Hari ujian
Akhirnya tiba saat dimana ujian, karena sebelumnya mereka sudah mendapatkan soal ujian lama jadi mereka tidak terlihat panik seperti saat awal. Kushida membagikan kertas yang berisi soal ujian tahun lalu kepada semua murid meskipun tidak semuanya ingin menerima itu. Contohnya saja aku, aku tidak menerima kertas itu karena aku tidak butuh, selain itu juga bukan tujuanku mendapatkan nilai sempurna dari hasil melihat ujian tahun lalu yang soalnya sama seperti sekarang.
Kushida tidak mungkin bisa melakukan semua itu kecuali ada yang memintanya. Berarti ada seseorang yang memiliki ide seperti itu tapi dia menyuruh Kushida untuk menggantikan perannya agar dia tidak menarik perhatian. Nama Kushida baru baru ini aku ingat karena sifatnya yang aktif dikelas dan sering mengajakku bicara meskipun hanya sebentar. Nama Sudou juga sudah agak aku ingat karena dia adalah murid yang sering membuat masalah dengan kelas lain.
'Satu satunya yang bisa melakukan itu tanpa ingin menarik perhatian adalah...' Batinku sambil melirik kearah Ayanokouiji yang sedang mengerjakan ujian.
Ya, aku bisa santai seperti saat ini karena aku sudah menyelesaikan Ujian ku. Karena aku tidak ingin mendapatkan nilai sempurna jadi aku mengisi sebagian saja, sebagiannya tidak aku kerjakan. Nilai yang aku inginkan masih lah sama, aku bukan memprediksi akan dapat berapa tapi aku menentukan akan dapat berapa.
Jika yang dikatakan ketua OSIS memang benar bahwa Ayanokouiji mendapatkan nilai yang sama. Maka aku bisa yakin bahwa dia juga sama sepertiku, dia menentukan akan mendapatkan nilai berapa.
Meskipun terlihat seperti dia tidak peduli dengan kelas ini, tapi sebenarnya dia peduli? Tapi adakah maksud lain dari dia melakukan itu? Dia bukanlah tipe orang yang akan membantu temannya, atau bisa dibilang dia tidak menganggap semuanya sebagai teman. Jika dia seperti itu maka dia sama sepertiku dulu, menganggap manusia sebagai alat.
*Menghela nafas*... Itu tidaklah penting, karena dia bukanlah musuhku untuk saat ini dan juga kami berada dalam kelas yang sama. Yang lebih penting adalah menunggu hasil dari ujian kali ini, adakah yang mendapatkan nilai merah dan dikeluarkan atau tidak.
.....
Hari pengumuman hasil ujian
Sekarang sudah waktunya untuk nilai kami diumumkan oleh Sensei. Sensei menempelkan nilai kami dipapan tulis dan semua murid dapat melihat nilai yang mereka dapat. Seperti yang aku pikirkan bahwa aku mendapatkan nilai diatas rata rata. Aku mendapatkan nilai 55 disemua ujian itu, tapi nilai itu masih masuk kedalam nilai tidak merah atau aku lulus ujian.
"Yey!!!!!"
"Yeaaaa!!!!"
Banyak murid yang berteriak gembira karena mendapatkan hasil seperti itu. Tapi apakah mereka tidak sadar bahwa yang mereka lakukan adalah kecurangan, ya meskipun aku tidak peduli dengan itu. Seperti yang sudah aku katakan berulang kali bahwa manusia akan melakukan apapun demi kepentingannya.
Satu persatu murid berterima kasih kepada Kushida, lebih tepatnya murid laki laki yang sambil memujinya. Senang karena pencapaian orang lain adalah hal yang memalukan, bukan Kushida yang melakukan semua itu melainkan Ayanokouiji.
"Ayanokouiji-Kun. Apa yang sebenarnya sudah kau lakukan?" Ucap Horikita yang mungkin sama sepertiku, dia tahu bahwa bukan Kushida yang merencanakan ini.
