webnovel

4

Mereka semua pun akhirnya menginap di rumah sakit untuk menemani maria. Tengah malam tiba, suasana di rumah sakit ini, semakin mencekam. Suasana yang sangat sunyi sangat sepi, membuat rumah sakit ini menjadi terlihat menyeramkan. Tak ada satu pun orang atau bahkan suster yang berlalu lalang di depan ruangan mereka. Dengan penerangan yang terbatas, bisa dibilang rumah sakit ini sudah tak layak untuk dipakai.

Tetapi, ada juga beberapa pasien yang juga dirawat disini. Tapi itu hanyalah sedikit tak banyak. Kalau di hitung hitung mungkin hanya ada 5 sampai 7 pasien yang dirawat disini. Hal yang sangat aneh untuk rumah sakit sebesar ini.

Ditambah lagi dengan para perawat disini, seolah mereka tak ada niat untuk bekerja. Dengan wajah yang pucat, dan mata nya pun tak ada pandangannya, atau bisa dibilang pandangan yang sangat kosong.

"Serem banget sih disini" ucap bella

"Halah, lu nya aja lebay mana ada mahkluk halus sih disini, kalo ada mana sini tunjukin ke gw, ga takut gw" alex

"Lex, lu kalau ngomong dijaga lex, dah tau sepi begini" ucap vinsen

"Iya lex, hati hati kalo ngomong" sahut merisa

Mereka berempat hanya duduk terdiam. Mereka tak tau harus melakukan apa, mereka ingin pulang tetapi tak bisa. Internet disini pun sangat buruk. Sehingga susah untuk menghubungi teman mereka diluar atau pun menghubungi orang tua kami.

-tiba tiba vinsenn melihat sesuatu-

"Lex, lu liat kaga itu suster yang lewat" vinsen

"Iya iya kok mukanya banyak darah gitu yak?" alex

"Abis ngapain tu suster ya lex? Liat yuk" ajak vinsen

"Kuy lah liat, dari pada bosen disini" balas alex

"Iih, kalian jangan pergi bisa jadi itu bukan manusia, melainkan mahkluk halus yang menyamar jadi suster" ucap merisa

"Halahh, percaya lu ama yang begitu gituan? Basi tau, mana ada sih yang kayak gitu" alex

Vinsen dan alex pergi mengikuti suster itu. Padahal merisa sudah memperingatkan ya karna merisa yakin, itu pasti bukan manusia melainkan mahkluk halus yang menyamar jadi manusia.

"Aduhh.. Hawanya kok dingin gini sih, jadi pengen buang air kecil deh, merisa temenin gw ke toilet ya" ajak bella

"Iya iya" jawab merisa

Merisa dan bella pergi ke toilet, sementara vinsen dan alex belum kembali juga.

"Yasudah sana cepat ya jangan lama lama gw tunggu disini" ucap merisa

"Oke" balas bella, lalu masuk kedalam toilet

•tiba tiba•

"MERISAAA!... MERISAAA!.. gilaa merisaa huhh.. Huhh.. Huffft..." vinsen

"Lu kenapa vinsen?" tanya merisa

"Iii.. Itu tadii.. Suster nyaa ituu.. Gilaa banget merr, masa dia makan tangan pasien nya, bahkan ga cuman suster yang tadi tapi, ada juga suster yang lain" ucap vinsen tergesa gesa dan ketakutan

"Kan udah gw bilang vin, ini rumah sakit emang bahaya, terus si alex kemana?" tanya merisa lagi

"Oh iya, dia ketinggalan lagi haduhh.." jawab vinsen

"Dih, gimana si lu udah tau si alex penakut malah ditinggalin udah ayo ah cari" ajak merisa

Merisa dan vinsen mencari alex yang ntah ada dimana.

Saat dalam perjalanan mereka berdua melihat kursi roda yang berjalan sendiri.

