Ampuni aku!"
Semua orang di dalam ruangan itu hanya terdiam dengan perilaku Yun Li An yang aneh, bahkan beberapa teman Yun Li An hanya bertukar tatapan dan berbisik, "apakah ini cara barunya untuk bermain-main?" Lalu teman yang bertukar tatap dengannya hanya dapat mengangkat bahu yang menandakan dirinya tidak tau apapun.
"Apa kepalanya terbentur sangat keras saat jatuh tadi?" Tanya sang wali kelas pada guru mata pelajaran kewarganegaraan yang membawa Yun Li An ke UKS.
Sang guru hanya menggelengkan kepala dan berkata, "jika anda berkata suara dengkurannya saat tidur, itu memang keras mengalahkan suara konser"
Atmosfer di ruang UKS mendadak menjadi normal kembali karena mereka semua hanya menganggap tingkah Yun Li An sebagai bentuk leluconnya yang baru untuk bersenang-senang.
"Sudahlah. Ayo pergi"
"Ya, sudah waktunya pulang"
"Nak, lebih baik kau benarkan kepalamu dan jangan sampai masuk rumah sakit jiwa!" Tekan sang seorang guru bimbingan kelas pada Yun Li An yang masih bersujud.
Saat ruangan sudah sepi, Yun Li An hanya tinggal sendiri dengan perasaan aneh.
Ia melihat sekelilingnya dan terperanjat.
"Dimana ini?!" Batinnya.
Yun Li An bangkit dan berjalan kesana kemari untuk melihat-lihat ruangan UKS yang terasa sangat asing karena hampir semua ornamennya bergaya modern dengan warna putih.
Awalnya Yun Li An mengira dirinya berada didalam penjara bawah tanah yang bersih, namun hal itu tidak akan ada di kehidupannya. Semua penjara bawah tanah sangatlah kotor, gelap, dan lembab, serta bau anyir dan amis yang menyengat. Sedangkan yang memasuki indra penciuman Yun Li An justru aroma yang cukup segar seperti jeruk dari pewangi ruangan.
"Kyaaa!"
Yun Li An menjerit sangat keras ketika ia berjalan ke sudut ruangan dan melihat ada patung anatomi manusia yang memperlihatkan setengah bagian dalamnya seperti usus, jantung, paru, dan lambung yang memiliki warna hampir seperti warna asli sehingga Yun Li An mengira dirinya telah melihat mayat yang telah dikuliti.
"Ma-mayat?" Gumam Yun Li An.
Ia mundur perlahan-lahan sampai pintu dan keluar. Setelah itu ia mendapati dirinya berada di koridor sekolah yang berada di lantai dua.
"Di-Dimana ini!"
Yun Li An dilanda kebingungan dan ketakutan. Ketika ia melihat ke jendela koridor sekolah, ia hanya kembali mundur dan jatuh dalam posisi duduk karena ia takut ketinggian. Dirinya seperti berada di dalam menara pagoda yang tinggi di kehidupan lamanya.
Yun Li An segera berlari kesana kemari dan menemukan tangga. Ia menarik nafas lega lalu pergi menuruninya dan betapa terkejutnya saat ia melihat bangunan gedung sekolah yang besarnya hampir sama seperti bangunan utama istana di masa lalu.
"Ba-bangunan apa ini?!"
Karena masih linglung, Yun Li An melihat kesana kemari di halaman sekolah yang luas dan sepi. Dirinya merasa seperti seorang penyusup yang takut tertangkap oleh prajurit patroli yang biasa berjalan kesana kemari disekitar istana.
"Nona Yun, kamu belum pulang sudah sore seperti ini?" Tanya seseorang tiba-tiba.
Yun Li An hanya menjerit terkejut dan berteriak, "AAAAH!" seperti dirinya baru saja bertemu prajurit yang membawa lengkap senjata tombaknya untuk bersiap membuatnya jadi sate.
"Nona Yun, apa kamu baik-baik saja?"
Setelah beberapa menit berlalu, Yun Li An dengan memberanikan dirinya melihat seseorang yang berdiri di depannya ternyata hanya seorang pria paruh baya dengan pakaian baju training dan membawa sapu lidi dengan gagangnya yang panjang. Bentuk sapu lidi itu telah membuat Yun Li An mengira itu adalah sebuah tombak yang biasa dibawa prajurit.