Aku juga ikut melihat kearah Ayanokouiji karena penasaran dengan apa yang dia lakukan untuk mendapatkan soal itu. Mungkin pertemuan dia dengan Ichinose akan dia ceritakan, tentang mengapa dia bisa mendapatkan soal itu pasti dia melakukan sesuatu kepada pemilik soal sebelumnya, bisa dibilang dia membelinya, atau mengancamnya?
Kemudian Ayanokouiji menceritakan tentang kejadian tiga hari yang lalu dimana dia melihat Sudou hampir bertengkar dengan Ryuuen dan dihentikan oleh Ichinose. Kejadian itu terjadi dilapangan tenis dimana Ayanokouiji tidak sengaja bertemu dengan Sudou. Ayanokouiji mengajak Sudou belajar bersama tapi dia menolaknya dan memilih latihan basket di clubnya.
Ayanokouiji juga menceritakan bahwa dia dan Kushida menemui seorang Senpai untuk bernegosiasi. Dia membeli soal ujian dari Senpai itu dengan 15.000 poin miliknya dan menyuruh Kushida untuk mencetak soalnya dan membagikan soal itu kepada murid kelas D.
Ternyata dia juga melakukan sesuatu seperti beli membeli sesuatu antar murid kah? Sama sepertiku yang menjual rekaman kepada ketua OSIS.
"Kushida sangat cocok untuk peran itu" Ucap santai Ayanokouiji sambil menyenderkan kepalanya ditanganya.
"Tidak perlu dipuji" Jawab cepat Horikita yang berpendapat bahwa Kushida tidak perlu dipuji.
"Jujur aku terkesan. Tidak kusangka kalian bisa mendapatkan nilai setinggi ini. Ibu mengakui kerja keras kalian. Tapi..." Ucap Chabashira-Sensei sambil berjalan menuju papan tulis dan membuat garis merah disana.
Garis merah itu adalah rata rata nilai yang berarti nilai dibawah garis merah itu adalah nilai merah. Aku melihat nama Sudou disana, mengapa dia mendapatkan nilai merah meksipun dia memiliki soal ujian sebelumnya. Mungkin karena dia tidak mengerti soal itu, manusia memang benar benar tidak bisa disebut setara, jika begini maka Sudou sudah dipastikan akan keluar dari sekolah.
"... Kau mendapat nilai merah, Sudou." Sambung Chabashira-Sensei, disana terlihat nilai Sudou yang bernilai 39 pada pelajaran bahasa inggris. Tentu saja ini membuat Sudou terkejut dan yang lainnya terdiam.
"Jangan bercanda, mengapa nilaiku merah?" Ucap Sudou dengan nada tinggi sambil berdiri dan memukul meja.
... Itu sudah jelas bahwa nilaimu dibawa rata rata..
"Nilai minimal pada ujian tengah semester kali ini adalah 40. Nilai rata rata untuk ujian tengah semester adalah 79,6. Kalau dibagi dua 39,8. Karena pembulatannya keatas, maka kalian harus mendapatkan 40 untuk bisa lolos. Kita memang baru kenal sebentar, tapi usahamu sudah bagus. Surat pengeluaranmu akan aku berikan sepulang sekolah nanti." Jelas Chabashira-Sensei tentang ujian kali ini.
"Aku.... Dikeluarkan?" Ucap lemas Sudou yang mengetahui dirinya akan dikeluarkan dari sekolah ini.
Yang lainnya hanya diam saja melihat itu, bukan mereka tidak ingin membela tapi mereka tidak tahu caranya. Tapi ada ketua kelas akhirnya berdiri untuk mengucapkan sesuatu.
"Tunggu dulu! Apa tidak ada cara lain untuk menyelamatkannya?" Ucap Ketua kelas.
"Nilai merah artinya kau angkat kaki" Jawab singkat Chabashira-Sensei.
"Apa tidak ada yang bisa kami lakukan? Kami tidak bisa membiarkan Sudou-Kun.... Dikeluarkan begitu saja" Kali ini Kushida yang berdiri dan berbicara. Dia tidak bisa membiarkan jika Sudou dikeluarkan begitu saja, tapi apa maksudnya kami?
