23 Agustus 2088.
Pukul 13.23, masih di distrik 1 tidak jauh dari 2 anggota lainnnya berada. Ada 2 orang lagi yang berasal dari kelompok revenant.
Salah satu dari mereka membawa sebuah sabit yang cukup besar dan satunya lagi membawa beberapa kotak yang didalamnya tersimpan sebuah senjata.
Orang yang membawa sabit itu terlihat merapihkan suplai untuk dimasukkan kedalam kotak besi.
*Kchlak*
*ping*
Suara magasin yang baru dipasang kembali di senjata semi otomatis dan tumpukan peluru yang dimasukan kedalam magasin dapat terdengar tajam di telinga seorang heina.
Torch yang merupakan seorang demi-human dari ras "HYAENDA" memiliki pendengaran yang cukup tajam.
Pukul 14.08.
Diatas langit kota tebris dapat terlihat "PURE ANIMALS", beberapa kawanan burung bangkai berputar-putar di angkasa mengawasi mayat-mayat yang ada dibawah. Kawanan itu akan turun kebawah disaat keadaan menjadi aman di sudut pandang mereka.
Cuaca siang hari yang panas membuat pemandangan kota ini menjadi seperti neraka, orang-orang yang kekurangan air ataupun makanan dapat terlihat di jalan-jalan kota.
Mereka rela mengorbankan sesuatu hanya untuk mendapatkan seteguk air dan sepotong roti.
....
Beberapa mobil jeep melewati jalanan kota, ada beberapa dari mobil itu menabrak seseorang yang lemas, tetapi mereka tidak memperdulikannya.
Karena hal itu sudah 'Biasa'.
Keapatisan satu-satunya kitab di kepala mereka yang dipercaya dapat menyelamatkan hidup mereka. Pola pikir seperti itu sudah tertanam sejak kota ini mengalami kemerosotan.
Apa mungkin ditempat lain juga sama seperti ini?...mungkin.
Mobil-mobil jeep itu kemudian berhenti di distrik 2, sepertinya mereka adalah kelompok kecil yang diutus dan digunakan oleh kelompok besar dari distrik lain.
Orang-orang yang tadinya berkeliaran seketika bersembunyi setelah melihat orang-orang bersenjata mulai menyisir tempat itu.
*Dor*
Bunyi tembakan terdengar, sebuah peluru melesat sangat cepat dan kemudian mengenai seseorang bersenjata itu.
Keadaan menjadi kacau setelah orang-orang bersenjata itu mengaktifkan suatu sistem di armor mereka untuk membuat sebuah medan perisai dan memeriksa daerah sekitar untuk menemukan seseorang yang menembak rekan mereka.
Situasi itu membuat warga yang tidak bersalah menjadi sangat takut dikarenakan mereka bisa saja dijadikan tersangka layaknya sebuah hadiah di mesin capit.
"Bu-bukan aku! aku hanya sedang memberikan makan adikku!" ucap seorang pria malang yang ditarik oleh salah satu orang bersenjata
Adik perempuan lelaki tersebut menangis melihat kakaknya yang diseret karena dituduh sebagai tersangka, dia terus memohon kepada mereka untuk melepaskan kakaknya.
Nampaknya wajah yang mengundang rasa kasihan seperti itu tidak akan mempan bagi mereka yang sudah terbiasa membunuh.
....
Tidak jauh dari tempat orang-orang bersenjata itu menahan orang-orang tak bersalah, suara rentetan tembakan terdengar jelas. Orang-orang itu kemudian berlari menuju asal suara tersebut meninggalkan orang-orang yang mereka tahan dan memberikan kesempatan untuk mereka melarikan diri.
Sesampainya disana, mereka melihat mayat rekannya terhunus besi dengan isi perutnya yang keluar. Melihat pemandangan mengerikan seperti itu mereka mulai menyusun rencana untuk menemukan pelaku yang telah membunuh rekan mereka yang mereka juga yakini orang itu adalah orang yang sama yang telah membunuh rekan mereka dengan senjata api saat mereka pertama kali menginjakkan kaki.
"Kita bagi menjadi 2 tim. Masing-masing tim beranggotakan 3 orang" ucap ketua kelompok itu
Anggota menganggukkan kepalanya menyetujui usulan ketua kelompoknya.
"Kalau ketemu jangan dibunuh. Bawa dia kepadaku agar bisa kusiksa"
"Baik bos!" ucap seluruh anggotanya secara serentak
Di salah satu reruntuhan bangunan, ada seorang wanita demi-human dengan ekor buaya sedang menyiapkan perlengkapannya untuk membunuh semua orang-orang itu.
Dengan tatapannya yang haus darah itu, dia siap dan tanpa ragu untuk membunuh orang-orang bersenjata itu.