-krityy... Krittyy..krityyy...-

"Aduh.. Merr itu kok bisa jalan sendiri sih merr" ucap vinsen

"Gw juga ga tau nihh" merisa

•tiba tiba•

"VINN.. MERISAA.. VINNSENN.. MERISAAA!" alex

"Nah, itu dia" merisa

"Lu dari mana aja si lex?" tanya vinsen

"Lu yang ninggalin gw be*o" jawab alex

"Iii iiya sorry gw tadi udah takut banget" ucap vinsen cengengesan

"kalian tau ga sih, gw tadi liat apaan? Masa gw liat..." ucap alex, menggantung

"Liat apaan lu?" tanya vinsen

"Liat.. Liat... Liatt kucing hitam jalan di depan gw haahhahahahahah (tertawa)" alex

"Iih, apa sih lex gaada yang lucu tau" vinsen

"Bentar, apa tadi lu bilang? Kucing hitam? Lex jangan main main sama kucing hitam itu, trus tadi lu apain itu kucing hitamnya?" tanya merisa

"Kucing nya hampir mau nyakar gw, jadi gw injek injekin deh mungkin itu kucing udah mati kali ya" jawab alex

"Apa? Itu kucing lu injekin sampe mati? Trus lu diemin? Aduh lex, pamali tauuu apalagi ditempat kayak gini, udah tau itu kucing lexx haduhh" jelas merisa

"Aelah, lu nya aja yang ketakutan ga bakal kenapa kenapa ini sih" balas alex

"Lah, si bella kemana?" tanya vinsen

"Ohh iyaa, gw lupa dia masih ditoilett" ucap merisa

Mereka bertiga pun akhirnya menuju ke toilet, karna mereka tau bella adalah orang yang penakut, jadi mereka takut nantinya dia akan kenapa kenapa.

~toilet~

"Bell.. Bellaa.. Bellaaa (sambil mengetok pintu kamar mandi)" merisa

Merisa sudah mengetok pintu beberapa kali, dan tidak ada jawaban.

"Di dalam toilet gaada" ucap merisa

"Waduh, mungkin dia uda sama maria kali" vinsen

Akhirnya mereka bertiga pun kembali ke ruangan maria. Sesampainya mereka disana mereka tidak melihat ada bella. Mereka sangat bingung bella ada dimana.

•tiba tiba•

"MERISA! VINSEN! ALEX!" teriak bella

"Lah lah, triak triak itu dia" ucap alex

"Merisa lu ninggalin gw, haduh gw tadi nyariin lu merr" ucap bella

"Sorry hehe, tadi gw lupa kalo lu masi di toilet" balas merisa

Akhirnya mereka berempat pun masuk kedalam ruangan dan duduk di bangku. Hari semakin malam maka suasana makin mencekam sekali mereka juga mulai tertidur satu persatu.

~keesokan harinya~

Mereka terbangun di pagi hari, sementara teman teman merisa belum juga bangun. Merisa akhirnya membangunkan merisa yang lainnya

Tiba tiba

"Perimisii.." ucap dokter

"Iya ada apa ya dok?" tanya merisa

"Sekarang sudah waktunya teman mu di operasi" jawab dokter

"Sepagi ini dok?" tanya merisa

"Iya begitulah sebelum terlambat" jawab dokter

Dan, merisa pun langsung mengiyakan perkataan dokter. Tetapi tentang semalam apa yang dilihat oleh vinsen dan alex itu masih ia pikirkan. Merisa sangat takut sekali jika sewaktu waktu maria lah yang akan disantap para mahkluk halus tersebut. Merisa sudah yakin betul bahwa itu bukan manusia. Tapi semoga saja hal itu tidak terjadi pada maria.

Semua kejanggalan yang terjadi dirumah sakit itu memang sudah sangat terasa. Tapi apa boleh buat? Merisa dan yang lainnya tidak bisa berbuat apa apa. Mereka hanya bisa pasrah. Sebenarnya mereka sudah tidak percaya pada perkataan dokter itu, bukan karena mereka bodoh, tapi mereka terlalu takut pada kesehatan maria yang nantinya malah memburuk.

Jadi mau tak mau, harus dan tak harus mereka mempercayakan dokter tersebut. Lagi pula, mereka tidak bisa keluar dari rumah sakit itu, karena masalah administrasi yang belum juga dibayar, dan juga suster penjaga yang tidak pernah ada di meja administrasi.

Memang sangat aneh dan janggal, tapu mereka tak bisa berbuat apa apa.