.... Aku tidak keberatan jika dia dikeluarkan dan aku juga tahu ada lain yang tidak keberatan juga.... Tapi aku hanya harus menerimanya karena pada akhirnya dia adalah teman sekelasku.
"Peraturan tetaplah peraturan. Menyerah saja" Jawab Chabashira-Sensei. Ucapan itu membuat para murid kelas hanya terdiam.
.... Haaahh....... Mungkin tidak masalah jika aku membantu kelas ini sekali kali..... Karena pada akhirnya juga aku bagian dari kelas ini
"Ada" Ucap ku pelan tapi terdengar oleh semua murid karena suasana dikelas sedang hening. Tentu saja ucapanku itu membuat semua murid juga menatapku.
"Apa maksudnya, Sakayanagi-Kun?" Tanya Kushida yang tidak mengerti maksudku.
"Ada satu yang bisa kalian lakukan jika ingin dia tidak dikeluarkan... Tapi aku pikir itu tidak bisa kalian lakukan" Ucap ku jujur. Aku bisa memberikan mereka saran tapi aku tidak yakin mereka bisa memenuhi itu.
"Apa itu?" Kali ini yang bertanya adalah ketua kelas.
Hmmm.... Katakan..... Tidak.... Katakan... Tidak.... Katakan saja karena aku juga ingin tahu keputusan mereka.
"Beli saja 1 nilai ujian untuknya dari Sensei" Ucap ku yang memberikan mereka saran.
Karena aku sudah tahu bahwa disekolah ini apapun bisa dibeli dengan poin jadi nilai ujian juga seharusnya bisa dibeli. Mendengar saranku kebanyakan dari mereka terkejut karena tidak memikirkan itu.
"Hooo.... Jadi menurutmu aku bisa menjual nilai ujian?" Ucap Chabashira-Sensei sambil tersenyum padaku.
"Entahlah..... Karena disekolah ini apapun bisa dibeli oleh poin..... Dan juga..... " Ucap ku sambil berdiri dan berjalan kearah Sensei sebelun akhirnya menuju pintu keluar.
"Sakayanagi, kau ingin kemana?" Tanya Sensei yang melihatku ingin keluar kelas.
"Aku ingin ketoilet" Sambungku
Aku keluar dari ruangan dan mengaktifkan alat bantu berjalanku, sementara didalam kelas masih diam memikirkan saranku tadi. Setiap manusia memiliki sifat egois, aku tidak tahu hasil apa yang akan mereka tentukan dari saranku ini.
Meskipun aku tahu beberapa diantara mereka masih memiliki poin yang bisa dibilang banyak tapi belum tentu mereka akan memberikan poin nya hanya untuk Sudou. Terlebih lagi aku tidak tahu harga yang akan Sensei berikan jika dia benar ingin menjual nilai itu.
...
<3rd POV>
Setiap murid masih memikirkan saran dari Ren dan ada beberapa yang melihat Ren pergi dari kelas. Sementara Chabashira-Sensei hanya tersenyum melihat Ren pergi dari kelas.
'Dia memang anak yang menarik' Batin Chabashira-Sensei yang ditujukan pada Ren.
Karena Chabashira-Sensei sudah tahu masalah Ren jadi dia tidak begitu terkejut dengan ini.
"Sensei, apakah yang dikatakan Sakayanagi-Kun itu bisa terjadi?" Tanya Hirata.
"Bisa saja..... Seperti yang Sakayanagi katakan bahwa disekolah ini poin dapat membeli apapun..... Untuk kali ini aku bisa menjual nilai untuk Sudou" Balas Chabashira-Sensei
"Sensei berapa poin yang harus kami keluarkan?" Tanya kembali Hirata.
"Benar juga.....aku akan menjualnya dengan harga 100.000 poin" Balas Chabashira-Sensei yang menyatakan harga dari nilai yang dia jual.
