Mundur dulu ke beberapa saat sebelum Christ mendapatkan mimpi bertemu dengan Tuan Smith ...
Terhitung sampai hari ini. Di malam satu bulan lima belas hari. Dari sekian doa yang dipanjatkan Christ, doa yang tidak pernah terputus. Selama itulah Liza masih berjuang untuk mempertahankan hidupnya. Berbaring dengan damai, dengan napas yang satu-satu, dan tetap dengan wajah pucatnya.
Namun meski pucat, tetap saja kecantikan wanita itu tidak pernah pudar. Tidak pernah membuat Christ bosan memandangi istrinya. Bahkan, jika dia memang dihukum untuk menatap wajah istrinya untuk selamanya sekalipun, Christ sama sekali tidak keberatan.
Malam ini, Christ kembali lagi. Duduk di dekat Liza, seraya membawa satu kitab di genggamannya. Seperti biasa, malam Christ akan menemani Liza sembari membaca buku-buku kitab yang selalu ia bawa bergantian. Kalau sudah pagi menjelang, baru Christ bersiap untuk kembali bekerja.
在webnovel.com支援您喜歡的作者與譯者