Karena merasa sedikit aneh, petugas kebersihan sekolah itu memutuskan pergi dan melanjutkan sedikit pekerjaannya untuk menyapu dedaunan dan bunga-bunga sakura yang rontok di pertengahan musim semi itu.
"Aku ... bereinkarnasi ke dunia ini?" Gumam Yun Li An setelah ia mendapatkan ingatan baru yang mulai memenuhi kepalanya.
"Namaku Yun Li An, siswi SMA kelas 11 yang berusia tujuh belas tahun bulan depan?" Gumamnya lagi.
"Pemilik tubuh ini sebelumnya meninggal di dalam kelas karena serangan jantung?"
Yun Li An berjalan sambil melihat sekitar dunia barunya dan menikmati angin sore yang cukup membuat dirinya merasakan kedamaian. Tubuhnya tidak lagi sakit dan justru merasa sangat sehat karena pemilik tubuh sebelumnya adalah seseorang yang sangat aktif dan bersemangat berlarian dan loncat kesana kemari untuk meraih apa yang ia inginkan, termasuk untuk membantu ibunya melunasi hutang-hutang yang ditinggalkan oleh ayahnya yang tidak bertanggung jawab.
Yun Li An merasa terharu juga terkejut secara bersamaan. Ia cukup tidak percaya karena terlahir kembali menjadi seseorang yang berjiwa bebas bahkan dicap siswa yang kurang disiplin di sekolah meski itu tidak mempengaruhi semua nilainya yang selalu bagus.
Karena hal itu Yun Li An hanya terlalu sering keluar masuk ruang BK untuk mendapat bimbingan dengan sia-sia karena Yun Li An adalah anak yang bebas yang menyukai berbuat sesuatu sesukanya selama itu masih dalam batasan.
Meski batasan milik Yun Li An dan orang pada umumnya bisa dibilang cukup berbeda.
Yun Li An sedikit mengenang kehidupan lamanya yang hidup sebagai wanita yang lahir dari keluarga yang sama seperti saat ini.
Serba kekurangan. Namun di kehidupan lamanya, Yun Li An adalah seorang wanita yang anggun, pemalu, dan penurut seperti seorang bangsawan. Dan karena wajah cantiknya itu ia pun diambil menjadi selir kaisar.
"Yang Mulia ... aku tidak perlu memohon ampunan lagi kan sekarang?" Gumamnya, namun sayangnya ia harus mengatakan hal itu sekali lagi saat beberapa anak berpakaian seragam dengan tidak rapi menghadang jalan Yun Li An.
"Halo tuan putri, kamu pasti tidak melupakan janjimu bukan?" Ucap seseorang yang nampaknya ketua geng dari sekolah sebelah.
Yun Li An hanya bisa terkejut dan terdiam sebentar sebelum ia ingat jika mereka adalah kelompok anak berandal yang sering mengambil uang siswa yang pulang sendirian. Namun hari itu mereka sial bertemu dengan Yun Li an yang jago beladiri.
Meski mereka telah dihajar dan menjadi takut, namun Yun Li An masih berbaik hati. Ia kembali menantang mereka untuk hari ini. Jika mereka menang, mereka bisa mengambil uang Yun Li An namun jika kalah, mereka harus menjadi bawahan Yun Li An sepanjang hidupnya!.
"Gawat. Aku sama sekali tidak bisa bela diri" gumam Yun Li An yang bukan lagi dirinya.
Sementara itu seseorang dari mereka telah membawa seseorang yang jago beladiri khusus untuk melawan Yun Li An karena tentu saja mereka tidak mau menjadi bawahan seorang anak perempuan yang bahkan berasal dari keluarga kurang mampu. Harga diri mereka akan terinjak-injak.
"Ayo kita mulai!"
"Tu-tunggu-"
"Kyaaa!"
Bruk!. Krak!
"Kamu tidak apa-apa?" Tanya seseorang yang tiba-tiba telah maju untuk melawan orang yang jago beladiri itu.