Tentu saja harga itu membuat banyak murid yang terkejut, karena itu adalah harga yang mahal bagi mereka. Poin yang mereka miliki tidak ada yang mencapai angka itu dan bahkan ada diantara mereka yang hanya memiliki poin dua angka. Meskipun membelinya bisa dengan sumbangan tapi tetap saja poin mereka akan berkurang.
"Bukankah itu terlalu kejam?" Ucap Hirata dengan nada lemah.
"Itu juga aturannya..... Dan jam paginya selesai sampai disini. Sudou, sepulang sekolah aku tunggu diruang guru." Ucap Chabashira-Sensei sambil meninggalkan kelas yang masih terdiam.
"Hei, kalian menerimanya begitu saja? Apakah kita tidak bisa melakukan saran dari Sakayanagi-Kun? Kalau begini, Sudou-Kun akan dikeluarkan, loh" Ucap Kushida yang berusaha untuk membantu agar Sudou tidak dikeluarkan.
Para murid tidak berkata apapun, mereka masih diam saja. Meskipun mereka mengumpulkan poin untuk membeli nilai untuk Sudou tapi belum tentu poin itu cukup. Sudou juga tidak bisa menyalahkan siapapun dia hanya bisa berdiri lemas didepan papan tulis.
"Meksipun kita mengikuti saran dari Sakayanagi-Kun dan membeli nilai untuk Sudou-Kun tapi apakah poin yang kita kumpulkan akan cukup?" Ucap Karuizawa yang mengerti alasan mengapa Ren berkata bahwa saran ini mungkin tidak bisa dilakukan.
Meskipun poin yang mereka kumpulkan cukup tapi itu tidak akan adil. Ada pihak yang menyumbang banyak poin ada juga yang tidak menyumbang. Jadi pada akhirnya kelas D berada dalam dilema.
Tidak lama kemudian Ayanokouiji berdiri dan pergi keluar kelas dengan alasan pergi ketoilet. Sebelum dia keluar dia memberikan Horikita tanda bahwa dia ingin berbicara dengannya jadi beberapa menit setelah Ayanokouiji keluar Horikita juga ikut keluar.
....
Atap
Chabashira-Sensei sudah berapa diatap, dia berada agak jauh dari pintu. Dia tahu bahwa ada seseorang yang sedang bersandar ditembok dekat dengan pintu. Seseorang yang bersandar itu tentu saja adalah Ren yang setelah pergi ketoilet langsung pergi keatap.
Alasan mengapa Ren berada diatas karena dia ingin memastikan sesuatu sebelum akhirnya muncul Chabashira-Sensei. Maka dari itu Ren yakin bahwa kelas D tidak melakukan sarannya.
"Pada akhirnya manusia tetaplah manusia, kah?" Ucap Ren yang berpendapat tentang hasil yang didapat. Maksudnya adalah mereka egois.
"Saranmu tidak dilakukan oleh mereka, jadi apa yang akan kau lakukan selanjutnya?" Ucap Chabashira-Sensei tanpa memandang Ren, dia juga sekarang sedang menghisap rokok.
"Apa menurut Sensei seperti itu?" Ucap Ren sambil tersenyum yang membuat Chabashira-Sensei berbalik kearahnya.
"Apa maksudmu?" Tanya Chabashira-Sensei karena tidak mengerti maksud dari Ren.
"Manusia memang egois, tapi tidak semuanya" Balas Ren masih menampilkan senyumannya.
Tidak lama kemudian dari arah pintu muncullah Ayanokouiji dan Horikita. Ren tahu bahwa mereka akan muncul karena dia mendengar suara langkah kaki, tentang siapa mereka, Ren menebak Ayanokouiji dan Horikita karena mereka berdualah yang wajar melakukan ini.
"Inilah maksudnya" Ucap Ren yang dibalas senyuman kecil dari Chabashira-Sensei.
Maaf jika ada Typo atau ada kesalahan dan ketidakjelasan
Terima kasih
Sampai nanti