"Lo baru datang?" tanya Wiga yang menunggu Sana datang ke kelasnya hampir lebih dari limableas menit. Alis Sana terangkat satu bingung. "Ada apa?" Wiga menggelengkan kepalanya.
"Ayo bertemu sama gue nanti dijam makan siang," ajak Wiga tiba-tiba saja. Sana dibuat bingung mendengarnya. "Kenapa?" Wiga menggeelengkan kepalanya. "Kalau lo kepo dan penasaran, datang aja. Akan ada yang seru nanti," Setelah mengatakannya Wiga berjalan pergi menuju kelasnya.
Sana menggelengkan kepapanya tidak menganggap omongan Wiga benar-benar serius. Di mata Sana Wiga hanya anak kecil, polos dan lugu. Dia masih menilai itu juga sampai sekarang, tidak lebih. Lucunya Sana benar-benar terpedaya dengan 'wajah malaikat' milik Wiga yang seharusnya dia nilai buruk daripada Sadewa.
在webnovel.com支援您喜歡的作者與譯者